Chapter 9

7.4K 497 30
                                    

Naruto membuka matanya saat merasakan beban didadanya, dan yang pertama dia lihat adalah seorang bayi yang tertidur dengan lelap didadanya. Naruto dapat mengenalinya, bayi itu adalah Raito, bayinya yang telah diculik kini sudah kembali kepelukanya. Naruto memeluk Raito dengan hati hati, takut menyakitinya.

Naruto menangis bahagia karena bisa kembali memeluk putranya. Dan semua yang melihatnya ikut terharu, melihatnya.

Sasuke menghampiri mereka dan ikut bergabung dalam berkumpulnya keluarga kecilnya.

Seminggu kemudian, Naruto sudah kembali keapartemenya. Beberapa hal berubah sejak kehadiran Raito di tengah tengah mereka. Dari pola makan dan pola tidurpun berubah. Sasuke dan Naruto akan secara bergantian menjaga Raito pada malam hari, lalu saat pagi mereka akan memandikanya bersama sama, hari hari mereka sekarang diisi oleh tangisan dan tawa bayi mereka. Walau terasa lelah, tetapi itu terbayar saat melihat senyuman lucu Raito.

Naruto masih cuti kuliah, karena Raito masih kecil dan tidak bisa ditinggal. Jadi rutinitasnya sekarang adalah diam dirumah, merawat Raito sambil mengerjakan pekerjaan rumah atau pergi kekantor Sasuke sambil jalan jalan. Seperti sekarang, Naruto sedang dalam perjalanan menuju kantor suaminya untuk mengantarkan bekal makan siang.

Saat melewati lobi, semua karyawan memberi hormat padanya karena mereka memang mengenalya sebagai istri atasan mereka dan Narutopun membalasnya sambil tersenyum.

Naruto memasuki lift dengan Raito di gendonganya, serta tas bayinya di tangan sebelah kiri dan bekal makan siang disebelah kanan. Memang repot membawa itu semua, tetapi Naruto menolak menerima bantuan karena tidak ingin merepotkan orang lain, Naruto tau merekapun sudah memiliki tugas yang banyak.

Naruto akhirnya sampai di lantai yang dia tuju, lift pun terbuka. Di luar ruangan, ada sekertaris yang sudah menyambutnya dan Narutopun membalasnya dengan senyuman teduhnya. Naruto membuka pintu tanpa mengetuk terlebih dulu. Disana Sasuke sedang berkutat dengan tumpukan dokumen dimeja kerjanya, dia tidak menyadari kedatangan Naruto sampai suara tangis Raito membuat Sasuke menghentikan pekerjaanya.

Naruto mengambil botol susu di tas bayi yang dibawanya, bukan susu formula tetapi asi yang sudah diperas dan dimasukan kedalam botol susu. Naruto memang selalu melakulan itu bila ingin berpergian agar tidak repot saat Raito menangis ditempat umum. Raito langsung menyambarnya menggunakan bibir mungilnya. Sepertinya Raito benar benar lapar.

Sasuke menghampiri mereka, lalu mencium kening Naruto dan Raito sebagai ungkapan kasih sayang. Mereka duduk disofa, lalu Naruto memberikan Raito pada Sasuke. Setelah itu Naruto mengeluarkan bento yang ada di kotaknya lalu menatanya dengan rapih.

Setelah Raito selesai menyusu dan tidur kembali, Sasuke membaringkanya di tempat tidur bayi yang ada diruanganya. Jangan heran, di Ruangan Sasuke memang banyak perabotan bayi, karena Naruto seringa datang kekantor untuk mengantarkan bekal makan siang sambil membawa Raito. Sasuke ingin bayinya nyaman berada diruanganya.

Setelah menidurkan Raito di kasurnya, Sasuke kembali kesofa untuk memulai makan siangnya. Mereka makan berdua dengan di isi oleh cerita Naruto tentang keseharianya tadi dirumah dan sekali kali saling menyuapi. Mereka menikmati makan siang mereka yang berharga, sampai terdengar suara ketukan pintu dari luar.
"Masuk! "
Clek
Pintu terbuka, terlihat sekertarisnya berdiri dengan kakut, takut dimarahi oleh Sasuke. Sasuke memang tidak suka saat waktu bersama keluarganya diganggu.
"Ada apa? " tanya Sasuke dengan suara datarnya tetapi menusuk, membuat sekertaris itu semakin takut.

Naruto yang menyadari perubahan mood suaminya yang turun, menggenggam tangan Sasuke untuk menenangkanya dan berhasil.

Setelah melihat mood bosnya yang membaik, sekertaris itu pun mulai berbicara.
"Maaf, Direktur mengganggu waktu anda. Tetapi ada tamu yang memaksa ingin bertemu dengan anda "
"Siapa? "
"Nona Mei Temuri, Direktur "
"Maksudmu, artis baru itu? "
"Ya, Direktur "
"Apa kepentinganya? "
"Nona Mei bilang, dia memiliki janji makan siang dengan Direktur "
"Bukankah sudah kutolak "
"Ya, tapi dia memaksa "
"Biarkan dia masuk " kata Sasuke
"Baik, Direktur " ucap Sekertaris, lalu memanggil Mei.
Mei pun masuk dengan wajah angkuhnya, seakan dunia berada dibawah kakinya.

Well, Mei memang adalah artis yang sedang terkenal saat ini. Bayak perusahaan dan film yang mengiginkan dirinya menjadi pemainya. Maka jangan heran, dengan kepopuleranya saat ini, dia merasa bisa mendapatkan apapun, termasuk seorang Uchiha Sasuke. Mei tentu tau bahwa Sasuke sudah beristri, tapi apa pedulinya. Dia merasa dapat merebut Sasuke dari istrinya, tidak ada hal apapun yang tidak dapat dimilikinya. Itu yang dia pikirkan.
"Apa yang kau mau? " tanya Sasuke dengan suara datarnya.
"Bukankah kita memiliki janji makan siang "
"Tidak "
"Kau harus! Kalau tidak.. "
"Apa? "
"A.aku keluar dari perusahaan ini " jawab Mei gugup
"Kalau begitu keluarlah, dan siapkan uang ganti ruginya " kata Sasuke tenang.
Ucapan Sasuke membuat Mei terkejut.
"Ap.apa? "
"Kenapa? Bukankah kau sendiri yang ingin membatalkan kontrak? "
"Ta.tapi "
"Silahkan pilih sendiri, inging keluar atau tidak. Masih banyak artis diluar sana yang menginginkan bekerja sama dengan perusahaanku "
Mei tidak bisa membalas perkataan Sasuke karena memang benar, jadi Mei memilih berbalik dan pergi.
"Awas aku akan membalasmu " batinya
Saat Mei akan keluar.
"Tunggu "
"Huh pasti Sasuke menyesal mengatakan itu " batin Mei
Mei berbalik kearah Sasuke berada.
"Apa? " tanya Mei dengan wajah angkuhnya.
"Ah jangan pernah memikirkan untuk melakukan sesuatu yang buruk, kalau tidak ingin berakhir seperti Koyuki " ucap Sasuke sambil memberikan pandangan tajam kearah Mei. Perkataan Sasuke membuatnya merinding ketakutan, dan segera pergi. Lagi pula Mei tidak mungkin melepaskan kerjasama dengan perusahaan Uchiha. Bekerja sama dengan perusahaan Uchiha itu sangat sulit, keuntungan kerjasamanya pun besar. Mei tidak mungkin melepaskanya pekerjaan berharga ini. Toh tidak mendapatkan Sasukepun tidak apa, masih banyak lelaki diluar sana. Pikirnya positif.

Setelah kepergian Mei, Sasuke dan Naruto kembali melanjutkan makan siang yang tadi tertunda karena kedatangan Mei.
"Lebih baik, kamu ubah penampilanmu " kata Naruto ketus.
Sasuke yang menyadari nada suara Naruto yang ketus, tersenyum senang. Karena jarang jarang Naruto memperlihatkan kecemburuanya.
"Kenapa senyum senyum? " tanya Naruto sambil cemberut.
"Tidak "
"Apanya yang tidak? "
"Aku hanya senang " jawab Sasuke sambil tersenyum tipis.
"Kenapa? " tanya Naruto heran.
"Aku hanya senang karena kau cemburu " ucap Sasuke sambil mencubit pipi Naruto, karena gemas.
"Auc, siapa yang cemburu " ucap Naruto sambil mengusap bekas cubitan Sasuke.
"Tentu saja kamu, siapa lagi. Aku senang kamu cemburu berarti kamu mencintaiku "
Ucapan Sasuke membuat Naruto merasa malu, sehingga menghasilkan semburat merah dipipinya.

Melihat keadaan yang mendukung, Sasuke mulai mendekatkan wajahnya kearah Naruto. Naruto yang menyadarinyapun mulai menutup matanya. Saat hanya tersisa jarak beberapa centi, terdengar tangisan Raito di ranjang bayinya. Merusak momen romantis diantara mereka.
"Aku harus melihatnya "
"Hn " jawab Sasuke singkat, karena kesal saat saat romantis bersama istrinya diganggu oleh anaknya sendiri.

Naruto beranjak dari sofa yang dia duduki bersama suaminya untuk melihat keadaan anaknya yang masih menangis. Tapi Naruto mengecup kilat bibir Sasuke terlebih dahulu untuk menaikan mood Saauke lagi. Dan tentu saja berhasil, Sasuke memperlihatkan senyum menawanya lagi.

Saat melihat Raito yang masih menangis dengan kencang diranjang bayinya, Naruto segera menggendong Raito, dan mengayun ayunya dengan lembut untuk meredakan tangisanya.

Naruto dapat mencium bau tidak enak, a~h sepertiya Raito pup. Naruto membaringkan Raito di meja khusus bayi, agar mudah mengganti popoknya. Naruto membersihkanya dengan tisu basah, lalu setelah bersih megusapkan minyak telon disekitar perut dan pahanya, setelah itu diberi bedak, terakhir memasangkan popok kembali.

Setelah selesai mengurus Raito, Naruto membawanya kearah Sasuke.
"Biar ku gendong " ucap Sasuke.
"Hmmm "
"Hei jagoan Tou-san sudah bangun, ingin bermai hemm? " dan dijawab dengan senyuman lucu.

Naruto yang melihat pemandangan itu merasa senang, dan Naruto selalu berdo'a agar suasana ini tidak akan pernah hilang dalam kehidupan mereka.

THE END

Maaf baru up, soalnya kemarin kemarin Ai lagi sakit. Semoga gak ada yang kecewa :)

Rumahku Surgaku ( Sequel Kekasih Syurgaku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang