Dia sama dengan dia

1.3K 121 19
                                    

"Kenapa lo balik lagi?" Tiba tiba Ali mengagetkannya saat ia berada di depan pintu kelas.

Wajah manis itu, dan tatapan hangat itu selalu mengingatkannya pada sosok zidan. 'Please li, berhenti lo peduliin gue, karena gue gak mau peduli juga sama lo"

"Bukan urusan lo" prilly menyeruduk Ali yang ada di hadapannya. Ia langsung duduk d bangkunya dan menenggelamkan kepala di atas lengannya. 'Gue lemah'

***
" Prill, 3 hari lagi kita bakalan pindah ke Makassar " prilly di rangkul oleh sang bunda. Malam ini mereka tengah berkumpul untuk mengobrol tentang perpindahan Keluarganya ke Makassar.

" iya mah " prilly membalasnya lesu. Benarkan apa yang ia katakan, sudah hampir sebulan ia tinggal d Bandung. Dan dalam waktu beberapa hari lagi ia sudah di transfer ke Makassar bersama dengan keluarganya, tentu dengan ke 2 pembantu dan satu supirnya.

" Apa kali ini kamu memang mau ikut prill? " sang Ayah duduk di samping kanan Prilly. Terkadang memang seperti Lelucon mengingat prilly berpindah pindah sekolah tiap satu bulan sekali, bahkan ia sebagai kepala keluarga pun sering di Tegur oleh Kepala yayasan sekolahan prilly sebelumnya.

"Maksud Ayah?" Prilly menatap Ayahnya, dengan tidak langsung Ayahnya memberinya kesempatan untuk tinggal di Kota Bandung lebih lama.

" Ayah sih udah Capek dapet omelan terus dari Guru guru kamu, ya kalau kamu emang pengen ikut pindah Ayah pasti ngusahain itu"

"Jadi gak papa prilly tinggal sendiri di sini?" Tanyanya Antusias, sungguh kali ini ia merasa bahagia ada di situasi ini.

"Gak sendiri, kamu di temenin sama Bi tuti, tapi kita gak ninggalin supir, cuman ninggalin mobil aja Gimana?"

" Iiihhh Ayah pengertian deh" prilly memeluk Ayahnya erat. Tinggal lebih lama di Bandung, itu adalah cita cita prilly sejak dulu, menetap di suatu daerah dengan waktu yang cukup lama.

" jadi gimana? " tanya Bunda memastikan

" iya mah, prilly mau. Lagian prilly udah capek harus nyesuain sama lingkungan baru tiap bulannya"

Prilly memeluk bundanya. Sejak orang tua nya berpindah pindah rasanya ia belum pernah merasa senang seperti ini. Ia akan Menetap diBandung dengan waktu yang cukup lama, membayangkannya saja ia sudah merasa sangat bahagia.

***
" Pagi semua " Sapa prilly yang baru saja memasuki Kelas. Senyum sumringah muncul dari bibir prilly. Kenapa ini? Apa ada yang aneh?

Semua orang yang ada di kelas melongo melihat pemandangan yang sangat langka ini. Seseorang yang di juluki PUTERI ES sejak kurang dari satu bulan yang lalu tengah menyapa mereka  dengan senyum manis yang ia perlihatkan.

Dimana tatapan juteks Puteri Es itu? Mengapa kini di ganti dengan senyuman, yang tak pernah mereka lihat sebelumnya. Bahkan dimana Sikap dingin sang PUTERI ES yang membuat semua orang penasaran. Mereka curiga, sebenarnya apa yang merasuki PUTERI ES sekolahnya itu?

"Pagi gritte" sapa prilly sebelum iya duduk di bangkunya

"Pagi" balas gritte sedikit tidak percaya. Apa tadi cewek paling dingin tengah menyapanya? Apa ia tengah mimpi? Bahkan ia ingat sekali pertemuanya pertama kali dengan prilly, di sapa tapi Cuek.

"Pagi Li" prilly kemudian duduk di bangkunya, mengeluarkan earphone, memasangnya lalu bersenandung Ria.

Ali menatap Prilly sedari tadi, apa ini mimpi? Apa itu prilly? Kenapa ia jadi bingung begini?

***
"Prill?"

"Iya?" Jika biasanya prilly membalas dengan sikap dingin, kali ini ia membalasnya dengan seantusias mungkin, tak lupa dengan senyum yang kini selalu menghias wajahnya.

"Lo sakit?" Tanya Ali hati hati. Tentu saja membuat prilly tertawa mendengarnya.

" lo apaan sih" prilly mendorong sedikit bahu Ali dan sedikit tertawa seakan akan Ali melontarkan sebuah lelucon.

"Prill, gue serius" Ali menatap lekat prilly, ia ingin tahu sebab apa yang membuat perubahan pada prilly.

" jangan serius serius kali, belum waktunya " prilly tertawa renyah. Entah kenapa hari ini ia ingin bersikap ramah pada semua orang. Rasanya ia ingin meninggalkan gelarnya Sebagai PUTERI ES.

heran? Benar benar heran. Entah berapa kali Ali harus bertanya bahwa ini bukanlah mimpi. Tolong jelaskan padanya sebenarnya apa yang tengah terjadi? Apa prilly hilang ingatan? Sebenarnya ia merasa bahagia melihat perubahan pada  prilly. Tapi kenapa harus tiba tiba begini?

" maksud gue, hal apa yang udah bikin lo bahagia? " mungkin itu lah kalimat yang seharus nya dari tadi Ia katakan, agar prilly cepat menghilangkan rasa penasarannya.

" lo mau tau?" Tanya prilly antusias. Tentu saja Ali mengangguk mengiyakan.

" gue gak jadi pindah sekolah ke makasar " jawab prilly tak sadar menggenggam erat tangan Ali.

Deg deg..... deg deg....

Tolong Tuhan, buatlah waktu melambat, ia tidak ingin hal ini berlalu dengan cepat. Ia ingin merasakan kebahagian ini dengan puasnya karena  prilly. Puteri Es yang kini sudah mencair. Tentang apa yang telah membuat prilly berubah yang jelas membuat Ali bersyukur bahwa ia bisa sedekat ini dengan prilly.

Ancur 😭😭😭 buat yang setuju next bisa comment. Buat yang pengen stop komen stop aja 😭😭😭😭

Puteri EsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang