-25-

227 16 0
                                    

Bantingan pintu yang ditutup cukup keras membuat nenek yang sedang membersihkan kamar tersentak. Tubuh ringkihnya yang masih berbalutkan apron merah --bekas memasak yang belum dilepas dari tubuhnya-- berlari kecil menuju ruang tamu. Wanita tua itu langsung menemukan cucunya yang tengah terduduk, menyenderkan tubuhnya pada daun pintu sembari menenggelamkan wajahnya diantara lipatan tangan dan kaki. Pundak dari perempuan yang lebih muda pun terlihat bergetar.

"Sooyoung-ah, ada apa?" Tanya nenek dengan penuh kekhawatiran. Perlahan beliau mendekatkan dirinya pada si cucu, meraih surai kelamnya dan mengusapnya lembut.

Tanpa aba-aba, Sooyoung langsung memeluk tubuh neneknya dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher sang nenek. Tangisan yang semula kecil mulai membesar. Bahkan air mata mulai membanjiri wajahnya hingga cairan itu turun membasahi baju sang nenek.

"Kau kenapa?" Tanya nenek lagi. Namun untuk kali ini Sooyoung hanya menggeleng kuat. Pikir gadis itu, mungkin saja neneknya tidak mendengar keributan yang dibuatnya dengan Chanyeol tadi.

"Tidak. Hanya saja aku tiba-tiba merindukan ayah dan ibu, nek." Bohong Sooyoung yang tak ingin membuat neneknya khawatir.

Namun raut muka yang ditampilkan nenek tampak tak terbaca karena wanita itu tahu Sooyoung sedang berbohong. Padahal dengan jelas, tadi saat dirinya sedang menyapu lantai kamar, beliau mendengar suara keributan Sooyoung dan Chanyeol dari luar pintu utama namun beliau tak acuhkan.

-NEVER GIVE UP TO GET TOUR LOVE-

"Nek, aku berangkat!" Teriak Sooyoung setelah mengikat kedua tali sepatunya dengan benar.

Gadis itu melangkahkan kaki jenjangnya keluar rumah serta tidak lupa menutup kembali pagar. Sedetik saat tubuhnya berbalik, netranya menangkap sosok Chanyeol yang juga sedang menatapnya. 

Lelaki Park --yang sudah berdiam diri di depan rumahnya selama sepuluh menit-- itu menatapnya sendu. Sayangnya hanya tatapan tak kepedulian dan dengusan yang dia dapatkan.

Gadis yang ditunggu melenggang pergi menuju halte bus. Ia sempat ingin memanggil nama Sooyoung sebelum teringat perkataannya kemarin. Alhasil setelah Sooyoung berjalan sepuluh meter, barulah Chanyeol mengikuti.

Sooyoung terlihat menghindari Chanyeol. Bahkan di halte dan di bus pun gadis itu berpura menyibukkan diri dengan menyumpalkan sepasang earphone ke telinga, berpura mendengarkan musik. Tidak ada yang mengetahui bahwa ujung kabel earphone tersebut tak menancap pada ponselnya, melainkan hanya dimasukan ke saku blazer agar tampak terlihat sedang mendengarkan musik.

Begitu bus tiba di halte dekat sekolah, kedua insan yang saling berdiam diri itu keluar. Tidak lupa Sooyoung mengembangkan sedikit senyumnya dan berterima kasih kepada supir bus. Setidaknya ia harus mengangkat moodnya yang telah rusak di pagi itu, pikirnya. Sayangnya, begitu kakinya memasuki gerbang sekolah, berbagai bisikan mengenai hubungan Chanyeol dan Rose melayang memasuki indera pendengarannya.

Langkahnya terhenti saat melihat Rose dikejauhan yang tengah tersenyum sembari membagikan selembaran kertas berwarna peach --yang sangat Sooyoung yakini adalah undangan pertunangan mereka.

"Tolong datang, ya." ujar Rose setiap kali memberika undangan tersebut kepada siswa-siswi yang melewatinya. Gadis itu tersenyum hingga arah matanya pun tiba pada Sooyoung.

Gadis berambut sebahu yang ditatap tersentak. Dengan cepat ia membalikan tubuhnya, ingin berputar menuju arah lain. Tapi bagai terkepung, di hadapannya kini sudah berdiri Chanyeol yang sedang menatapnya di jarak setengah meter.

"Yeol-ah!" teriak Rose ceria. Tanpa sadar tangan Sooyoung mengepal ketika mendengar langkah perempuan itu yang mendekat ke arahnya.

"Hai." Ujar Rose serambi melingkarkan lengannya di lengan Chanyeol. Gadis itu menyenderkan kepalanya di pundak si pria sebelum menyeretnya memasuki gedung sekolah.

Bagaikan slow motion, ketika Chanyeol melewati Sooyoung, pria bermarga Park itu dapat melihat raut wajah si gadis yang terlihat menahan amarah dan rasa sakit. Ia ingin sekali melepaskan tubuhnya dari Rose dan berlari menghampiri Sooyoung sembari menjelaskan hal yang sesungguhnya. Namun apa boleh buat? Chanyeol tidak bisa. Bahkan tak menghiraukan keberadaan gadis itu adalah permintaan Sooyoung sendiri.

Tanpa mereka sadari, ada dua manusia lainnya yang berdiri di tempat berbeda sedang mengamati semua kejadian itu. Mereka adalah Sehun yang mengamati Sooyoung dari bawah pohon dan Seulgi yang memperhatikan Sehun dari jendela kelas.

-NEVER GIVE UP TO GET TOUR LOVE-

"Lepas!" titah Chanyeol dengan dingin begitu kaki mereka menapaki sebuah koridor sepi. Rose yang semula masih menyandarkan kepalanya serambi tersenyum secara perlahan melepas lingkaran lengannya. Gadis bersurai coklat terang itu menatap sebal pria di sampingnya yang sedang menepuk-tepukan lengannya, seolah menghilangkan bekas Rose dari tubuhnya.

Lalu pria jangkung itu menyelipkan kedua tangannya ke saku celana dan berjalan terlebih dahulu. Saat hendak menghilang di balik tikungan, suara Rose yang menggemakan koridor membuat langkahnya terhenti.

"Gadis tiga tahun yang lalu. Saat kecelakaan di Seoul."

Sekilas bayangan seorang gadis yang terbakar di dalam mobil melesat dalam ingatan Chanyeol. Pria itu membalikan tubuhnya dengan tatapan amarah yang ia layangkan.

"Kau mengenalnya."

Bukan pertanyaan namun penyataan. Chanyeol sangat yakin bahwa Rose mengenal atau mengetahui gadis yang selama ini sudah menghantui benaknya. Seakan terbang dalam serpihan memori masa lalu yang enggan untuk dilupakan.

"Selamatkan aku, Chanyeol. Ini sangat menyakitkan. Panas."

Walau Rose mengucapkannya dengan datar, namun hal itu sangat berdampak pada Chanyeol. Kepalanya tiba-tiba berdenyut hebat. Kelebatan-kelebatan masa lalu mulai berterbangan kembali dalam benaknya. Ia merintih sembari meremas helaian rambutnya dengan kencang. Tubuhnya hampir ambruk jika saja kedua tangan Rose tak menahan tubuhnya.

"S-siapa kau?" Tanya Chanyeol dengan terbata, menahan rasa sakit di kepalanya. Gadis yang ditanya hanya menyunggingkan smirknya yang mana membuat Chanyeol semakin naik pitam.

"KU BILANG SIAPA KAU?" Chanyeol mulai muak dengan Rose yang tak pernah menjawabnya jika sudah menyangkut dengan kecelakaan tiga tahun lalu. Perempuan itu seolah tengah mempermainkannya.

"Belum saatnya kau mengetahuinya, Yeol-a."


To be continue.




Ada yang bisa nebak siapa Rose dan apa hubungannya dengan Chanyeol? ㅋㅋㅋ

[ChanJoy] NEVER GIVE UP TO GET YOUR LOVE✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang