Di suatu siang yang terik, tampak segerombolan kucing yang tampak sedang berkumpul di bawah pohon rindang.
Pemimpin mereka, Raja Kucing, berdiri di tengah tengah sambil memegang tongkat besi yang tampak berkilau terkena sinar matahari.
Rupanya Raja Kucing sedang menjelaskan sesuatu. Kucing kucing yang lain tampak menyimak perkataan raja mereka.
"Ada yang ingin aku bicarakan, aku harap kalian mendengarkan dengan baik," pinta Raja Kucing. Sontak suasana menjadi hening. Tidak ada yang berani melawan perkataan raja.
"Begini, umurku sudah tidak panjang lagi. Aku ingin ada yang menggantikan aku. Aku berharap besar pada kalian semua," ucap Raja Kucing.
Di kerajaan kucing, pemimpin yang baru adalah mereka yang siap dan memenuhi syarat menjadi pemimpin. Mereka tidak menganut sistem keturunan.
"Kalian yang berminat, harap siapkan diri baik baik. Aku akan menyeleksi kalian minggu depan," ucap Raja Kucing lagi.
Kucing yang lain mendengarkan kalimat Raja Kucing dengan mata berbinar. Siapa yang tidak ingin menjadi raja di Kerajaan Kucing? Raja di Kerajaan Kucing sangat disegani oleh rakyatnya. Tidak ada yang berani melawan ataupun mengancam.
"Baiklah. Siapkan diri baik baik, Kerajaan Kucing butuh pemimpin yang bertanggung jawab dan pantang menyerah. Kerajaan Kucing tidak butuh pemimpin yang haus kekuasaan," ucap Raja Kucing sambil berlalu pergi.
Seketika, suasana menjadi ribut. Mereka semua sangat ingin menjadi pemimpin.
"Ada syaratnya, ya?" tanya Kucing Putih pada Kucing Hitam. Kucing Putih memang baru datang beberapa minggu yang lalu.
Kucing Hitam mengangguk,"Jelas ada. Pemilihan raja ini bukan main main."
"Hmm. Aku ingin mencalonkan diri. Sudah lama kucing putih tidak ada yang menjadi pemimpin," ujar Kucing Putih
"Kamu yakin?" tanya Kucing Hitam agak ragu.
"Memang kenapa? Apa saja syaratnya?" tanya Kucing Putih penasaran.
"Kamu yakin mau tahu syaratnya?" Kucing Hitam balik bertanya
"Ayo beritahu syaratnya," mohon Kucing Putih.
"Hmm. Baiklah, tapi tidak sekarang," gumam Kucing Hitam
"Yah. Kenapa? Lalu kapan?" Nada Kucing Putih terdengar kecewa.
"Besok. Kita bertemu di tepi danau," putus Kucing Hitam. Lalu mereka memisahkan diri menuju rumah masing masing.
Di perjalanan pulang, Kucing Hitam berpikir.
'Kalau Kucing Putih menjadi raja, pasti Kerajaan Kucing akan hancur. Dia kan kucing baru disini,' batin Kucing Hitam
Sebenarnya tidak ada satu pun rakyat kucing yang tahu syarat menjadi raja. Hanya pihak kerajaan yang tahu syaratnya.
Yang menyeleksi calon raja adalah raja lama dan penasihat kerajaan.
'Hmm. Apa yang harus aku katakan pada Kucing Putih, ya?' batin Kucing Hitam lagi.
Tadi ia hanya berpura pura tahu, sebenarnya ia sedang berpikir keras untuk mengelabui Kucing Putih.
Tiba tiba dari kejauhan ia melihat dua prajurit sedang bercengkerama. Tanpa sengaja, ia mendengar obrolan dua prajurit itu.
"Aku dengar, calon raja harus mempunyai telinga yang kecil," ucap salah satu prajurit.
"Masa syaratnya begitu? Tidak mungkin," bantah prajurit kedua
"Kamu tidak percaya? Aku tadi dengar dari paman penasihat," ucap prajurit pertama lagi.
"Syarat yang aneh. Apa hubungannya?" tanya prajurit kedua. Rupanya ia masih tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loka Fabel
Short StoryKumpulan Cerpen, dimana semua tokohnya adalah Hewan. Fabel sendiri memiliki arti suatu kisah fiksi yang menceritakan para hewan yang berperilaku dan memiliki sifat layaknya manusia. Zaman dulu, kisah fabel digunakan untuk sindiran pada penguasa atau...