Sehun merasa jenuh menjelang ujian kenaikan kelas. Kegiatan yang dilakukannya diluar sekolah juga hanya belajar dan belajar. Oleh karena itu ia meraih jaket navy blue miliknya yang menggantung di balik pintu.
Dengan bermodalkan jaket, lelaki Oh tersebut melangkahkan kakinya keluar rumah dan menelusuri jalan dekat perumahan. Beberapa minimarket terlihat sepi dan bahkan ada yang sudah tutup. Maklum karena ini sudah hampir tengah malam.
"Sehun," Bisik sebuah suara.
Merasa terpanggil, pemuda Oh itu menghentikan langkahnya. Semilir angin malam tiba-tiba menerpa tubuhnya, membuat bulu kuduknya berdiri. Iapun menelan ludahnya. Dengan takut, Sehun membalikan badannya bermaksud untuk memastikan jika yang memanggilnya bukanlah hantu seperti yang dipikirkan.
Sehun tercekat. Digelapnya malam ia dapat melihat sosok gadis berambut panjang dengan pakaian putih menjuntai. Ia tak dapat melihat wajah gadis itu karena tertutupi oleh rambut. Pemuda Oh itu langsung memejamkan matanya. Bibirnya terus bergerak, merapalkan do'a agar Tuhan selalu melindunginya dari makhluk-makhluk tak kasatmata.
Aku tak ingin mati sekarang. Aku masih ingin hidup, Tuhan. Selamatkanlah aku.
"Hei," sebuah tepukan mendarat pada pundak Sehun membuat tubuhnya menegang seketika.
Astaga, hantu ini memegangku. Bagaimana ini?
"HEI!"
"HEI, OH SEHUN SADARLAH! SADARLAH!"
BUGH
Sebuah tinjuan di pipi membuat Sehun tersungkur. Ia meringis sakit ketika merasakan tinjuan sekeras itu. Oh god, hantu itu meninjunya. Tapi- Hei, apa ada hantu yang bisa meninju? Tidak mungkin!
Lelaki itupun membuka matanya dan terkejut saat menemukan Yeri yang berdiri di hadapannya seraya tersenyum manis ke arahnya. "Kau?
"Hai, Sehun. Sapa Yeri dengan wajah tak berdosanya. Ia juga melambaikan tangannya seolah-olah tak terjadi apa-apa.
"Apa yang kau lakukan malam-malam? tanya gadis itu seraya membantu Sehun berdiri. Lelaki itu menatap Yeri dengan tatapan tak percaya. Seharusnya Sehun yang bertanya seperti itu. Bagaimana bisa seorang perempuan keluar dari rumahnya di tengah malam seperti ini?
"Hei, seharusnya aku yang bertanya padamu. Mengapa perempuan sepertimu bisa keluar saat malam?" Bukannya menjawab, Yeri justru mengangkat kedua bahunya dan berjalan. Sehun menghela nafasnya lalu mengikuti gadis Kim tersebut.
"Aku hanya lelah berada di rumah. ujar gadis Kim itu ketika Sehun berhasil menyusul.
Sehun mengangguk. Alasan gadis itu sama seperti alasan yang membuat dirinya bisa berdiri di sini. Sesaat kemudian ia teringat akan sesuatu. Awal dipertemukannya dengan gadis ini adalah karena ia tak sengaja menyerempet sepedanya. Sungguh pengalaman tak terlupakan.
"Yeri-ssi, pihak bengkel sudah menghubungiku tadi siang dan dia mengatakan jika sepedamu sudah selesai diperbaiki."
"Ah, baiklah aku akan mengambilnya besok."
"Ayo kita ambil bersama." Tawar Sehun. Yeri menengok ke lelaki itu, mencoba mencari kebenaran yang mungkin saja tawaran tadi adalah candaan semata. Namun nihil. Laki-laki itu serius akan ucapannya. Segeralah Yeri menganggukan kepalanya agar Sehun tak berubah pikiran untuk menarik tawarannya.
Beberapa detik mereka terdiam hingga suara perut Yeri memecah keheningan. Sehun mendengus dan terkekeh mendengarnya. Sedangkan Yeri menundukan wajahnya, merasa malu. Ia merutuki perutnya yang berbunyi disaat yang tak tepat seperti ini.
"Ayo kita beli ramen." Sehun mengaitkan jemarinya pada jemari Yeri dan membawa gadis itu masuk ke minimarket terdekat.
-NEVER GIVE UP TO GET YOUR LOVE-
KAMU SEDANG MEMBACA
[ChanJoy] NEVER GIVE UP TO GET YOUR LOVE✅
FanfictionIni adalah kisah tentang perjuangan Park Sooyoung untuk mendapatkan cinta seorang Park Chanyeol yang kehilangan separuh memorinya di masa lalu. Tidak hanya mereka, ada pun Sehun yang telah lama memendam rasa kepada Sooyoung dan Rose, perempuan yang...