<Part 23>

1.1K 112 18
                                    

"Killer!!"

"Uisa-nim, kenapa Jungkook selalu seperti itu? Apa kita perlu membawanya ke luar negeri?? Aku takut kondisi Jungkook semakin memburuk." Ucap Soo Ah mempertanyakan perihal kondisi anaknya setelah dokter itu selesai menyuntikan obat yang membuat Jungkook bisa kembali tidur.

"Tidak perlu nyonya. Gejala seperti itu sudah biasa terjadi pada pasien pasca kecelakaan. Jungkook sendiri mengalami kondisi yang cukup buruk saat kecelakaan. Itu sebabnya terjadi banyak efek samping setelah operasi. Sistem saraf motorik Jungkook belum sepenuhnya dapat berfungsi seperti sedia kala. Tapi nyonya tidak perlu khawatir. Gejala seperti itu akan hilang jika kondisi tubuhnya mulai membaik nanti." Terang pria berkacamata itu sebelum membungkukkan tubuhnya lantas pamit keluar dari ruangan.

☆☆☆☆☆

Tak ada yang bersuara. Baik Taehyung maupun Jimin lebih memilih diam. Mereka kembali bertugas. Menjaga dalam diam pintu itu dengan pikiran mereka masing masing. Tak ada yang berniat memulai percakapan. Ataupun sekedar basa basi yang sering mereka lakukan seperti biasanya.

"Jungkook! Kuharap kau bisa bertahan. Tunggulah! Aku akan membuatnya membayar semua ini!" ~Taehyung

"Bagaimana kabarmu di dalam?? Apa kau baik baik saja?? Apa kau tidur dengan nyenyak? Aku ingin melihatmu. Melihat keadaanmu. Cepatlah sembuh Jungkook! Aku akan mengajakmu minum. Bukankah kau kuat minum dua botol? Aku ingin bertanding denganmu. Lakukanlah bersamaku. Kau ingin bernyanyi bukan? Aku bahkan percaya kau bisa menciptakan lagu. Tunjukkanlah lagi padaku. Buatkan aku sebuah lagu. Aku akan menunjukkan kepada semua orang tentang betapa indahnya karya yang kau ciptakan. Ku mohon cepatlah kembali. Aku merindukanmu! Aku akan segera membawamu pulang ke rumahku. Ya, ke rumahku. Bukan rumahmu yang selalu kau tolak jika ku tawarkan." ~Jimin.

----------

Mimpi buruk seolah kembali hadir. Dua penjaga tampan itu tersadar dari lamunan mereka masing masing. Bukan karna bunyi alarm. Tapi karna mereka mendengar langkah seseorang berjalan ke arah mereka. Tatapan mereka saling tertuju pada orang tersebut. Keterkejutan jelas mereka perlihatkan. Mereka mengenal orang itu. Mungkin Taehyung yang lebih mengenalnya. Namun bukan berarti Jimin tak peduli dengan kehadiran orang itu. Otaknya yang sudah merekam apa yang pernah ia lihat, tentu dalam sekejap langsung membuat ingatannya kembali kepada perintah Hoseok.

Taehyung membungkuk dalam saat orang tersebut tepat berada di hadapannya. Menyapa netra keduanya dengan sebuah senyum palsu.

"Taehyung,sie... lama tak melihatmu. Bagaimana kabarmu, eoh?? Maaf, aku tidak sempat melayat saat ibumu meninggal. Sungguh, aku turut berduka atas itu." Ucapnya terdengar ramah. Orang yang tak lain adalah Yeon Woo Jin itu datang bersama seorang asisten pribadinya.

"Ne! Gwaenchanna. Itu sudah berlalu. Jangan terlalu kau fikirkan. Kau kan sibuk, jadi aku masih dapat memakluminya. Bukankah memang sudah seharusnya begitu, Tu-an?" Balas Taehyung santai. Senyum kotaknya mengembang penuh makna. Memang terlihat tak sopan. Tapi begitulah seorang Kim Taehyung. Dia memang sering berbicara informal meski sedang berhadapan dengan atasannya.

"Ahahaha.. kau memang paling mengerti Tae! Ah.. kalau begitu, kembalilah bertugas. Aku akan masuk dulu ke dalam." Pamitnya yang sontak membuat Jimin menegang. Pria itu sejak tadi diam memperhatikan setiap gerak gerik Yeon Woo Jin sembari mengingat ucapan Hoseok tempo hari. Hoseok bahkan memperingatinya agar tak membiarkan Yeon Woo Jin masuk ke dalam ruang itu. Jimin tak memahami secara pasti kenapa Hoseok melarangnya. Namun jika sudah menyangkut Jungkook, Jimin yakin Hoseok berkata demikian karna ada alasan yang kuat.

Stay With Me! [JiKook, Sad Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang