Prolog

462 76 25
                                    

Kafe ini begitu sangat ramai banyak anak-anak milenial yang sedang menongkrong disini. Kafe ini sangat unik dengan nuasa rumah kayu membuat para pengunjung banyak.

Gadis ini masuk ke dalam kafe berjalan ke arah kasir untuk pesanan ia.

" Mbak, Saya pesan kue cubit dengan milo bubble yak."

"Mau disini aja apa mau di bungkus kak?" tanya kasir.

"Di bungkus saja mbak."

"Ada yang harus di tambah lagi kak?" Ana hanya menggeleng kepala pelan memberi tahu tidak ada lagi pesannya dan pelayan pun mengerti.

"Dua puluh ribu rupiah kak. Silahkan ditunggu sebentar ya kak" Kasir nya memberitahu semua pesannya.

Ana langsung mencari tempat duduk untuk ia tunggu.Sambil menunggu pesanan ia mengecek handphone nya terdapat notif group line dari teman-temannya, Ana hanya menyimak di group saja tidak gabung. Mungkin akan membuat teman-temannya mengomel kenapa Ana harus pindah kota berjauhan dengan yang lain.

Pelayan datang membawa kedua pesanan Ana." Kak, ini pesan makanan dan minumnya. Kue cubit dan Milo bubble." di ucap ulang oleh pelayan.

"Oke, terimakasih Mas."

Ana berjalan meninggalkan kafe ini hanya saja handphone ia bergetar dan otomatis mengambilnya bersambil berjalan. Ana tidak sengaja dan menabrak salah satu pengunjung dari ketiga cowok yang akan masuk ke dalam cafe ini. Dengan posisinya dia sedang mengirim pesan dan menarik pintu keluar cafe.

"Eh, Maaf ya gue barusan lagi balas chat nyokap jadi-" ucapan gadis tersebut terpotong oleh pria didepannya

" Lo punya mata?"

Seperti biasa pria bernama Revan hanya menampilkan wajah dinginnya melihat gadis didepan ini dengan tatapan tajam.

"Punya"

"Lo tau fungsi mata buat apa?"

"Tau"

"Mata lo ada duakan? Fungsi mata buat natap kedepan! Bukan natap layar hp terus coba lo nabrak pelayan yang kerja dicafe ini bawa pesanan orang bisa rugi!!" Revan benar-benar memarahi gadis yang belum ia kenal sama sekali di depan semua orang berada dicafe.

Gadis bernama Ana hanya terdiam melihat pria ini memarahi dirinya didepan umum. Dia benar-benar malu dipermalukan seperti ini padahal sudah meminta maaf.

"Lo mau diam disitu? Menghalangi jalan pintu masuk?"

"Minggir! Gue sama teman-teman mau masuk!"

Revan dan teman-teman hanya melewati tanpa basa-basi kembali dan mencari tempat duduk. Ana langsung keluar cafe menuju kedalam mobilnya.



HALLO APA KABAR? KU SANGAT MERINDUKAN UNTUK UPDATE TAPI SAYANG BELUM ADA WAKTU KARENA SAYA SIBUK KULIAH... BUAT PARA READERS TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA CERITA REVANNA INI SANGAT BERSYUKUR WALAUPUN YA, I KNOW LEBIH KURANG KASIH VOTE DAN HANYA MENYIMAK. MUNGKIN CERITA SAYA KURANG MENARIK TAPI SAYA PERCAYA DALAM DIRI INI AKAN BISA SEPERTI PENULIS LAINNYA. HHE

INTINYA JANGAN LUPA VOTE TERUS YA, DI TUNGGU UPDATE SELANJUTNYA!!

Salam manis,

Alussael










REVANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang