(If you don't mind, please play the media. It won't take much of your quota. This is just the song that Taehyung played in his car on this part.)
...
Taehyung terus mondar-mandir di depan mejanya sejak lima belas menit yang lalu.
Bahkan sampai temannya, Seongwoo, sudah masuk ke dalam ruangannya—terhitung ini yang ketiga kalinya—dan Taehyung masih melakukan hal yang sama."Kurasa ada yang salah denganmu, kawan," celetuk Seongwoo tiba-tiba, membuat Taehyung langsung menolehkan kepalanya ke arah pintu yang baru saja terbuka, di mana Seongwoo bediri.
"Menunggu telepon dari bos?"
"Tidak," Taehyung menggelengkan kepalanya kecil, "Dia sudah menghubungiku tadi malam."
"Menunggu telepon dari temanmu? Apa dari Jungkook?"
Sekali lagi Taehyung menggelengkan kepalanya. "Bukan. Bukan Jungkook. Sejam yang lalu dia baru landing. Dia sudah sampai dan katanya besok baru pindah ke rumah lamanya*."
(*do read book: Beside Mr. Jeon. Or check Arata's reading list: Hug-And-Kiss-Beside Series.)
Jawaban Taehyung justru membuat Seongwoo mengerutkan keningnya. "Lalu?"
"Kenapa dia belum menelpon?"
"Siapa?"
"Dia. Oh, astaga!"
Seongwoo jadi semakin tidak mengerti. Satu hal yang dia sadari di sini adalah ada sesuatu yang salah dengan Taehyung.
Biasanya laki-laki ini diam di kursinya, merancang progam atau sibuk mencoret kertas-kertas di atas mejanya. Tapi sekarang... sebenarnya apa yang sedang Taehyung lakukan?
Seongwoo berpikir sejenak, mencoba mencari beberapa kemungkinan hingga dia menyeletukkan satu nama.
"Apa ini berhubungan dengan Ahra?" tanya Seongwoo ragu.
Nama yang Seongwoo sebutkan membuat Taehyung langsung menolehkan kepalanya. "Kenapa tiba-tiba dia?" tanya Taehyung.
Yang bisa Seongwoo lakukan hanya mengangkat pundaknya. Hanya itu yang bisa dia pikirkan.
Kalau soal pekerjaan, yang bisa Seongwoo pikirkan hana bos. Bosnya Taehyung itu benar-benar bawel, cerewet, banyak mau, dan keras. Tapi sejauh yang Seongwoo tahu Taehyung dan bosnya tidak pernah bermasalah.
Dan soal Ahra...
Oke, yang itu bukan hanya Seongwoo yang tahu. Hampir seisi perusahaan tahu kalau si pengacara muda yang naik daun itu beberapa kali tertangkap kamera tengah bersama Taehyung.
Bahkan ada gosip yang kurang mengenakkan yang terdengar sampai Taehyung dipanggil atasannya karena itu.
"Ini bukan soal dia, bung. Tenang saja," kata Taehyung. Seongwoo hanya bisa mengangguk kecil. Tapi jujur saja, dia masih bingung.
Taehyung menyandarkan pinggulnya ke pinggiran meja lalu melipat tangan. Dengan sengaja dia melipat lengan kemeja hitam yang dia kenakan lalu menghela napas.
"Kalau kau bertemu dengan seseorang di masa lalumu dan tenyata dia membencimu, bagaimana?"
"Benci?"
Kepala Taehyung mengangguk.
Ini bukan hanya sekadar penilaiannya semata saja. Yah, mekipun harus dia akui kalau pemikiran ini adalah hasil hipositesisnya secara sepihak, tapi dia yakin ini benar.
Kang Eunhee membencinya.
Dilihat dari mana pun, itu terlihat jelas.
Bagaimana Eunhee mengawali pertemuan mereka dengan sebuah tamparan, mengatakan kalau pipinya ini mirip lengan, menatap Taehyung kalau mereka seharusnya tidak berada di meja makan yang sama dan menghabiskan lunch di taman bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISS LATER (✓)
Fanfiction[Buku sudah diterbitkan.] Ada dua hal yang paling Eunhee benci. Pertama, saat dia kehabisan adonan dough and batters. Dan yang kedua adalah Taehyung. Eunhee sendiri tidak mengerti apa yang dipikirkan kakeknya dan juga Kakek Kim. Tapi yang jelas, dia...