-15-

377 42 3
                                    

Kesunyian menyelimuti dua insan berbeda gender yang tengah berada di dalam mobil. si gadis yang terus menatap jendela dengan mata lembabnya membuat si pria merasa khawatir. Pasalnya ia tak pernah mendapati si gadis dengan keadaan mengenaskan seperti ini. Sosok ceria dalam dirinya  seakan sirna tergantikan pedih. Diliriknya sekilas beberapa bagian koyak dari baju gadis tersebut. Ia meringis.

“Kau baik-baik saja?” Tanya Sehun seraya menepikan mobil.

Merasa bertanya padanya, Yeri menoleh dan menatap balik manik mata Sehun. Melihat dari tatapannya saja gadis itu tahu jika lelaki di hadapannya kini tengah menghawatirkannya. Oleh sebab itu ia mencoba untuk tersenyum guna mengurangi rasa cemas di dalam diri si pemuda Oh.

Saat melihat senyum yang dipaparkan, Sehun hanya mampu berdecak kesal di dalam batinnya. Bagaimana bisa gadis itu tersenyum seperti itu setelah kejadian buruk yang menimpanya? Dia benar- benar seorang pembohong ulung.

“Kau boleh bercerita padaku,” lirih Sehun.

Pemuda Oh itu dapat melihat gadis di sampingnya tertegun sesaat sebelum ia mengalihkan tatapannya ke depan, memandang kosongnya jalan. Yeri menghebuskan nafas. Haruskah ia bercerita pada Sehun yang notabene saja baru dikenalnya?

“Dia ayahku. Lebih tepatnya ayah tiriku.” Yeri membuka suara tanpa ragu. Walaupun Yeri baru mengenal Sehun tak lebih dari sebulan namun gadis itu yakin jika sehun adalah orang yang tepat untuk mengetahui semua permasalahannya. Ia sudah tidak sanggup lagi menahan dan menyembunyikan semua. Yang Yeri inginkan hanyalah hidup tenang tanpa belengguan sang ayah.

“Lima tahun yang lalu ibuku menikah dengannya. Mulanya dia sangat baik dan sangat menyayangiku juga ibu. Namun dua tahun setelah pernikahan, ibuku menderita kanker payudara. Hal itu membuat ayah harus membanting tulang untuk mencari uang. Ia bahkan menjual rumah kami dan mengutang demi ibu.” Yeri mengusap air mata yang turun menggunakan punggung tangannya.

“Tapi semua itu sia-sia saja. Pada operasi ke tiga, ibuku meninggal. Sejak saat itu perlakuan ayah berubah. Ia sering keluar malam untuk berjudi atau pun sekadar mabuk-mabukan. Ia bahkan sering mengamuk saat aku melakukan kesalahan kecil. Tak segan-segan ia melayangkan tamparan, tinjuan, maupun cambuk ke arahku.”

“Jadi itu sebabnya kau selalu menggunakan baju berlengan panjang?” Yeri mengangguk, mengiyakan pertanyaan Sehun. Dibalik baju panjang yang sering Yeri pakai, ternyata terdapat banyak luka dan lebam yang disebabkan ayahnya.

“Aku…” Yeri menggantungkan kalimatnya. Kedua tangan gadis itu mengepal kuat. Tatapannya pun menajam seolah-olah ingin melubangi kaca mobil.

“Ingin membunuhnya,”

Sehun tersentak dengan kalimat Yeri. Ia tak akan membiarkan gadis ini jatuh ke dalam lubang neraka. Lantas Sehunpun segera memeluk tubuh gadis itu dan menyenderkan kepala Yeri di dada.

“Jika kau ingin balas dendam, membunuh bukanlah cara terbaik. Masih ada cara lain selain membuhuh, Yeri-ya.” Ujar Sehun dengan lembut sebelum tangisan Yeri mengisi sunyinya malam.

-NEVER GIVE UP TO GET YOUR LOVE-


“Hari ini dia tidak masuk. Tadi pagi ibunya memberikan surat. Katanya dia sakit.”

“Uh? Seperti itu..”

Sooyoung menghembuskan nafasnya. Pantas saja sejak pagi tadi ia belum melihat sosok pemuda Oh itu. Rupanya dia sakit. Benaknya berputar pada kejadian kemarin. Mungkinkah Sehun tak masuk karena dirinya?

Langkahnya yang gontai mengiringi kepergian Sooyoung menuju kantin. Untuk pertama kalinya semenjak mereka menduduki bangku SMA, Sooyoung harus ke kantin sendirian. Sebelumnya ia selalu bersama dengan lelaki itu. Ck, tumben-tumben saja pemuda Oh itu sakit.

[ChanJoy] NEVER GIVE UP TO GET YOUR LOVE✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang