Arogan Raja Hutan

2K 52 3
                                    

Di tengah bentangan hutan. Hiduplah segerombolan hewan yang dipimpin oleh raja nan gagah.
Pagi itu, surya Menampakan wajah gagahnya lewat celah-celah jemari pepohonan. Seruan pengawal raja menggema, dengan langkah cepat para penghuni hutan berkumpul di istana dedaunan hijau nan wangi.
Datanglah sang Raja, dengan mahkota serta dada tegap, otot yang menonjol dan senyuman wibawanya.

"Wahai rakyatku, musim telah berganti, segala jeritan kalian selalu menggema hingga kerajaan lain mendengarnya.  Namun,  aku adalah kawan setia kalian bukan? Maka itu berilah aku sedikit hadiah untuk memuaskan perutku yang telah lama bernyanyi ini " kata si Raja itu

Sontak para penghuni hutan lainnya terkejut. Tidak biasanya sang Raja terkenal budiman ini meminta suatu hal yang mengerikan.
Namun, demi keamanan hidup penghuni hutan, mereka mensetujui tawaran sang Raja.

Waktu berlalu,  kehidupan di hutan semakin mengerikan. Bahkan, hewan-hewan harus menyerahkan anggota keluarganya untuk di santap oleh sang Raja hutan.

Tibalah suatu hari, seekor monyet menghadap ke Raja hutan.

" Wahai Rajaku yang budiman. Setiap hari, hamba telah memberikan anggota keluarga hamba untuk kau paduka. Tidakkah kau merasa bahwa penghuni hutan semakin kurang dan mereka ketakutan? "

" Lihatlah dirimu wahai monyet yang kotor, aku adalah Raja hutan. Maka, segala perintahku harus kau turuti dan jika kau sedih melihat keluargamu kusantap, alangkah baiknya kau yang kusantap terlebih dahulu."

Dengan wajah merah dan jiwa ketakutan, monyet itu pergi meninggalkan Raja yang rakus.

Keesokan harinya para penghuni hutan berkumpul.
Masih dengan gaya yang sama, Raja hutan memulai pengumuman baru

"Untuk kalian semua penghuni hutan ini.  Aku adalah Raja dan aku adalah pelindung kalian. Jika kalian berani menentang perintahku, maka kalian akan menjadi makananku. Dan ingat satu hal, aku tidak butuh kalian. Tapi, kalianlah yang membutuhkan aku untuk mengawasi isi hutan ini. Dan, barang siapa di antara kalian tidak setuju dengan peraturanku. Kalian bisa pilih, menjadi santapanku atau kalian akan mati di tangan pemburu "

Tibalah pada suatu hari, sekawanan semut sedang duduk sambil menggulung tembakau.

" Enak sekali tembakau ini, hahahah" Kata pemimpin semut

Tiba-tiba, datanglah rusa yang termenung wajahnya. Bak kertas cakaran sudah dibuang lalu diinjak.
Tanpa sengaja rusa sedih itu mengganggu waktu santai kawanan semut itu.
Dengan cepat mereka menggigit kaka rusa hingga berdarah.  Rusa hanya berteriak

"Aw... Aw...  Kakiku sakit sekali " keluhnya
" itulah akibat jika kau mengganggu kami, wahai rusa. Tapi, mengapa wajahmu merenung seperti itu, kamu dalam masalah?"
Tanya pemimpin semut
"Iya, hampir setiap hari raja hutan selalu meminta makanan dari keluarga kami. Dan, kami harus memenuhi kemaunanya. Jika tidak, habislah kami di tangan pemburu" Rusa itu menangis.
"sabar wahai saudaraku, dia tidak bisa hidup tanpa kalian. Jika tidak ada kalian, dia tidak mungkin menjadi raja"
"Kamu salah, semut. Kemarin ia berkata, bahwa kami lah yang membutuhkannya"
"oke, besok aku akan bertemu dengan sang Raja"

Keesokan harinya....

"Wahai Raja yang budiman, aku menghadap ingin mencurahkan rasa kerisauanku. Kawananku telah mati kelaparan, Baginda. Bisakah engkau menolongku" pinta sang semut

"Apa imbalan yang kudapatkan? "
Tanya sang Raja hutan

"Aku akan memberikan engkau 2 babi hutan, Baginda. Dan, 5 ekor rusa serta 6 ekor monyet" kata si semut

"oke, apa yang harus kuperbuat untukmu?"

"Izinkan aku dan kawananku tinggal di tebalnya bulumu. Agar, jika kami  kedinginan.  Kami bisa memeluk tebalnya helai bulumu"

"Silahkan" kata si Raja dengan tatapan tajam ke arah pemimpin semut itu.

Pemimpin semutpun berteriak

"Pasukanku, kalian mendapatkan tempat tinggal. Silahkan kalian keluar, di sini kalian tidak merasa kedinginan"

Keluarlah ribuan semut dari balik pepohonan.
Raja pun terkejut

"Sialan kau, kau tidak bilang jika kawan..... " tidak sempat melanjutkan perkataannya, semut-semut itu telah masuk ke lubang hidung, telinga dan di selah jemari Raja.

" wahai rakyatku, tolong aku" lirih suara sang Raja, dengan air mata menderu

" Maaf, Raja. Bukankah kamu berkata bahwa kamu tidak membutuhkan kami? Maka silahkan tolong dirimu sendiri"

"Maafkan aku, aku berjanji akan menjadi ra....
Aw.. Maafkan aku, Rakyatku"

"Ini pelajaran untukmu wahai Raja. Tugasmu melindungi rakyatmu. Kita semua saling membutuhkan, jangan merasa tinggi karena jabatan dan jangan merasa kuat karena kau adalah seorang raja"

Setelah itu, kehidupan di hutan kembali seperti dulu

***

-shincan

Loka FabelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang