Hari Minggu merupakan hari yang paling di tunggu-tunggu oleh sebagian orang, karena selain hari dimana terbebas dari kerjaan kantor hari minggu juga merupakan hari yang pas untuk orang-orang sibuk melakukan olahraga di pagi hari. Seperti yang tengah dilakukan oleh kakek, mantu, dan cucu ini. Mereka tengah melakukan pemanasan bersama di halaman depan rumah setelah selesai joging keliling komplek.
Vino yang merasa telah cukup melakukan pemanasan kini berjalan menghampiri mobil 'nya yang telah ia parkiran dan ia akan mencuci mobil 'nya sendiri.
"Mau kemana kamu, Vino? Tumben banget nyuci mobil." Tanya sang opa yang melihat cucu 'nya itu mulai mencuci mobil.
"Gak bakal kemana-mana kok, opa. Cuma lagi pengen nyuci mobil sendiri aja." Ia mulai mencuci mobil bagian bawahnya.
"Oh ... Kalau gitu mobil opa ya sekalian cuciin." Seru Keynal sambil manaik turunkan alisnya
"Aduh, Vino lupa, opa. Abis nyuci mobil Vino mau nemenin Shani." Tentu itu hanya bohong belaka. Jelas-jelas hari ini dia free melakukan apa pun termasuk menemani Shani kemana pun.
"Halah, bilang aja kalau kamu gak mau cuciin mobil, opa." Cibir Keynal.
"Opa peka deh." Jawab Vino dengan cengiran tanpa dosa 'nya.
Sedangkan Boby yang sedari tadi memperhatikan interaksi antara kakek dan cucu itu hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum tipis.
Semua kembali pada kesibukan 'nya masing-masing. Keynal yang masih melakukan pemanasan, Vino yang semakin serius mencuci mobil 'nya. Sedang 'kan Boby, ia layaknya mandor yang tengah mengerahkan anak buahnya agar dapat mencuci mobil dengan baik. Ya, sedari tadi Boby hanya memperhatikan sesekali memberi arahan pada Vino sang anak bagian mana saja yang harus Vino perhatikan dalam mencuci mobil. Sampai sebuah suara seseorang mengalihkan perhatian mereka.
"Permisi, apa benar ini rumah ibu Shania?"
Ketiga pria yang tadinya sibuk dengan kegiatannya masing-masing kini mengalihkan perhatiannya pada seorang wanita yang tengah berdiri di teras depan rumah mewah ini membuat ketiga pria yang menatapnya membeku seketika.
"Ya benar, ini rumah ibu Shania. Ada perlu apa?" Keynal buru-buru menghampiri perempuan cantik yang memakai pakaian casual kaos merah motif bunga-bunga di padu dengan jeans hitam.
Tidak kalah dengan Keynal sang kepala keluarga besar. Vino dan Boby menghampiri perempuan tersebut, sampai Vino melupakan kalau dirinya belum mematikan keran air yang masih menyala.
"Perkenalkan, pak. Saya Naomi, saya yang mau melamar jadi asisten rumah tangga disini." Naomi mengulurkan 'kan tangan kanannya untuk memperkenalkan diri.
"Asisten rumah tangga!" Teriak mereka bertiga bersamaan.
Naomi mengkerutkan kening menatap ketiga pria yang kini telah berada dihadapannya. "I-iya, pak. Saya mau melamar jadi asisten rumah tangga disini."
"Perkenalkan, saya Keynal kepala keluarga besar ini. Yang di tengah ini Boby, dia menantu saya. Dan yang paling ujung dia Vino, anaknya Boby." Keynal membalas uluran tangan Naomi dengan senyum yang merkah.
"Gak mau keliatan tua itu, makanya gak mau bilang aku cucunya."
Tak ada yang menggubris cibiran Vino. Semuanya fokus menatap pada makhluk Tuhan yang paling seksi ini.
"Perkena–"
Saat Boby akan mengulurkan tangannya kepada Naomi dengan cepat Keynal menepis tangan Boby.
"Mau ngapain kamu?" Tanya Keynal sinis.
"Mau memperkenalkan diri lah, pi." Boby menatap Keynal dengan heran.