Dengan cepat Dey keluar kamar dan berjalan lunglai kearah luar.
"Mau kemana, Dey?"
Mamanya datang dari arah dapur karna menyadari Dey yang baru saja keluar dari kamarnya."Mau ke depan ma.. gak lama kok"
Dey berjalan kembali dengan wajah pucatnya."Diluar hujan Dey. mending kamu ke dalam yah"
tahan mamanya yang kini menggenggam pergelangan tangan Dey."Ma.. Dey gak apa-apa. ada orang didepan nungguin Dey"
Kata Dey kemudian melangkah kembali ke arah luar.
mamanya hanya membuntutinya dari belakang.Terlihat diluar rumahnya hujan yang tadinya deras sudah mereda.
Dey mengedarkan pandangannya didepan rumahnya dan arah gerbang tapi tak ada seorang pun.Mana tuan hujan itu?
Aneh. memaksaku datang keluar saat hujan tapi saat aku datang dia malah menghilang.Dey kemudian masuk lagi kedalam rumah membuat mamanya terlihat kebingungan dan menutup pintu rumah mereka kembali.
-----------
Ayn POV
Kali ini hujan lagi setelah hujan di rumah sakit waktu itu, aku merasa bersalah kepada wanita itu.
namanya Dey.
Aku meninggalkannya begitu saja.
lagipula kenapa penyakit ini tak kunjung sembuh? penyakit ini menyiksaku sejak kejadian saat aku SMP aku mengalami trauma, menjadi seseorang yang paling takut dengan redanya hujan.Aku kembali mengingat wanita yang pernah kutolong waktu itu.
Wajahnya mirip sekali dengan Sherena.
Adikku yang meninggal 5 tahun yang lalu.
bahkan saat di rumah sakit waktu itu dia terlihat persis sama, bahkan di foto. yang membedakan hanya rambutnya mungkin.
wanita itu rambutnya hitam dan lurus sedangkan adikku memiliki rambut coklat bergelombang.Aku hanya bisa keluar rumah saat ada hujan, saat tak ada hujan aku mengurung diri di kamar. tak akan keluar rumah apapun yang terjadi.
entah kenapa aku merasa pusing dan begitu ketakutan saat keluar rumah jika saat itu bukan hujan.Karna hari ini hujan aku keluar ingin menemui wanita itu.
Aku sempat mengingat alamat rumahnya di kartu pengenal dalam tasnya waktu itu.Aku sms nomor wanita itu.
Aku juga mengambil nomor hp nya diam-diam waktu itu.Aku menunggu terlalu lama didepan gerbang rumahnya.
katanya dia akan keluar dari rumahnya dan menghampiriku.
tapi ternyata hujan yang tadinya turun begitu deras tiba-tiba mereda.
ketakutan melandaku.
kepala ku seketika pusing.
aku memutuskan untuk pulang sebelum aku jatuh pingsan di jalanan komplek perumahan yang sunyi ini.mungkin Dey mencariku dan kebingungan, tapi apalah dayaku.
rasa sakit ini masih saja sama dari tahun ke tahun.
membuat kepalaku seakan ingin meledak saat hujan berhenti dan aku berada diluar.
aku sudah mencoba semua pengobatan, tapi tak ada perubahan.
termasuk rutin konsultasi ke psikiater.------------
Author POV
Dey tiduran di kamarnya dan mengecek kembali hp-nya tapi sudah tidak ada sms lagi dari si tuan hujan.
misterius.
Batin Dey sambil menatap nama kontak tuan hujan.akhirnya dia terlelap sambil menggenggam hp-nya.
Berbeda dengan Dey yang tertidur begitu lelap, Ayn justru sepulang dari rumah Dey demam tinggi dan meraung kesakitan.
"Tuan.. tuan Ayn.. kenapa?"
Suara bi' Inah perempuan setengah baya yang sudah bertahun tahun mengabdi kepada Ayn sebagai pembantu.
bi' Inah berdiri didepan pintu kamar Ayn.
![](https://img.wattpad.com/cover/112615134-288-k877904.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear: Mr.Rain
Подростковая литератураPengkhianatan Dion kepadanya membuat Dey bertekad ingin melupakan lelaki ini dan move-on perlahan dari kenangan mereka selama lima tahun. Tapi siapa sangka dia begitu cepat mendapat penggantinya? pengganti yang bisa membuatnya berubah. Yang awalnya...