BF 17

1.3K 186 44
                                    

"Gracia! Vino!"

Gracia dan Vino dengan reflek melepas ciuman mereka ketika suara berat dengan nada tinggi memanggil nama mereka. Gracia dan Vino kaget bukan main ketika mendapati siapa yang memanggil mereka lebih tepatnya memergoki mereka, dengan reflek pula mereka langsung berdiri menundukkan kepala merasa bersalah.

Rahang Keynal mengatup menahan emosi melihat adegan yang tidak seharusnya ia lihat, dengan lengan yang mengepal kuat Keynal berjalan cepat menghampiri cucu dan putri bungsunya. Dengan tanpa basa-basi Keynal menarik kerah kemeja Vino dengan kasar dan mendaratkan tamparan keras dipipi Vino.

Plak

"Kamu gila? Hah! Apa yang sudah kamu lakukan pada Tante mu sendiri?" Bentak Keynal sudah tidak bisa menahan emosi

Nyali vino terlalu menciut untuk sekedar menjawab pertanyaan sang Opa. Bahkan Vino bingung harus menjawab seperti apa? Karena Vino pun tidak tahu alasannya kenapa kejadian tadi bisa terjadi, ia benar-benar tidak sadar. Gracia mulai menitikan air mata melihat aura Keynal, ia benar-benar merasa bodoh kenapa tidak bisa menolak perlakuan Vino yang menciumnya secara tiba-tiba.

"Pi, ini semua–"

"Diam kamu, Gracia! Papi tidak bertanya padamu."

"Tapi Pi–"

"Jawab saya Vino Artha Chaesar! Apa yang sudah kamu lakukan terhadap Putri saya." Keynal memotong ucapan Gracia dan kembali bertanya pada Vino dengan nada yang lebih tinggi.

Masih tak ada jawaban yang mampu Vino keluarkan sampai akhirnya membuat Keynal geram, dengan emosi yang meluap-luap Keynal mulai melayangkan pukulan di wajah Vino hingga membuat Vino sedikit terhuyung ke belakang. Keynal kembali mencengkeram kerah kemeja Vino yang tadi terlepas akibat Vino yang terhuyung. Keynal kembali menghujani Vino dengan pukulan-pukulan​ kekesalannya, Gracia yang melihat Vino tak berdaya berusaha menghentikan Keynal dengan meneriakkan nama seluruh penghuni rumah ini berharap ada salah satunya yang datang untuk memisahkan kakek dan cucu ini.

Boby yang berada di dapur sangat dekat dengan taman belakang mendengar keributan yang terjadi di sana dengan penasaran Boby melangkahkan kaki menuju taman belakang dan terkejut begitu melihat Keynal tengah memukuli anak sulungnya itu.

"Papi, Vino." Boby mendekat memisahkan Keynal dan Vino. "Papi gila? Kenapa mukulin cucu papi sendiri?"


"Kamu bilang saya gila? Coba kamu tanya anak sulung mu itu! Apa dia tidak lebih gila dari saya?"


Boby menegang mendengar penuturan bahas Keynal. Seisi rumah tahu bahwa jika Keynal sedang marah menggunakan bahasa formal itu pertanda bahwa Keynal marah besar. Dan saat ini Keynal benar-benar marah besar. "Maksud Papi apa?"


"Kamu tau kelakuan bejad anak mu yang berani mencium bibir Gracia, tantenya sendiri. Kamu tahu, Boby?"


"Kak Vino." Suara lirih dari Shani dan Okta yang secara bersamaan mampu mengalihkan perhatian Keynal, Boby, Vino, dan Gracia.


Semua penghuni rumah kini telah berada di area taman belakang menyaksikan dan mendengar semua apa yang Keynal katakan tadi. Vino terlihat panik ketika mendapati Shani tengah berdiri diujung sana tengah menggendong putri kesayangannya dengan mata berkaca-kaca.


"Shani." Tubuh Vino ditahan oleh Boby saat ia akan bergerak mendekat pada Shani.


"Diam di tempat, Vino!"


"Tapi Pa–"


"Shan. Shani... Aku bisa jelasin semuanya, Shan." Vino mencoba berontak dari tahanan Boby ketika melihat Shani berjalan menjauhi taman dengan bahu bergetar. Shani tak dapat lagi membendung tangisnya.


Big FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang