Part 24
"Tidak. Maafkan aku Taehyung-ssi. Bukannya aku tidak menyukaimu, hanya saja, aku perlu waktu sebelum aku bisa membuang bayangannya seutuhnya. Jadi nanti ketika aku menerima hatimu, aku tidak akan menyisipkan sisa darinya sedikitpun. Kau mengerti ini kan"
Akhirnya di ujung kalimat Yoohyun berani menatap Taehyung yang setia memperhatikan setiap gerak geriknya. Sepersekian detik Yoohyun mengira bahwa Taehyung akan berkata singkat lalu pergi dari hadapannya. Tapi ternyata tidak.
Taehyung mengusap surai halusnya dan mengukir sunggingan senyum manisnya.
"Ya aku mengerti. Aku siap menunggumu, lagi"
Lengkungan bibir beradu diantara keduanya. Menghiasi sapaan mentari yang mengundurkan diri senja itu.
Jungkook menggelengkan kepalanya berkali kali. Kenyataan jika Yoohyun menerima cinta Taehyung adalah ilusinya sendiri.
Setidaknya ia takkan membawa kembali hatinya dalam keadaan mati sepenuhnya.
@Jungkook apartment
"Baiklah.. terimakasih"
Lee Ahrae memandang Jungkook yang selesai bercakap dengan petugas yang mengurus perjalanan mereka .
"Mau jadi berangkat besok?"
"Iya tentu saja.. kau segeralah berkemas.. besok jam 5 pagi kita berangkat ke airport"
"Itu urusan gampang Jeon. Masalahnya adalah kau.. melihatmu kemarin aku jadi ikut prihatin. Bahkan sempat berfikir kalau lebih baik kita menyudahi pertunangan kita"
Jungkook mengambil duduk di seberang Ahrae. Menyaksikan suasana luar melalui kaca jendela apartmentnya.
"Tidak, Ahrae-ya. Sudah saatnya bagiku benar benar melupakan dia. Banyak alasan yang menanti diriku agar aku bahagia.. mungkin termasuk ....dirimu"
Uhuk.
Ahrae tersedak. Jungkook langsung panik. Dia mengambilkan air putih agar Ahrae bisa menelan semua makanannya.
Sepanjang kegiatan meneguk, Jungkook terus menyaksikannya. Apakah dia berkata salah tadi sampai sampai gadis itu mengalami akibat demikian.
"Ekhm maaf Jeon. Apa aku tidak salah dengar tadi.. kau bilang apa .. kebahagiaanmu ada padaku, begitu?"
Jungkook berdiri, mendengus sebentar sebelum berucap sesuatu.
"Aku bersiap dulu.."
Kemudian berlalu dari hadapan Ahrae yang diam diam tersenyum simpul. Jungkook akan mencintainya kelak.
Jungkook membuka almari pakaiannya. Namun ia tak menemukan apa yang dicarinya. Jungkook tiada menghiraukan putus asanya. Dia membuka laci yang letaknya di bagian bawah almari. Dan Jungkook menemukan selembar kertas.
Jungkook duduk di tepi ranjang. Mengamati seksama kertas di tangannya. Kertas ketika jaman sekolah menengah atas. Dimana dirinya menyatakan perasaannya pada Yoohyun dulu.
Bahkan membaca kalimat demi kalimat sepuluh kali pun, dahulu Jungkook tidak puas. Tetapi sekarang berbanding terbalik. Rasanya amat menyakitkan. Lubuk hatinya seolah disayat sayat tanpa ampun hingga melumpuhkan seluruh pergerakan tubuhnya.
Tanpa sadar Jungkook meneteskan air mata. Dengan cepat dihapusnya. Laki laki seperti dirinya bisa sampai menangis karena seorang gadis. Jungkook merutuki dirinya sendiri yang lemah.
Tidak. Jungkook harus bangkit. Seperti yang ia katakan pada Ahrae tadi. Jungkook beranjak. Meraih sesuatu dari balik saku celana.
Korek api.
Jungkook menyalakan sumber api tersebut lantas mendekatkan dengan kertas tadi. Alhasil kertas itu terbakar separuh dan di saat yang sama dilepas oleh Jungkook ke dalam tong sampah.
"Kau mungkin akan hilang dari pandanganku, tapi kenanganmu akan tinggal di hatiku.."
TBC
Habis ini mau end .. tapi masih mikir gimana adegannya..
KAMU SEDANG MEMBACA
The Trouble
FanfictionAwalnya Jeon Jungkook dan Cho Yoohyun adalah sepasang kekasih yang saling mencintai. Hingga saat tamat SMA mereka dihadapkan pada pilihan berat untuk berpisah. Jungkook meneruskan studi di Amerika sedangkan Yoohyun tetap di Seoul . Di waktu perpisah...