Setelah menutup pintu Vino kembali bergabung bersama Keynal dan Boby yang masih anteng menjaga dan memandangi baby Yupi yang tengah terlelap.
"Siapa yang datang,Vin?" Tanya Keynal saat Vino telah duduk di sofa seberang.
"Bukan siapa-siapa kok, Opa. Cuma orang salah alamat." Keynal membulatkan mulutnya mendengar jawaban Vino. Sedangkan Vino, ia tersenyum lebar setelah berhasil membohongi Opa dan Papanya itu.
Ketiga pria ini terlibat dalam keadaan hening karena sibuk dengan pikiran masing-masing. Namun, pandangan mereka masih fokus pada bayi mungil di depannya. Tiba-tiba Naomi dari arah dapur melangkah mendekati ketiga pria itu.
"Permisi, Pak. Sarapannya sudah siap. Bu Veranda sama Bu Shania udah nunggu di meja makan."
Ketiga pria itu berdiri dengan semangat. "Yuk kita makan!"
Naomi hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah laku ketiga pria itu, ia berbalik menuju dapur yang diikuti oleh ketiga pria itu dengan tatapan memuja pada Naomi. Dilihat dari belakang aja Naomi aduhainya minta ampun. Pikir ketiga pria itu.
Kini meja makan sudah lengkap diisi oleh keluarga besar Keynal hanya Shani saja yang belum bergabung, Shani masih sibuk di kamarnya. Entah, apa yang sedang Shani lakukan. Sampai akhirnya Shani tiba dan bergabung dengan yang lainnya di meja makan.
"Kak." Tanya Shani sambil menarik kursi di samping Vino.
"Apa?"
"Yupi di mana, Kak?" Shani kembali bertanya setelah mendaratkan pantatnya di kursi samping Vino.
Vino menghentikan aktivitas makannya ia sempat berpikir memangnya Yupi di mana?. Keynal dan Boby yang mendengar ucapan Shani ikut berpikir. Sepertinya mereka tahu di mana Yupi. Namun, tiba-tiba…
"ASTAGA!"
Teriakan tertahan dari Keynal, Boby, dan Vino mengagetkan semua orang yang berada di meja makan. Dengan tatapan tajam Shani memandang Vino yang telah berdiri di sampingnya.
"Jangan bilang kalau Yupi, kakak tinggal di sofa ruang keluarga sendirian?" Tanpa menjawab pertanyaan Shani, Vino langsung berlari menuju ruang keluarga diikuti oleh Keynal dan Boby dengan wajah paniknya.
"Kak Viinooo!"
***
Vino kaget saat ia kembali ke ruang keluarga dan mendapati Yupi yang tengah menangis. Beruntung Vino datang lebih cepat kalau tidak, entah apa yang akan terjadi dengan Yupi. pasalanya Yupi menangis gara-gara wajah mungilnya sudah tertutup oleh kupluk bayi yang dipakainya(?). Vino segera menyingkirkan kupluk dari wajah Yupi dan menggendong anaknya itu untuk menenangkan tangisannya.
"Cup … cup … Anak Papa jangan nangis ya, maafin papa sayang."
"Yupi kenapa, Vin?" Tanya Boby dengan panik melihat Yupi menangis dalam gendongan Vino.
"Gak papa, Pa."
Vino masih menenangkan Yupi yang terus menangis. Sampai semua penghuni rumah telah berada di ruang keluarga, Yupi masih belum berhenti menangis.
"Kak, Yupi kenapa?" Tanya Shani khawatir.
"Yupi gak papa, Shan."
"Kak, aku tanya. Yupi kenapa?" Suara Shani sedikit lebih tinggi dari sebelumnya.
"Dia nangis gara-gara mukanya ke tutup sama kupluk yang dipakenya. Lagian itu kupluk kayaknya kegedean buat Yupi." Jawab Vino tanpa menoleh pada Shani. Ia masih menimang-nimang Yupi agar berhenti menangis.
"Kakak nyalahin aku yang pakein Yupi kupluk itu?"
"Aku gak Nyalahin—" Ucapan Vino terpotong saat melihat Shani merebut Yupi dari gendongannya.