Eunhee tidak mengucapkan barang sepatah kata pun setelah turun dari mobil Taehyung.
Oh, tidak. Bahkan setelah Taehyung mengucapkan kata "maaf" itu, Eunhee tidak mengeluarkan suara.
Selama perjalanan menuju ke gereja, hanya suara Stevie Wonder ditemani dengan teman-teman duetnya yang mengisi.
Dan sekarang, di sinilah Taehyung.
Duduk di bangku pertama di depan, memandangi gadis yang tidak berbicara dengannya itu tengah berada di depan altar, mengobrol dengan pengiring pengantin yang lain.
Entah ini harus disyukuri atau tidak, tapi Seokjin menawarinya dan Eunhee untuk menjadi pengiring pengantin ketimbang penyala lilin.
Sisi bagusnya, dia dan Eunhee akan kelihatan sepeti pasangan.
Oke. Ini bodoh. Taehyung langsung menggelengkan kepalanya. Sebenarnya apa yang dia harapkan? Lagipula Eunhee juga kelihatan membencinya.
Oh, tidak. Gadis itu memang benar-benar membencinya. Semuanya seakan terlihat dari tingkah laku dan perlakuannya terhadap Taehyung.
Dia hanya tidak berbicara padaku ya?
Meski begitu, Taehyung tetap pada tempatnya. Dia sama sekali tidak beranjak untuk menghampiri Eunhee. Dia tidak ingin gadis itu makin marah padanya.
"Kau punya selera yang bagus, Tae."
Suara yang menusuk telinga itu langsung membuat Taehyung membalikkan kepalanya, mendapati si calon pengantin pria sekaligus sepupunya, Kim Seokjin.
Laki-laki itu tersenyum, menepuk pundak Taehyung sebelum ikut menempatkan diri tepat di samping Taehyung. "Dia cantik, Tae. Seleramu bagus, sungguh."
Taehyung tersenyum geli dengan sebelah alisnya yang terangkat, "Sebentar. Apa kau mau mencoba menduakan Yoo Ah?"
"Hei, siapa yang bilang begitu?"
"Kau."
Seokjin langsung berdecih, dan tak lama tangannya terangkat dan memberi pukulan kecil pada kepala Taehyung. "Aku bilang seleramu bagus, bodoh. Bahasamu itu memang parah sekali ya?"
Sebenarnya, lelucon seperti ini terdengar biasa. Sejak dulu beginilah lelucon dari sepupunya ini. Tapi entah kenapa, kalimat Seokjin barusan membuat Taehyung tertampar.
Taehyung buruk dalam berbahasa. Saking buruknya sampai membuat seorang gadis polos dan baik menghabiskan akhir masa sekolah menengah atasnya dengan suram.
Sialan.
Mencoba menyingkirkan pemikiran yang membuat pikirannya tak nyaman, Taehyung langsung mengubah topik pembicaraan kembali ke awal.
"Itu selera Kakek. Dia yang mengenalkanku padanya," kata Taehyung dengan ringannya. Kepalanya kali ini kembali beralih pada Eunhee.
Oh, sial. Gadis itu tertawa. Dan Taehyung merasa dia baru saja menjadi orang gila karena dia merasa senang Eunhee tertawa, namun di sisi lain merasa bersalah karena sudah membuat senyuman gadis itu hilang dulu.
Bisakah dia pergi dari sini dan berkunjung ke psikiater? Pikiran dan mentalnya kelihatan bermasalah.
"Oh, begitu rupanya."
Nampaknya Taehyung harus bersyukur karena suara Seokjin berhasil menariknya dari dalam angannya, dan membuat matanya berkedip setelah terlalu fokus memerhatikan Eunhee.
"Tapi kalau pun begitu, Kakek baik. Kalian kelihatan cocok. Yoo Ah saja bilang begitu," sambungnya. Seokjin kemudian mencondongkan tubuhnya ke kanan, mencoba berbisik pada Taehyung tepat di telinganya. "Dia bahkan berencana melempar bunganya ke arah kalian berdua nanti."
![](https://img.wattpad.com/cover/112052589-288-k532076.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KISS LATER (✓)
Fanfiction[Buku sudah diterbitkan.] Ada dua hal yang paling Eunhee benci. Pertama, saat dia kehabisan adonan dough and batters. Dan yang kedua adalah Taehyung. Eunhee sendiri tidak mengerti apa yang dipikirkan kakeknya dan juga Kakek Kim. Tapi yang jelas, dia...