Yang Eunhee lihat pagi ini mungkin bukan Taehyung.
Oke, itu sebenarnya bodoh. Laki-laki yang datang menjemputnya, mengantarnya ke gereja adalah Taehyung. Benar-benar Taehyung. Yang tidak Eunhee percayai adalah perlakuan Taehyung pagi ini. Laki-laki itu... well, how she put that? Seems like a gentleman?
Terlebih dengan dasi kupu-kupu dengan jas hitam yang dia kenakan benar-benar menyempurnakan visualnya. Memang dunia ini kadang tidak adil.
Entah ini karena keinginan Taehyung untuk meminta maaf darinya—mengingat Eunhee memang belum memaafkannya—jadi laki-laki itu berlaku seperti ini, Eunhee juga tidak mengerti. Tapi untuk beberapa saat Eunhee merasa Taehyung seperti sosok laki-laki dalam novel roman yang keluar ke dunia nyata.
Oh, pikirannya mulai bermasalah.
Dan—oh ya, ada hal yang membuat Eunhee nyaris tersedak di saat seluruh partisipan tengah berkumpul untuk dirias. Saat Taehyung dirias, banyak yang memerhatikannya. Dan mayoritas wanita, tentu saja. Ini bukan hal yang lumrah bagi Eunhee.
Bagian yang tidak lumrahnya memang bukan itu, tapi ketika Taehyung yang usai dirias langsung menarik tangan Eunhee, mendudukannya di kursi tempat Taehyung dirias dan dengan santainya berkata pada si penata rias, "Bisakah kau buat make up untuknya terlihat natural? Aku rasa dia lebih cocok untuk itu."
Rasanya Eunhee tidak ingin mengingat kejadian itu, tapi otaknya seakan otomatis memutar rangkaian cerita itu. Penata riasnya tersenyum aneh, para partisipan mulai berbisik dan bersorak pelan.
Dan yang paling tidak bisa Eunhee lupakan adalah bagian di mana seseorang bertanya soal dirinya dan Taehyung, lalu Seokjin yang entah kenapa bisa ada di situ dengan entengnya menjawab, "Oh, mereka pasangan yang akan segera menikah setelahku. Kalau ada apa-apa kalian siap untuk membantu, 'kan?"
Kemudian, teriakan lain menyusul.
Bahkan mengingatnya saja membuat pipi Eunhee memanas. Konyol. Ini konyol. Dari tempatnya berdiri—di depan pintu gereja—Eunhee mengepalkan tangannya, menggelengkan kepala lalu mendesis kecil.
"Apa ada sesuatu?"Kepala Eunhee otomatis sedikit menengadah ke atas, menangkap wajah Taehyung yang tengah memandanginya.
Ini tidak baik.Kenapa Taehyung dengan rambut yang ditata ke belakang seperti bangsawan Inggris bisa kelihatan sekeren ini? Eunhee membatin. Di detik berikutnya, gadis itu dengan cepat kembali menggelengkan kepalanya.
Suara instrumen mulai terdengar, menandakan acara sudah dimulai. Eunhee berusaha untuk tetap tegak, berada dalam mode siap. Hanya saja kehadiran laki-laki yang ada di sampingnya ini memberikan hawa berbeda.
"Bisakah kau sedikit menjauh?" bisik Eunhee pelan, tapi cukup untuk didengar Taehyung.
Taehyung segera menolehkan kepalanya. Alisnya terangkat tinggi. "Apa?"
"Jangan terlalu dekat," bisik Eunhee lagi.
"Eunhee, jangan konyol. Maksudmu apa?" tanya Taehyung heran. "Kita ini pendamping, bukan? Memang sudah begini seharusnya."
"Aku tidak ingin..."
"Oke, aku mengerti," potong Taehyung. Eunhee masih diam. Apa yang laki-laki ini mengerti?
"Tapi tidak bisa, oke? Kita harus bergandengan," lanjut Taehyung lagi. "Aku tahu kau masih marah, tapi tak bisakah kau simpan itu dulu? Kita sedang membantu Seokjin Hyung. Ini untuk mereka."
Dengan cepat namun tetap lembut, Taehyung menarik tangan Eunhee, meletakkan tangannya itu agar bergandengan dengan lengan Taehyung.
Di detik berikutnya Taehyung sudah menegakkan posisi tubuhnya, pandangannya tertuju ke depan. Beberapa pengiring pengantin sudah memasuki ruang pemberkatan, sementara Eunhee dan Taehyung menunggu giliran.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISS LATER (✓)
Fanfiction[Buku sudah diterbitkan.] Ada dua hal yang paling Eunhee benci. Pertama, saat dia kehabisan adonan dough and batters. Dan yang kedua adalah Taehyung. Eunhee sendiri tidak mengerti apa yang dipikirkan kakeknya dan juga Kakek Kim. Tapi yang jelas, dia...