21

18.8K 2.3K 512
                                    

Hidup bukanlah tentang bagaimana menemukan diri kita. Tetapi bagaimana cara membentuk diri kita yang sebenarnya.

Delete

***

Bersambung...
Holaa kambekk..
Btw-btw aku mau jelasin sesuatu nih.. Agak lucu sebenernya.. Hehehe.. Ketawa dulu dah..
Ada lah pembaca, sebut saja Kendi. Dia itu bukan polowerku tapi kayaknya baca ceritaku. Entah baca atau mencari-cari kesalahan. Nggak paham sih. Hehehe..

Tapi aku dapat teguran dari dia. Katanya begini, kan keluarga Al Kahfi itu agamis banget. Tapi kenapa di cerita dibiarin Nada sama Shaka deket2an. Sampai Nada naik ke atas tubuh Shaka. Kan sepupu bukan mahramnya?

Oke.. Aku jelasin. Benar. Sepupu bukan Mahram. Dalam Islam dan buku yang kubaca, mahram seseorang hanya sampai batasan paman dan bibik. Lewat dari itu seperti anak dari paman atau bibik bukan mahram bagi kita.

Sudah ya clear masalah itu. Dan masalah Nada kenapa sampai seliar gitu naik ke atas tubuh Shaka.

Sekarang kita putar sudut pandang dari segi yang lain. Benar, keluarga Al Kahfi itu agamis. Tetapi yang mau kutonjolkan di sini sisi keluarga mereka. Yang saling melengkapi satu sama lain. Aku bahkan kadang iri sama sisi keluarga yg kutulis dari cerita Al kahfi sampai series yang ini. Rasanya benar-benar apa yang diingikan oleh orang banyak. Dimana saat membutuhkan, keluarga akan saling membantu. Dimana terjadi kesalahan, keluarga yang paling depan mengingatkan. Itulah mengapa kutulis begini. Lagi juga di keluarga jaim-jaiman, ya Tuhan nggak kebayang rasanya gimana.

Apalagi Nada, Shaka, dan semua karakter yg ada diceritaku ini semua manusia biasa. Di real aja mereka masih sering melakukan kesalahan. Maka kutulis seperti apa aslinya karakter mereka.

Terus masalah aku, penulisnya. Whakakaka.. Aku pun masih harus banyak belajar. Tetapi jangan krn kalian sudah lebih tahu, jadi membuatku ngedown sendiri. Hahahay..
Paham kan maksudnya? Kayak kisah perempuan yang sedang berhijrah aja. Mau ngaji malah disindir-sindir.. Bukannya di rangkul supaya hijrahnya sempurna. Innalillahi.. Manusia jaman sekarang.

Semoga kalian mengerti posisiku.

Buat apa menulis cerita dengan karakter sesempurna dewa-dewa yunani. Jika di real aja manusia masih banyak kekurangan.

Buat apa memakai nama karakter kebarat-baratan. Jika nama yang sederhana saja sudah mengandung arti yang indah.

Agam Baihaqi..
Agam = kuat
Baihaqi = ahli menafsirkan.
Jadi Agam baihaqi kurang lebih artinya laki-laki kuat yang ahli Menafsirkan.

Menafsirkan apa? Kalau dijaman rasulullah, menafsirkan hadits-hadits. Kalau dimasa modern seperti setting cerita ini, aku buat dia ahli menafsirkan kasus-kasus.

Gimana? Masih mau yang Wah? Sementara yg sederhana saja sudah begitu sempurna.

Gimana? Masih mau yang Wah? Sementara yg sederhana saja sudah begitu sempurna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mr. Baihaqi (Tersedia Di Bookstore)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang