Halo. Berhubung bentar lagi open PO (dapat kabar dari penerbitnya), jadi aku mulai kasih liat versi cetaknya. Nggak banyak yang berubah memang di awal. Dan aku juga bakal hapus yang versi Wattpad karena satu dan dua hal. So, selamat menikmati😙
---
Hujan masih terus membasahi jalanan Seoul ketika Kang Eunhee menoleh dan menerawang jalanan dari balik kaca toko selagi tangannya membalik papan kecil yang tergantung di depan toko dengan tulisan open menjadi closed.
Begitu selesai, Eunhee menoleh ke belakang. “Kalian mau aku antar pulang?”
Di meja pesanan, ada Yeeun, Solbin, dan juga Dowoon di sana. Serempak ketiganya menggeleng.
“Hari ini Dowoon bawa mobil,” celetuk Solbin cepat lalu diikuti dengan anggukan dari Dowoon.
“Aku akan mengantar mereka nanti. Ibu pasti lelah.”
“Kau memanggilku seakan aku ini wanita paruh baya yang sebentar lagi punya cucu.” Eunhee menggeleng namun tetap tersenyum. Dia kemudian memandangi Yeeun dan Solbin lagi. “Aku tidak keberatan mengantar kalian, kok.”
Namun sekali lagi, Yeeun dan Solbin menolak tawaran Eunhee dengan halus. Ya, jujur saja mereka ingin. Siapa yang mau menolak tumpangan gratis? Tapi hari ini Eunhee benar-benar harus beristirahat, dan sebagai pegawai yang baik Yeeun dan Solbin tidak akan merepotkan atasan mereka yang satu ini.
Pada akhirnya tawaran Eunhee tetap ditolak.
“Lagi pula, tadi siang Kakek Kang menelepon. Dia memintamu untuk pulang ke rumah.”
“Kakek bilang begitu?” tanya Eunhee dengan alis yang sedikit terangkat. Dia melangkah ke meja pesanan selagi mencoba membuka celemek yang melingkar di pinggang. “Kakek bilang apa saja?”
Yeeun diam sejenak, mencoba mengingat apa saja yang dibicarakan oleh kakek Eunhee di telepon lima jam yang lalu. Merasa kalau ucapan dari kakek itu sendiri kurang jelas, Yeeun akhirnya mengangkat pundak. “Kakek hanya bilang ada urusan penting. Begitu.”
Eunhee menunduk sejenak sebelum tangannya bergerak memijat pelipis. Oh, jangan bilang soal yang kemarin lagi? Apa kakek benar-benar berniat untuk melanjutkan rencananya itu?
Please, don’t. Eunhee berdecak pelan, membuat ketiga karyawannya langsung menatap Eunhee heran.
Begitu Eunhee meluruskan punggung, dia menggeleng, merutuk dalam hati sebelum akhirnya kembali melempar senyum. “Kalian pulang saja. Biar aku yang tutup tokonya.”Seakan tahu kalau mereka akan menolak, Eunhee langsung menambahkan, “Ini perintah, oke? Jadi pulanglah dan jangan sampai terlambat besok pagi. Ada pesanan besar.”
Pada akhirnya kali ini Dowoon, Yeeun dan Solbin hanya bisa mengangguk dan berpamitan sebelum pergi lewat pintu belakang, meninggalkan Eunhee sendiri di toko.
Eunhee langsung mendaratkan kening pada meja pesanan begitu ketiga karyawannya pergi. Kalau kakek sampai menelepon ke toko, itu berarti Eunhee benar-benar harus datang ke sana. Tapi demi apa pun, Eunhee tidak mau datang kalau hanya untuk membahas rencana yang entah dari mana datangnya.
Entah kakek habis bermimpi atau mungkin karena efek terlalu sering menonton koleksi telenovela neneknya, tapi Eunhee masih tidak mengerti kenapa kakek kemarin hampir membuat dia kena stroke ringan dengan bertanya, “Bagaimana kalau kakek menjodohkanmu dengan cucu Kakek Shin?”
![](https://img.wattpad.com/cover/112052589-288-k532076.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KISS LATER (✓)
Fanfiction[Buku sudah diterbitkan.] Ada dua hal yang paling Eunhee benci. Pertama, saat dia kehabisan adonan dough and batters. Dan yang kedua adalah Taehyung. Eunhee sendiri tidak mengerti apa yang dipikirkan kakeknya dan juga Kakek Kim. Tapi yang jelas, dia...