Teriakan gembira menggema memenuhi setiap sudut stadion kala lemparan terakhir yang Chanyeol cetak berdampak pada kemenangan tim basket sekolahnya. Sama seperti pendukung lainnya, Sooyoung langsung berdiri sembari berteriak heboh menyuarakan nama Chanyeol. Bahkan netranya mulai menyipit saking senangnya.
Jika ditinjau sejak tadi, indra pengelihatan gadis Park itu tidak pernah lepas dari sosok jangkung yang memiliki marga sama dengan dirinya. Kemanapun Chanyeol berlari, mata Sooyoung akan selalu mengawasi.
Namun sayangnya, pria yang ditatap tidak pernah melirik sedikitpun ke arahnya. Dengan pikiran positif, Sooyoung berasumsi bahwa Chanyeol ingin fokus dalam bermain dan menunjukan bahwa sebuah kemenangan dapat diraih oleh timnya. Dan benar saja hal itu terjadi.
Tiba-tiba, sebuah dengingan mengambil alih suasana. Yang semula ramai akibat sorak mulai berganti menjadi keluhan yang membuat telinga berdenyut sakit.
Selanjutnya sebuah sapaan ceria terdengar disertai dengan seorang gadis berperawakan jenjang yang memasuki lapangan. Gadis itu berhenti setelah memastikan dirinya telah berdiri di tengah lapangan.
"Halo semuanya."
Tampak semua penghuni stadion mulai menancapkan fokus mereka pada gadis tersebut --yang ditangannya sudah terdapat sebuah mic.
"Perkenalkan namaku Roseanne Park. Mungkin kalian bingung dengan keberadaanku di sini, tapi aku ingin mengumumkan sebuah berita besar bagi kalian." Ujar gadis itu dengan sebuah kurva lebar yang terlukis di bibir merah mudanya.
Rose berjalan sejenak menuju arah pinggir lalu menarik tubuh Chanyeol hingga mereka berdiri di tengah lapangan. Tangan Rose yang terbebas dari mic melingkar di lengan Chanyeol, membuat kening lelaki Park berkerut tak paham.
"Aku dan Chanyeol akan bertunangan besok." Lanjut Rose senang. Bahkan gadis itu tak menghiraukan mata terbelalak Chanyeol yang terkejut atas kalimatnya.
Seketika stadion dipenuhi bisikan-bisikan tak percaya. Di saat itu pula iris kelam Chanyeol yang bergerak gelisah bersiborok dengan iris kelam Sooyoung yang tengah menatapnya dengan sangat kecewa. Gadis itu segera meraih tas selempangnya yang sempat ia letakan di kursi sebelum akhirnya berlari keluar dari stadion.
Sial, disaat seperti ini barulah Chanyeol menyadari keberadaan Sooyoung.
-NEVER GIVE UP TO GET YOUR LOVE-
Isak tangis disertai lelehan liquid asin mulai merembes ke kaos Sehun. Lelaki itu hanya bisa mengusap puncak kepala Sooyoung, yang kini tengah menenggelamkan wajahnya di dalam dekapannya, dengan lembut.
Sudah sepuluh menit waktu Sehun termakan karena tangis Sooyoung yang tak kunjung reda. Sesekali bibir merah muda si gadis bergetar serambi bergumam kata maaf dan penyesalan.
"Sudahlah, jangan dipikirkan lagi. Aku sudah memaafkanmu, Young-ah." Ucap Sehun dengan lembut.
Kilas balik pada kejadian sebelumnya, saat Sehun melihat Sooyoung berlari keluar dari stadion dengan air mata yang sudah membanjiri wajah. Gadis Park itu terus berlari hingga langkahnya terhenti saat mencapai sebuah bangku taman yang terpasang jauh dari keramaian. Ia mendudukan tubuhnya di sana yang kemudian diikuti oleh lelaki yang mengejarnya.
Saat itulah Sooyoung terkejut dqn menyadari kehadiran kekasih --atau mungkin teman karena ia sendiri tidak memiliki perasaan lebih kepada lelaki Oh-- yang mengejarnya. Secepat kilat Sooyung mengusap air mata di pipinya menggunangkan punggung tangan sebelum menatap Sehun dengan mata yang masih bergetar.
"Bagaimana kau ada di sini?" Tanya Sooyoung membuat Sehun menolehkan wajah menatapnya. Lelaki itu dapat melihat hidung bangir si gadis yang tampak memerah dan sangat kontras dengan kulit putihnya.
"Jangan hiraukan. Lebih baik kau bercerita."
Mulailah Sooyoung bercerita mengenai segalanya. Tentang hubungannya dengan Chanyeol yang bermain dibelakang Sehun hingga pertunangan Rose dan Chanyeol yang membuatnya seperti itu. Tidak pernah lupa perempuan itu selalu bergumam kata maaf di setiap sela ceritanya.
"Sooyoung-ah," lirih Sehun dengan menyematkan jari-jarinya pada jari jemari Sooyoung, menggenggamnya dengan lembut dan penuh kehangatan. Iris kelamnya menatap iris kelam Sooyoung, menyelam hingga menyentuh hatinya, seolah berkata.
"Tolong lupakan Chanyeol. Kali ini benar-benar lupakan pria brengsek itu."
Dan Sooyoung mengangguk. Mungkin Sehun benar kalau ia seharusnya benar-benar melupakan Chanyeol.
-NEVER GIVE UP TO GET YOUR LOVE-
Berulang kali pria jangkung benama Park Chanyeol berjalan mondar-mandir di balik besi pembatas rumahnya. Tatapan khawatir terus dilayangkan menuju bangunan kecil sederhana milik keluarga Sooyoung.
Ia terlalu khawatir. Sejak kejadian di stadion, Chanyeol belum melihat batang hidung Sooyoung hingga kini, hingga matahari mulai kembali ke peraduan.
Sejenak kegiatan itu terhenti kala sebuah mobil berhenti di depan rumah sang pujaan hati. Selanjutnya, gadis yang dinantinya turun dari kendaraan tersebut seraya tersenyum manis pada si pengemudi. Sooyoung sedikit mengangguk sebelum mobil yang ditumpanginya tadi menancapkan gas dan menghilang di balik tikungan.
Baru saja Sooyoung hendak berbalik, tapi pandangannya bertemu dengan sepasang netra milik Chanyeol yang juga menatapnya. Sedikit berdecak sambil melayangkan tatapan tajamnya sebelum akhirnya memasuki halaman rumah.
Tiba-tiba saja sebuah cekalan dan dorongan membuat punggungnya menghantam pagar besi pembatas, menimbulkan suara dentingan khas besi yang keras. Sooyoung meringis merasakan bagian belakang tubuhnya yang mengilu serta bagian pundaknya yang diremat kuatoleh si pelaku, Chanyeol.
"Lepas!" Titah Sooyoung. Perempuan itu meronta-ronta berusaha melepaskan dirinya dari kurungan Chanyeol.
"Tolong dengarkan penjelasanku dulu."
"Tidak ada hal yang perlu kau jelaskan lagi, Park! Semua sudah berakhir." Ujar Sooyoung yang benar-benar menohok hati Chanyeol.
Gerahamnya secara tak sadar mulai mengeras, bergemeletuk menahan emosi yang menguasai dirinya. Wajahnya ia dekatkan pada telinga si gadis dan berujar dengan suara rendahnya yang membuat tubuh Sooyoung meremang takut.
"Tidak ada akhir bagi kita."
Dengan kecepatan kilat, bibir yang semula berada di depan telinga Sooyoung kini beralih menjadi di depan bibir merah muda si gadis. Sedetik kemudian Chanyeol langsung melesatkan ciumannya. Ia menempelkan benda kenyal tak bertulang tersebut pada milik Sooyoung dan menyesapnya dengan kuat dan kasar.
Lagi-lagi Sooyoung hanya meronta, menggeleng gelengkan kepalanya, berharap hal tersebut dapat melepaskan dirinya dari Chanyeol. Tak gencar, pemuda Park itu makin mendekatkan tubuhnya pada si gadis dengan tangannya yang mulai menakup wajah Sooyoung.
Sedikit lama kegiatan kegiatan itu terus berlangsung hingga lelehan air mata mulai membasahi pipi bulat Sooyoung. Suara isakan yang ditimbulkan gadis itu membuat Chanyeol tersadar akan kelakuan beringasnya. Dengan tatapan kosong pria itu melepaskan ciumannya dan menatap Sooyoung dengan khawatir.
"Soo-Sooyoung-ah, maaf. Aku tak bermaksud."
Memanfaatkan waktu dengan baik, Sooyoung langsung melayangkan sapuan tangannya di pipi Chanyeol. Menampar keras hingga membuat sudut bibir si pria sobek. Dengan masih terisak, gadis Park itu menatap benci lelaki di depannya.
"Jangan pernah menemui dan memperlihatkan wajahmu di hadapanku lagi. Aku sungguh membencimu, Chanyeol." Geram Sooyoung dan langsung berjalan memasuki pekarangan rumahnya. Namun langkahnya tiba-tiba terhenti, seakan teringat sesuatu.
"Ah, iya. Untuk taruhan itu aku minta agar kau pergi jauh dari kehidupanku." Final Sooyoung --yang bahkan tak menolehkan wajahnya sedikitpun untuk melihat Chanyeol-- sebelum akhirnya memasuki rumah dengan sedikit membanting pintu secara kasar. Meninggalkan Chanyeol yang masih berdiri di tempat dengan tatapan kosong tak terbaca.
To be continued.
Hiya hiya hiya~ °○°/
KAMU SEDANG MEMBACA
[ChanJoy] NEVER GIVE UP TO GET YOUR LOVE✅
FanficIni adalah kisah tentang perjuangan Park Sooyoung untuk mendapatkan cinta seorang Park Chanyeol yang kehilangan separuh memorinya di masa lalu. Tidak hanya mereka, ada pun Sehun yang telah lama memendam rasa kepada Sooyoung dan Rose, perempuan yang...