Chapter 4

5.6K 429 9
                                    

Hari berganti minggu, minggupun sudah berganti bulan, tidak terasa sudah tiga bulan berlalu sejak pasangan SasuNaru berkunjung kekediaman orang tua Sasuke.

Tidak ada firasat apapun sebelumnya, bahkan Naruto masih beraktivitas seperti biasa. Bangun tidur, shalat subuh, beres beres rumah dan kuliah seperti biasa.

Di tengah pelajaran Naruto tiba tiba pusing, matanya berkunang kunang, dan tiba tiba semuanya gelap.

Saat Naruto membuka mata, dia sudah berada di rumah sakit milik ibu angkatnya. Di sampingnya ada suaminya, dia memegang tangan Naruto dengan erat. Dan pandangan matanya berkaca kaca, tetapi bibirnya tersenyum bahagia. Naruto memberikan pandangan bertanya padanya.

Sasuke mengelus pipi Naruto, lalu tanganya turun kearah perutnya, dan mengusapnya dengan lembut. Perbuatan Sasuke membuat Naruto semakin tidak mengerti.
"Kau sedang hamil, Naru " ucap Tsunade tiba tiba, membuat Naruto keget.

Ah, sepertinya Naruto tidak menyadari keberadaan orang lain selain Sasuke. Naruto mengedarkan pandanganya ke segala arah. Ternyata ruangan yang ditempatinya sudah penuh oleh keluarganya. Mereka memandang kearahnya dengan senyum bahagia dan bangga.

Akhirnya Naruto menyadari perkataan Tsunade setelah beberapa saat terdiam.
"Be.benarkah? " tanya Naruto sambil mengelus perutnya yang masih rata.
"Ya, usianya baru dua minggu. Kuharap kau harus hati hati. Saat trimester pertama janin dalam keadaan rawan, jadi kalian harus hati hati. Naru! Kau harus lebih banyak makan makanan yang bergizi, jangan terlalu lelah dan hindari stress. Kalau kau merasakan sesuatu yang tidak beres, kau harus segera memeriksakanya kesini. Kau mengerti? "
"Baik, Kaa-san "

Keesokan harinya, Naruto sudah kembali keapartemenya. Setelah mengetahui dirinya sedang hamil, semua memperhatikanya secara berlebihan. Kadang itu membuatnya kesal, tapi mau bagai mana lagi, janin yang diperut Naruto adalah cucu pertama mereka. Dan mereka orang yang lebih berpengalaman darinya.

Naruto masih melanjutkan kuliahnya walau sudah dilarang oleh semua keluarga, tetapi Naruto beralasan dia akan sangat bosan kalau hanya duduk dirumah tanpa melakukan apapun. Apa lagi sekarang Naruto dilarang untuk melakukan pekerjaan rumah semasa kehamilanya. Setidaknya Naruto ingin tetap melanjutkan kuliah sampai dia tidak mampu lagi.

Naruto berjalan di kolidor sekolah dengan santai, tetapi dia dihadang oleh seorang wanita. Naruto memberikan wajah bingung, Naruto merasa pernah melihatnya. Setelah cukup lama mengingat ngingat, ah akhirnya Naruto mengingat dia. Dia adalah Kazahana Koyuki, yang kata temanya adalah seorang artis, dan orang yang marah marah tidak jelas waktu itu.
"Bisa kubantu? "
"Kudengar kau sedang hamil "
"Ya, berita yang kau dengar benar. Lalu kenapa? "
"Tidak ada, tapi aku hanya ingin memberi taumu. Kurasa setelah perutmu membesar, Sasuke akan meninggalkanmu "
"Kenapa? "
"Tentu saja karena kau akan tidak menarik lagi, tubuhmu akan melar, walaupun nanti sudah melahirkan, tubuhmu tidak akan seperti semula lagi " ucap Koyuki sambil tersenyum menyebalkan.
"Apa menurutmu Sasuke memilihku karena fisiku? Kalau Sasuke memilih wanita karena fisiknya, pasti bukan aku yang dia pilih, masih banyak wanita yang lebih cantik ataupun menarik dari diriku, contohnya kau. Kau benar aku memang tidak menarik, tapi bisakah kau memikirkan kenapa dia memilihku? Ah sebenarnya akupun tidak tau kenapa dia memilihku. Mungkin kami memang jodoh. Dan kau tau mengandung dan melahirkan adalah pekerjaan yang sangat mulia. Mengandungnya selama sembilan bulan, kelelahan, mual, kaki bengkak dan yang lainya. Itu semua akan terbayar saat melihat anak yang kau tunggu tunggu lahir. Bagi seorang ibu anak adalah yang segalanya. Jadi aku rela walaupun tubuhku tidak menarik lagi atau apapun itu. Dan kuyakin Sasukepun begitu, fisik tidaklah terlalu penting yang terpenting adalah apa yang ada dalam hatiku"

Koyuki yang mendengarnya jadi kesal sendiri. Niatnya tadi ingin memanas manasi Naruto agar tidak percaya diri. Tetapi sekarang malah dia yang dipermalukan lagi dihadapan semua orang. Koyuki yakin, Naruto tidak sebaik kelihatanya. Dibalik kata katanya yang manis, dia berhasil menjatuhkanku. Itu yang dipikirkan Koyuki. Koyuki memilih pergi, sambil menghentak hentakan kakinya kesal.

Naruto menghela nafas, melihat kelakuan wanita yang terjerat pesona suaminya. Sepertinya Naruto harus menyembunyikan wajah Sasuke agar kejadian ini tidak terulang kembali.

Esoknya Naruto melakukan yang dipikirkanya kemarin. Naruto meminta Sasuke untuk memakai kacamata dam masker untuk menutupi wajahnya saat kular rumah. Kelakuan Naruto ini mengundang tatapan heran dari Sasuke. Naruto memang sudah mengatakan alasanya, tetapi bukankan dari dulu Naruto sudah biasa menghadapinya. Tetapi Sasuke berpikir, mungkin bawaan bayi. Kata ibunya, wanita yang sedang hamil kadang kadang selalu meminta yang aneh aneh, jadi Sasuke harus menurutinya walaupun harus berpenampilan seperti sekarang.

Pada kehamilan bulan kedua, Naruto mulai mengidam. Seperti sekarang, Naruto ingin ramen dengan taburan tomat diatasnya, dan Naruto ingin Sasuke sendiri yang membuatnya. Naruto memang tidak memaksanya, tetapi Naruto akan menunjukan wajah sedih dan kecewa bila Sasuke tidak memenuhi permintaanya. Akhirnya Sasuke mengiyakan keinginan Naruto.

Sekarang Sasuke sedang berkutan didapur demi memenuhi keinginan istrinya serta anaknya yang masih didalam kandungn, walaupun Sasuke tidak memiliki bakat sama sekali dalam hal memasak.
Sasuke mencari resep di guru besarnya yaitu Mbah goole, guru yang tau segalanya. Setelah menemukanya, Sasuke langsung mengikuti cara cara yang sudah ada.

Akhirnya setelah dua jam penuh perjuangan didapur, Sasuke berhasil membuat semangkuk ramen dengan taburan potongan tomat diatasnya. Meninggalkan keadaan dapur yang seperti kapal pecah.

Sasuke menghidangkan ramen buatanya dengan ragu. Dia tidak yakin dengan rasa dari ramen buatanya. Apalagi dengan tampilanya yang berantakan. Tapi setidaknya Sauke sudah berusaha.

Naruto melihat Sasuke yang datang dari dapur sambil membawa pesananya, langsung tersenyum bahagia. Setelah dua jam lamanya Naruto menunggu, akhirnya pesananya tiba. Naruto bisa melihat Sasuke yang memberikan ramenya dengan ragu. Naruto bisa melihat tampilan ramenya yang berantakan, dan tentu saja Naruto tidak yakin akan rasanya. Tetapi tentu saja Naruto menghargai usaha Suaminya.

Naruto mulai memakanya, dengan Sasuke yang terus memperhatikan Naruto saat memakan ramen buatanya.

Naruto dapat merasakan berbagai rasa. Asin, asam, pedas dan... entahlah Naruto tidak bisa menggambarkanya.
"Bagaimana? Apa enak? " tanya Sasuke, karena melihat Naruto terus memakan ramen buatanya dengan lahap.

Naruto hanya tersenyum sebagai jawaban. Naruto tidak ingin berbohong, tapi juga tidak ingin menyakiti hati Sasuke. Sasuke sudah berusaha membuatnya, dan hasilnya tidak enak dengan rasa yang aneh. Jadi Naruto hanya bisa tersenyum untuk menjawabnya.

Sasuke tidak yakin saat melihat senyuman Naruto, jadi dia memilih mengambil sumpit dari tangan Naruto dan mencoba hasil dari masakanya. Dan saat Sasuke berhasil menyuapkan mienya, Sasuke langsung memuntahkanya. Sasuke tidak mengerti, kenapa Naruto terus memakanya padahal rasanya sangat tidak enak. Sasukepun langsun mual saat memakanya.
"Hoek, Naru kenapa kau memakanya! Itu tidak enak " kata Sasuke sambil meminum air sebanyak banyaknya untuk menghilangkan rasa aneh dilidahnya.
"Tapi kamu sudah membuatnya dengan susah payah "
"Seharusnya kau bilang kalau tidak enak, sudahlah jangan memakanya lagi. Aku tidak ingin kau dan anak kita keracunan " ucap Sasuke sambil menyingkirkan mangkok ramen itu.
"Ayo! "
"Kemana? " tanya Naruto heran.
"Kerumah sakit "
"Untuk apa? "
"Memeriksakanmu, karena kau sudah memakan makanan yang tidak layak untuk di makan "
"Tapi..."
"Sudah jangan membantah, aku tidak ingin terjadi sesuatu kepada kalian "

Akhirnya Naruto hanya bisa mengikuti Sasuke pergi kerumah sakit, sesuai dengan keinginanya.

TBC

Rumahku Surgaku ( Sequel Kekasih Syurgaku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang