Keraguan Hati Sang Kera

942 20 0
                                    

Pagi itu, ketika mentari masih diawal hari, pada suatu lahan disebuah hutan ada beberapa ekor kera yang sedang asik menanam beberapa pohon pisang.
Mereka berharap pohon itu tumbuh dengan buah lebat dan tentunya nikmat saat mereka santap.
Tapi, ada seekor kera dari salah satu mereka yang ragu akan pohon yang ia tanam--ragu akan hasilnya yang sedikit--karena pohon itu paling lambat pertumbuhannya dari pohon teman-temannya setelah lewat satu bulan.
Entah mengapa, ia mempunyai inisiatif untuk menukar dengan pohon salah satu kawannya.

"Hei, bolehkah aku melihat pohon yang kau tanam kawan," ucapnya.

"Tentu ... kau boleh melihatnya." Dengan ramah, sang kawan pun mempersilahkan kera dengan hati ragu tadi melihat dan memperhatikan pohon yang ditanam kawannya tersebut.

"Sepertinya pohonmu lebih kurus dari punyaku," ujarnya, "terlihat kurang sehat walau pertumbuhannya lebih cepat dari punyaku."

"Bagaimana kau tau, padahal jelas-jelas punyaku lebih cepat pertumbuhannya dari punyamu," kawannya menjawab dengan nada tak percaya.

Dengan senyum licik kera dengan hati ragu pun menjawab, "karena aku telah ratusan kali menanam pohon pisang lebih banyak dari yang pernah kau tanam, jadi aku tau mana yang sehat dan yang tidak, walau fisik memang terlihat menjanjikan."

Sang kera dengan hati ragu pun berusaha meyakinkan, agar kawannya mau bertukar pohon dengannya.

"Lalu, bagaimana caranya supaya pohonku sehat?" kawannya mulai termakan untaian liciknya.

"Bagaimana kalau kita tukeran pohon yang kita tanam ini, pohonku terlihat lebih sehat dari pohonmu," jawab sang kera berhati ragu itu.

"Karena akan sangat lama menyembuhkan pohonmu, jadi nikmatilah hasil buah dari pohonku, biarlah aku yang menunggu dan merawat pohonmu," lanjutnya.

'Hahaha ... aku akan mendapatkan pohon yang sangat sehat ini, pasti akan berbuah lebat, dan ia akan mendapatkan pohonku yang kerdil itu.'

Akhirnya, setelah beberapa kata manis yang teruntai, ia berhasil meyakinkan kawannya tersebut.

"Baiklah, jika itu benar," jawab sang kawan.

"Kau sangat baik sobat," lanjutnya.

"Tak masalah," jawab sang kera dengan hati ragu tersebut.

'Akhirnya aku mendapatkan pohon yang sangat menjanjikan ini ... hahaha.'

Setelah keduanya sepakat, mereka bertukar tempat saling merawat pohon mereka dengan cara mereka masing-masing.
Kawan dari kera berhati ragu sangat bersungguh-sungguh merawatnya selama beberapa minggu ini, walau ia tahu pohon itu sangatlah sehat, sedangkan kera berhati ragu sangatlah santai, karena ia yakin hasilnya akan memuaskan.
Setalah itu mereka tinggalkan, akan kembali lagi setelah waktu berganti.

**

Sudah puluhan senja berganti pagi, kera dengan hati ragu pun tak sabar untuk kembali pada lahannya.
Ia ingin segera menuai hasil dari pohon kawannya itu, sedangkan kawannya pun sama dengannya. Rasa ingin cepat kembali melanda hati, bergegaslah mereka menuju lahan yang telah bertukar tempat beberapa waktu silam.

"Wah ... aku tak menyangka, pohon yang terlihat kerdil menghasilkan buah yang lebat." Sambil mencoba memetik satu untuk ia cicipi.

Kawan dari kera dengan hati ragu pun terlihat bahagia, melompat kesana kemari sembari mengelilingi pohonnya.

Sedangakan kera berhati ragu terlihat sangat kecewa, karena buah pisang yang dihasilkan pohonnya hanya beberapa gelintir saja.
Sekarang ia baru menyesali setelah semua telah terjadi, pohon yang dahulu ia sia-siakan kini dengan hasil memuaskan, sedangkan pohon yang ia bangga-banggakan; mengecewakan.

***

DENI

Loka FabelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang