(Updated! Did you wait for this chapter?)
...
Sejak di bangku sekolah dasar, guru olahraga Eunhee selalu bilang kalau Eunhee punya gerak reflek yang cukup bagus. Dan katanya ini hal yang cukup berguna, terutama untuk perempuan.
Untuk mempertahankan diri dan menyelamatkan diri, tentu saja.
Dia ingat bagaimana dulu ibunya pernah bilang kalau seorang perempuan itu harus menjaga dirinya dengan baik.
"Besar nanti, jadilah gadis yang tangguh, Eunhee. Perempuan juga harus kuat, bukan hanya laki-laki."
Dan Eunhee menganggukkan kepalanya saat itu. Di umurnya yang masih berusia 5 tahun, Eunhee sudah berjanji pada dirinya sendiri kalau dia akan melakukan apa yang ibunya katakan.
Dan itulah yang Eunhee lakukan sekarang. Setidaknya, dia berpikir begitu.
Keheningan menyelimuti daerah yang ada di sekitar pintu kamar mandi begitu bunyi tamparan yang cukup keras terdengar yang bercampur dengan teriak Eunhee.
Awalnya Eunhee sudah siap untuk kembali melancarkan serangan. Tapi begitu melihat wajah laki-laki yang ada di depannya, Eunhee justru terdiam.
Mata abu-abunya seketika menatap netra cokelat hazel laki-laki itu. Beberapa detik Eunhee mencoba memerhatikan wajah yang terlihat tak asing baginya.
Dan secara spontan, bibirnya langsung menggumamkan suatu nama.
"Kim Taehyung?"
"Kau Eunhee? Kang Eunhee?" Taehyung spontan membulatkan matanya, ikut menyebutkan nama Eunhee. "Wah, kau masih mengingatku?"
Perlahan Eunhee mengangkat alisnya. Setelah mendapat tamparan, kenapa dia kelihatan jadi bahagia begini?
Tamparanku tidak sakit, ya? Haruskah kuulangi lagi?
Keduanya kini saling menunjuk ke arah satu sama lain, namun tak ada jawaban yang mereka berikan.
Tak butuh waktu lama sudah ada pelayan yang datang ke arah mereka.
"Ada apa ini?"
Taehyung seketika gelagapan. "Begini, Bi. Tadi dia..."
"Tadi aku menepuk nyamuk di lengannya," potong Eunhee. Gadis itu langsung tersenyum lebar tanpa ada rasa bersalah.
Pipiku ini memang mirip lengan, ya? Kau ini benar-benar deh, Eunhee. Taehyung merutuk dalam hati.
"Apa masih ada nyamuk? Haruskah Bibi ambil obat serangga?"
"Tidak perlu, Bi. Hanya satu ekor saja kok," jawab Eunhee dengan cepat.
Pelayan yang tadi—meskipun sedikit kebingungan akhirnya mengangguk, lalu memilih pergi meninggalkan Taehyung dan Eunhee berduaan lagi di depan pintu toilet.
"Eunhee..."
"Stop. Jangan katakan apa pun, dan jangan mendekat," kata Eunhee lagi. Dia langsung membuang wajahnya ke arah lain, memutar badan dan melangkah menjauh.
"Segera datang ke halaman belakang. Kurasa kakekku dan kakekmu ada di situ."
Niat awalnya, Taehyung mau langsung melangkahkan kakinya menyusul Eunhee. Tapi kalimat Eunhee berikutnya membuat Taehung langsung masuk ke dalam kamar mandi dan menutup pintu terburu-buru.
"Oh. Jangan sampai peliharaan di dalam celanamu terbang dan dipanggang jadi barbeque."
Taehyung bahkan hampir lupa dengan panggilan alamnya begitu melihat sosok Eunhee.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISS LATER (✓)
أدب الهواة[Buku sudah diterbitkan.] Ada dua hal yang paling Eunhee benci. Pertama, saat dia kehabisan adonan dough and batters. Dan yang kedua adalah Taehyung. Eunhee sendiri tidak mengerti apa yang dipikirkan kakeknya dan juga Kakek Kim. Tapi yang jelas, dia...