Suasana kantin yg sedari tadi sepi kini berganti ramai.Seperti biasa saat jam istirahat tiba.
"Kalian mau pesan apa?sekalian gue pesenin" ujar Bima,menawari ketiga temannya.Sam,Rana dan Nanda.
"Eh lo nawarin gitu emang mau bayarin?" tanya Rana
"Iya,tapi pake duit lo" sahut Sam asal
"Hahaa bener tuh"sambung Bima
"Terserah kalian lah,kalo gue pesen soto ayam aja tanpa tauge" ujar Rana
"Gue juga" sahut Nanda
"Gue jugalah" Sam unjuk jari
"Lo kayak anak SD aja pake acara unjuk jari" Protes Rana
"Biarin dari pada lo gak pernah sekolah SD" sahut Sam tak mau kalah
"Eh kata siapa,,," Rana menjitak kepala Sam
"Sakit nduk,ini kepala bukan batu" Sam mengusap usap kepalanya,tidak terlalu sakit tapi lumayan terasa,mungkin.
"Terserahlah kalian pesen sendiri,gue pesenin punya gue sama Nanda aja" ujar Bima yg geram dengan tingkah keduanya.
"Cie yg perhatian,duh kita jadi obat nyamuk nih" ledek Rana sambil menahan tawanya.
"Haha dasar Baygon" sahut Sam sambil tertawa.Dia lalu beranjak pergi mengikuti langkah Bima,memesan Soto untuk dirinya dan Rana.
Sementara kedua cowok memesan,kedua cewek menunggu sambil bergosip ria.Membicarakan hal yg tak penting menjadi penting.Tertawa terkekeh kekeh dengan dunia mereka sendiri.
"Eh tapi ngomong ngomong kalau kita lagi kumpul bareng jadi serasa double date ya haha" celetuk Rana
"Haha iya lo sama Sam yg nge- date gue sama Bima jadi penonton"
''Haha dikira sinetron pake acara ditonton"
Setelah cukup lama menunggu,akhirnya ke dua cowok pun datang membawa pesanan.
"Nyonya nyonya pesanan datang" ujar Sam sembari meletakkan mangkok yg berisi soto dengan kuah panasnya,terlihat dari asapnya yg masih mengepul.
"Terimakasih Tuan,,," sambut Nanda yg di ikuti tawa dari yg lain.
Suasana hening,tidak ada percakapan.Mereka sadar betul jika sedang makan berbicara sepatah katapun dilarang,itu aturan yg mereka buat sendiri.Jika ada yg melanggar,otomatis dia yg harus membayar semua makanan yg mereka pesan.Entah itu aturan siapa yg membuat.
Disaat semua diam dan menikmati,berbeda dengan Rana.Dia hanya celingukan melihat ketiga temannya yg tampak sangat berkonsentrasi pada makanannya.Sementara dirinya ingin sekali protes,karena didalam sotonya terdapat tauge.Padahal itu salah satu hal yg paling dia benci.Salah dua,soto yg dia makan sama sekali tidak pedas,ingin sekalu dia merampas sambal yg ada di hadapan Sam,tapi apa daya pasti Sam akan membunuhnya jika saja dia melakukan hal itu.
"Sampai kapan aku harus menderita seperti ini.Ya Allah tolong aku yg teraniaya oleh orang yg ada disampingku ini" rengek Rana dalam hati sambil melirik Sam yg duduk disampingnya.
Mau tidak mau Rana harus menghabiskannya.Mubazir jika dia sia siakan,diluar sana masih banyak yg tidak bisa makan seperti dirinya.
Saat Rana perlahan lahan menyuapkan makanannya ke mulut,seseorang dihadapannya menuangkan sesendok sambal ke soto miliknya.Dia tampak takut akan ketahuan,tapi dia sangat tahu jika Rana paling menderita jika makan makanan kuah yg kurang pedas.
Bima tersenyum,dia hanya menyuruh Rana diam dan melanjutkan makannya dengan bahasa isyarat.
"Makasih" ucap Rana lirih,selirih hembusan angin.Dia pun melanjutkan makan dengan hati sedikit lebih lega.