Hilang

629 45 7
                                    

"Aiiiisshh Prill lo di mana sih ?" Ali melirik kesegala arah, berharap ia mendpatkan petunjuk tentang kebradaan Puteri Es nya itu.

Ia terus saja melangkah dengan di temani tetesan air hjan. Kini ia mengerti dengan Semua sikap Prilly. Ia tidak ingin membuat orang lain nyaman berada di sampingnya, begitupun sebaliknya.

Karena Mau bagaimanapun, pasti akan ada hati yang tersakiti

Sudah hampir 2 jam Ali mencari prilly. Kakinya kini sudah tak tau  arah tujuan, ia sudah tak tau lagi harus mencarinya kemana bahkan sedari tadi ia tidak menemukan petunjuk sedikitpun tentang keberadaan prilly.

Tetesan hujan masih belum reda, bahkan semakin lama hujan malah semakin deras. Ali tak habis pikir, bagaimna Puteri Es nya itu mampu bertahan dengan kondisi Cuaca yang seperti ini?

Please prill lo gak boleh Sakit.

Langkahan kaki Ali kini di percepat ia tak ingin hal buruk apapun terajadi pada Prilly. Lantas kini prilly dimna?

Apa lo di Panti?

***

" sebenarnya lo knp sih prill? " Mila memberikan segelas susu hangat pada prilly setelah prilly mengganti pakaiannya.

Kali ini hal bodoh apa yang dilakukan prilly sampai sampai mila sangat mencemaskannya.

Bahkan tadi kondisi prilly begitu menghawatirkan, datang dengan mata yang bengkak dan badan yng gemetar menahan dinginnya hujan.

"Lo tau gak kontrakan yang deket dri sini?"  Tanpa menjawab pertanyaan Mila, prilly langsung mengalihkan pembicaraan. Bukan apa apa, untuk kali ini ia hanya tak ingin membahasnya.

"Gue tau prill lo blm bisa cerita sama gue, tapi emng lo yakin dengan pilihan ini? Ya klo emng mau lo gtu lo gak perlu ngontrak rumah, tinggal disini aja breng gue" untuk kali ini Mila yakin pasti ada masalah besar yang tengah menimpa prilly, meskipun ia tak tau tentang hal apa namun pasti ini menyangkut dengan Keluarganya, lihat saja bahkan kini Prilly berani untuk kabur dari rumah.

Prilly menaruh Susu yang sempat ia minum ia tahu bahwa Mila saat ini sangat mengkhawatirkan keadaannya, tapi disisi lain ia jga tidak ingin merepotkan mila. Mau bagaimanapun ini adalah urusannya, selama ia mampu ia sendiri yang akan menyelesaikan semuanya.

"Gue cmn butuh waktu buat sendiri mil, lo gak perlu khawatirin gue. Karena mau bagaimanapun keadaan gue, gue gak akan pernah ngelakuin hal bodoh apapun itu"

Mila menghela napas, ia sudah tahu bagaimana sikap prilly. Mau di paksa seperti apapun itu ia sudah pasti yakin bahwa prilly akan tetap dengan pilihannya.

Mungkin ya memang seharusnya begini. Prilly jga tak tahu apa yang sedang ia lakukan, semuanya berjalan begitu saja tanpa ia pikirkan. Kali ini ia  memang benar benar lelah dngan kehdupannya, jika kemarin orang tuanya tidak memberikan harapan mungkin ini semua tidak akan pernah terjadi.

***

"Ali....." bu Rika bergegas menghampiri Ali yang sedikit menggigil. Ia langsung menyuruh Ali Duduk dan kembali kedapur untk memberikan apa yang Ali butukan.

Ali celingak celinguk sambil memeluk tubuhnya yang sedikit bergetar. Seprtinya memang tidak ada tanda tanda keberadaan Prilly disini.

Please Prill jangan bikin gue khawatir.

"Kamu knpa ujan ujanan li?" Bu Rika kembali dengan membawa Handuk dan segelas teh hangat. Sebenarnya apa yang tengah Ali lakukan dengan Cuaca yang cukup tak baik ini?

"Ali lagi cari prilly bu" Ali menyeruput teh yang ada di hadapannya, perlahan kehangatan mengalir ke sekujur tubuhnya. Keadaannya kini sudah semakin baik, dan dia bisa kembali mencari Prilly.

"Prilly gak ada di sini Li, memang dia kenapa?" Terlihat ada kecemasan dalam raut wajah bu Rika.
Prilly,,, gadis itu selalu memberikan keceriaan dalam rumah Panti ini, bahkan se isi panti pun sudah mengagapnya sebagai keluarga, lantas jika ada sesuatu yang terjadi padanya tak salah jga kan jika ia pun harus terlibat?

" gk papa kok bu, ibu juga tau sendirikan klo Prilly paling gak betah deket deket Sama Ali" jawab ali sedikit terkekeh yang membuat bu Rika bernapas Lega.

Ali tidak ingin ibu Rika terlalu memikirkan hal ini, biarlah ini menjadi urusnnya jika  harus melibatkan bu Rika ia khawatir dengan keadaan Panti yang nantinya tak terlalu terurus, karena pengurus Panti hanyalah Bu Rika seorang.

***
Jam sudah menunjukan Pukul 8 malam,Ali kini berada di halaman Rumah Prilly. ia berjalan menghampiri seorang Pria Paruh Baya yang tengah mondar mandir mencemaskan sesuatu

"Maaf Om Ali gak bisa nemuin Prilly" Ali tertunduk dihadapan Ayah Prilly, ia merasa telah gagal dalam hal ini. Ia sudah mencari prilly selama 5 jam namun tetap saja ia tak menemukan prilly.

Ayah Prilly menatap lekat wajah Ali yang tertunduk, memang cukup mengecewakan tpi ya mau bagaimana lagi?

"Iya li gpp ini memang salah Om, kamu jga harusnya tidak terlibat dalam hal ini" Ayah Prilly memegang bahu Ali, ia sungguh merasa bersalah dengan sikapnya yang membuat Ali turun tangan dalam hal ini , terlebih pada anak semata wayangnya.

"Gpp Om Ali ngerti, senebernya kalo boleh jujur Ali cinta sama anak Om"

***

Udah lama ya gak updet😪 readers juga udah pada ngilang.

Mohon minta vote nya ya buat kalian yang baca, soalnya emang lagi butuh dukungan banget🙏

Selamat Berpuasa😄

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Puteri EsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang