Chapter 3

5.8K 413 12
                                    

Keesokan harinya, Naruto pergi kekampus sendiri. Karena Sasuke sedang tidak memiliki jam kuliah pagi dan harus segera pergi kekantor, karena ada rapat. Sehingga Sasuke tidak bisa mengantarkanya kekampus.

Naruto duduk dengan tenang dibangkunya, menunggu dosen datang.
"Naruto! Ada seseorang mencarimu "
"Siapa? "
Dia mengangkat bahu tanda tidak tau. Narutopun memilih keluar untuk menemui seseorang yang mencarinya.

Saat keluar, Naruto dapat melihat seorang wanita berambut biru sebahu, sedang menyender di tembok sambil memainkan kakinya.
"Maaf, apa kamu yang mencariku? " tanya Naruto pada wanita itu.
"Ya "
"Kalau begitu, ada keperluan apa mencariku? "
"Kudengar kau bisa menyelesaikan masalah apapun? "
"Maksudmu, kamu memiliki masalah? "
"Ya, bisakah kau membantuku? "
"Sepertinya tidak bisa " ucap Naruto
"Kenapa? " ucapnya dengan raut wajah sedih.
"Aku tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah orang lain. Tapi....kalau memberi saran mungkin aku bisa "
"Benarkah? "
"Ya "
"Kalau begitu terimakasih, bisakah kau melakukanya sekarang? "
"Kalau sekarang tidak bisa, tapi kalau jam sepuluh, sepertinya bisa "
"Kalau begitu aku akan menunggumu. Oh'ya aku lupa, perkenalkan namaku Konan. Jurusan seni tingkat dua "
"Namaku Uchiha Naruto, jurusan sastra tingkat satu "
.
.
.

Jam 10

Seperti janjinya Naruto. Kini mereka berada di taman kampus, kebetula keadaan taman sedang tidak terlalu ramai.
"Jadi, bisakah kamu menceritakanya? "
"Baiklah, aku memiliki kekasih seorang idol. Aku tau tuntutan pekerjaanya, mengharuskan dia dekat dengan wanita sebagai lawan mainya untuk menambah reting acara. Tetapi aku selalu memergokinya sedang berjalan dengan lawan mainya di waktu luar syuting. Aku sudah bicara denganya, tapi dia selalu mengelak " ucap Konan di bararengi oleh air mata yang keluar dari matanya.
"Sudah berapa lama kalian berpacaran? "
"Sudah tiga tahun "
"Apa dia sudah melakukanya sejak lama? "
"Ya, sejak satu tahun yang lalu. Dia bilang untuk menaikan pamor grup mereka "
"Apa semua orang sudah tau bahwa kekasihmu itu sudah memiliki kekasih "
"Tidak, kekasihku sudah terikat kontar. Kekasihku tidak boleh memiliki pacar selama kontrak berlangsung "
"Kamu tau kapan kontraknya berakhir? "
"Ya, satu tahun lagi "
"Kalau begitu sebaiknya kalian putus saja "
"Apa? Tapi aku masih sangat mencintainya "
"Maaf bila menyinggungmu. Tetapi kalian sudah berpacaran terlalu lama. Takutnya akan terjadi sesuatu diluar batas, seperti hamil diluar nikah. Apa lagi kekasihmu masih terikat kontrak. Bila terjadi sesuatu padamu nanti, takutnya kalian memilih jalan yang salah. Jadi lebih baik kalian putus. Tunggu kontraknya berakhir, dan kalau memang kekasihmu serius padamu, minta dia untuk segera menikahimu. Itu baik untuk kalian berdua "
"Tapi bagaimana nanti bila dia memilih untuk mencari kekasih lain? "
"Berarti dia bukan jodohmu, bila dia memang serius padamu. Dia pasti memilih menuggu, dan segera menikahimu. Dari pada saling menyakiti perasaan, lebih baik berpisah. Sepasang kekaih itu bukan untuk saling menyakiti. Tetapi untuk saling menukung dan saling mengasihi. Pasangan yang telah menikahpun memilih berpisah apabila pasanganya menyakitinya. Setidaknya dengan ini, kamu bisa menguji kesetiaanya. Bukankah begitu? "
Konan mendengarkan nasehat Naruto dengan serius. Konan membenarkan perkataanya.
"Baiklah, aku akan melakukan nasehatmu "
"Bicarakan dengan baik, jangan pakai emosi. Bila dia sudah emosi, tenangkan dia dulu baru jelaskan maksudmu secara perlahan supaya dia bisa mengerti apa keinginanmu "
"Ya, pasti aku akan ingat perkataanmu "
Konanpun pergi, dan bertekad untuk melakukan saran Naruto.

Terdengar suara dering HP milik Naruto. Saat Naruto melihatnya, terdapat tulisan Suamiku di kontak panggilan telephone.
"Ya, Assalamualaikum "
"......... "
"Aku sedang di taman "
"........ "
"Kalau begitu, aku tunggu "

Tidak butuh waktu lama sampai Sasuke datang.
"Kau sudah menunggu lama? "
"Tidak, malahan kau yang sangat cepat datangnya "
"Tentu, aku berlari kesini " ucap Sasuke sambil mengulurkan tanganya. Dan Naruto menyambut uluran tangan Sasuke dengan senang hati.
"Kau pasti lelah, seharusnya kau tidak perlu terburu buru. Aku pasti akan menunggu dengan sabar disini. " ucap Naruto sambil menghapus keringat dikening Sasuke menggunakan sapu tangan yang selalu dibawanya.
"Aku tidak ingin membuatmu menunggu terlalu lama "
"Aiss, kau ini. Sudahlah, jadi kita akan pergi kemana? "
"Kerumah orang tuaku, mereka ingin kita berkunjung "
"Kalau begitu, ayo kita pergi. Tidak baik membuat orang tua menunggu "
"Hn "
Mereka pergi sambil bergandengan tangan. Mengundang tatapan iri bagi yang melihatnya.

Akhirnya mereka sampai dikediaman utama Uchiha. Disana mereka sudah disambut oleh kepala pelayan.

Mereka masuk dan melihat Fugaku dan Mikoto sudah menunggu mereka.
"Assalamualaikum " ucap SasuNaru bersamaan
"Waalaikumsalam " jawab Fugaku dan Mikoto.
Pasangan SasuNaru segera menghampiri mereka berdua dan mencium tanganya.
"Ada apa Kaa-san memanggil kami "
"Tidak ada apa apa, Kaa-san hanya ingin kita makan siang bersama, apa tidak boleh? "
"Kenapa Kaa-san bilang begitu, mana munggkin kami menolak keinginan Kaa-san, apa lagi cuma untuk makan siang " jawab Naruto
"Bukan hanya makan siang, tapi kami ingin kalian menginap malam ini " ucap Mikoto
Naruto melihat kearah Sasuke dengan pandangan bertanya.
"Hn "
Seakan mengerti akan gumaman Sasuke.
"Baik Kaa-san, kami akan menginap "
"Baguslah, kalau begitu ayo Naru, bantu Kaa-san memasak "
"Baik "
.
.
.
Kali ini mejamakan di kediaman Uchiha tidak sunyi seperti biasanya. Keberadaan Naruto ditengah tengah mereka membuat suasana menjadi hangat. Sampai....
"Ha~h, seandainya ada anak kecil diantara kita, pasti ramai" ucapan Mikoto membuat suasana menjadi suram. Yah, memang semua keluarga sedang menantikan anggota baru, setelah pasangan SasuNaru menikah. Tetapi selama setahun ini mereka menanti, belum juga membuahkan hasil.

Melihat wajah sedih Naruto, perasaan Sasuke menjadi ikut sedih. Sasuke sebenarnya juga mengharapkanya, tapi mau bagaimana lagi. Allah belum memberi kepercayaan pada mereka untuk merawat seorang anak.

Sasuke memegang tangan Naruto sebagai bentuk dukungan dan semangat untuk Naruto.
"Mungkin Allah masih memberi kami waktu untuk berduaan Kaa-san. Iya kan Naru? " ucap Sasuke.
"Hmmm "
"Kau tidak perlu bersedih. Sasuke benar, Allah mungkin ingin membiarkan kalian berduaan sebelum di ganggu oleh rengekan seorang anak. Kau tau dulu sewaktu Itachi baru saja lahir, aku jadi jarang bisa berduaan lagi dengan suamiku. Jadi nikmati saja waktu kalian sekarang sebelum nanti diganggu oleh suara tangisan anak anak kalian nanti" ucap Mikoto sambil bercanda.

Akhirnya suasana kembali hidup dengan diisi oleh canda dan tawa.

Jam telah menunjukkan waktu tengah malam. Naruto masih membuka matanya, tidak bisa tertidur. Naruto masih memikirkan perkataan ibu mertuanya. Walaupun mereka berkata tidak apa apa, tapi Naruto tidak bisa bersikap seolah tidak tau apa apa. Naruto masih bisa melihat binar harapan di mata mereka.

Naruto merasakan sepasan tangan yang memeluk pinggangnya dari belakang.
"Kenapa belum tidur? "
"Tidak " ucap Naruto singkat
"Kau masih memikirkan soal anak? " tanya Sasuke dan Naruto hanya mengangguk kecil.
"Bukankah sudah kubilang tidak apa apa "
"Tapi..... "
"Baiklah " ucap Sasuke akhirnya
"Apa? " tanya Naruto heran
"Kita usaha "
"Hah? " ucapan Sasuke membuat Naruto semakin bingung.
"Bukankah kau bilang ingin segera punya anak, jadi ayo kita usaha tiap malam " ucap Sasuke dengan wajah menggoda, dan tanganya yang sudah menyusup di balik baju tidur Naruto.

Akhirnya Naruto mengerti perkataan Sasuke, lalu mengangguk disertai wajah yang sudah memerah sempurna karena malu.

Sasuke mendekatkan wajahnya pada wajah Naruto. Lalu...

TBC

Ps : bayangin aja sendiri :P

Rumahku Surgaku ( Sequel Kekasih Syurgaku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang