Suasana sekolah tampak sepi, sebagian besar siswa sudah pulang karena jam pelajaran sudah berakhir sedari tadi.Hanya menyisakan guru guru dan beberapa anak yg mengikuti ekskul setelah pulang sekolah.
"Ayam Penyet mercon meledak? apaan nih"gumam Rana saat membaca sebuah artikel di media online.
Tempat makan yg sederhana tapi masalah rasa anda tidak akan kecewa.Terutama bagi anda penggila pedas,disini ada pilihan level yg menantang.Dijamin sensasinya akan meledakkan kenikmatan rasa yg luar biasa
Itulah tulisan yg tertera disana,bukan Rana jika dia tidak tertarik dengan hal hal seperti itu.Tanpa pikir panjang dia mengirim link dari artikel itu dan mengirim nya ke sahabatnya.Sahabat yg akan mentraktirnya setelah lama tak berjumpa juga sebagai salam perpisahan mereka.
"Ini cocok,udah lama gue gak makan yg kaya gini" gumam Rana senang.
"Tapi gak ada yg boleh tahu hal ini,terutama Sam"
"Rana"
Suara seseorang yg datang tiba tiba mengejutkan dirinya.Gadis itu terkesiap tanpa tahu harus berbuat apa.Dia tahu siapa yg datang,tentu saja laki laki yg sedari tadi ia tunggu.
Rana menoleh kaku
"Lo ngapain?" tanya laki laki itu heran.
"Sam,,,ya gue lagi nungguin lo" Rana berusaha menutupi ketakutannya.
"Emang gak ada tempat lain buat nunggu kecuali dilapangan bulutangkis kaya gini?" tanya Sam tanpa rasa curiga.Mungkin dia tidak mendengar apa yg Rana ucapkan tadi.
Rana hanya nyengir kuda,tanpa menjawab pertanyaan Sam.Dihatinya dia bersyukur Sam tak mendengar ucapannya.
"Sam maaf kali ini gue gak nurutin nasihat lo" batin Rana,sepasang matanya menatap Sam pilu.Untuk sekali ini saja,janjinya.
"Yaudah ayo pulang"
Rana tersenyum,dia meraih uluran tangan Sam yg membantunya untuk bangun.Karena sedari tadi dia duduk dilantai lapangan.
"Sam jujur gue kangen momen kayak gini,saat kita lagi akur" ujar Rana sambil berjalan menuju parkiran.
"Asal lo diem,pasti kita akur"
"Sam jangan mulai deh,kalo lo gak bikin ulah pasti gue diem kok"
"Ya lo jangan buat gue naik tensi dong"
"Lo duluan yg bikin ulah kok,ya gue gak terima"
Dan
Keduanyapun ribut kembali,seperti biasa.Pukul pukulan saling mengejek tak ada yg mau mengalah.Tetapi pada akhirnya keduanya tertawa,saling memandang dengan tatapan bahagia.
"Dasar jelek" Sam mencubit pipi Rana lalu memakaikan helm ke kepala gadis itu.
"Dasar bego,suka sama gadis jelek"
"Cowok bego emang jodohnya sama cewek jelek" sahut Sam,dia lalu memakai helmnya dan tak berselang lama keduanya melesat pergi.
Selalu ada perkelahian seru setiap kali mereka bertemu.Seperti musuh,tetapi mereka tak saling menjatuhkan melainkan saling membutuhkan.Lewat pukulan tangan yg mendarat di lengan atau cubitan diperut,keduanya mengungkapan rasa sayangnya.Terlalu sadis tapi itu cara yg mereka lakukan.Karena cinta tak melulu lewat untaian kata,tapi bagaimana orang yg kita sayang bahagia dengan cara yg berbeda.
****
Hari sudah malam tapi kehidupan di kota tak pernah padam.Dari tengah sampai pinggiran kota,tak lepas dari keramaian.Pedagang malam yg biasa mangkal memanfaatkan kesempatan untuk mencari pundi pundi rupiah.
Disebuah lesehan tepi jalan,tempat itu ramai dengan pembeli.Bahkan ada yg rela mengantri.
Yang datang lebih dulu beruntung bisa mendapat tempat tanpa harus menunggu lama.Ayam Penyet mercon meledak.Terkenal dengan sensasi pedasnya.Dimulai dari level satu sampai lima belas.
"Zidan lo mau level berapa?" tanya Rana pada laki laki yg duduk dihadapannya.Sahabat yg sudah lama tak saling bertemu.
Laki laki itu terdiam sejenak,dia tampak berpikir."Emm gue level tiga belas aja deh"
"Kalo gue mau nyoba sensasi yg paling pedas,lima belas"
Pesenan dalam tahap proses pemasakan,sambil menunggu mereka melanjutkan obrolan untuk melepas rindu.
"Pacar lo gak marah kan,lo jalan sama gue" tanya Zidan
Rana tertawa pelan "gak,lo tenang aja,dia gak tau kok gue kesini"
Zidan mengangguk mengerti,laki laki berkumis tipis itu tersenyum menanggapi.
"Oh ya lo jadi pindah ke Surabaya?" Rana menyesap teh hangat yg ia pesan.
"Iya" jawab Zidan singkat.
"Terus komunitas Vespa nya? Kan lo ketuanya,kalo lo pindah gimana?"
"Mereka udah punya ketua baru yg lebih baik dari gue"
"Sebenarnya salah kalo gue gak ngasih tau Sam kalo lo pindah.Sam tergila gila sama Vespa juga gara gara kenal sama lo dan komunitas lo"
Zidan tertawa pelan,dia berpikir Rana terlalu berlebihan.Yang pindah cuma dirinya bukan komunitasnya jadi otomatis Sam masih bisa bertemu teman temannya.
Tak berselang lama pesanan mereka datang.Dari aromanya saja sudah membuat air liur hampir menetes,apalagi jika menyantapnya.
"Ok selamat makan jangan lupa berdo'a lebih dahulu" ujar Rana mengingatkan.
Tanpa menunggu waktu lama,hidangan didepan mereka sudah ludes tak tersisa.Tertinggal tegukan terakhir dari air mineral milik Rana.
Keduanya saling menatap lantas tertawa,meskipun sama sama penggila pedas tetapi tetap saja wajah mereka merah membara.
"Lo emang ratu pedas,ratu cabe tepatnya" celetuk Zidan
Rana tertawa terbahak bahak mendengar ucapan Zidan.Karena gak cuma Zidan yg ngomong seperti itu.Udah ada puluhan bahkan semua orang yg mengenal dia mengatakan hal yg sama.
"Gue cuma bisa berdo'a kedepannya lo selalu sehat,ya gue gak mau aja lo sampai pinsan gara gara cabe"
"Aamiin,itu kenangan yang gak akan gue lupain" ujar Rana tanpa menanggapi dengan serius ucapan Zidan.
Sementara Zidan hanya bisa tersenyum kecut,karena nasihatnya tak ditanggapi dengan serius.Zidan memang tak terlalu banyak bicara,dia hanya bicara yg menurutnya perlu diucapkan.
Mendapat sahabat yg baik itu tidak mudah.Sahabat itu teman tetapi teman belum tentu bisa menjadi sahabat.Karena sahabat paham apa yg kita rasakan tanpa kita harus menerangkannya.Ketika sahabat pergi,bukan berarti semua sudah tak ada artinya lagi.Melainkan kita diharuskan mengingat waktu yg pernah kita lalui dalam ingatan.Karena ketika waktu tak bisa dilalui bersama lagi,ingatan dan kenangan itu yg akan mendekatkan meskipun jarak menjauhkan tempat kita berpijak.Setiap pertemuan pasti ada perpisahan,dan setiap perpisahan,Tuhan pasti sudah menentukan waktu dimana kita akan dipertemukan lagi.