Bab XVI. The Sixth Diamond

2K 187 22
                                    

Boom!

"Wah, bagus! Lagi, lagi, lagi!"

Boom!

"YEAH!

Suara meriam untuk pertandingan sudah mulai dicoba sejak dini hari. Hal itu membangunkan seluruh murid yang baru saja tidur. Terlebih lagi untuk kelas tiga dan empat yang katanya ada pesta dansa. Anak kelas satu dan dua tidak diperbolehkan ikut karena mereka masih ujian. Hari ini adalah hari terakhir ujian.

"AH, SIAL! Pagi ini mereka masih uji coba meriam juga, ya?! Dasar, ganggu saja!" seru Jeanette kesal.

"Iya, benar. Pertandingannya dimulai besok padahal. Kenapa uji cobanya sekarang, ya?" Vinnie bertanya-tanya sambil menguap.

"Pasti karena meriamnya selalu dirusak anak-anak nakal. Belakangan mereka memainkannya sembarangan dan meriam ketujuh yang sudah disiapkan juga rusak. Mereka sedang memperbaikinya tapi tetap saja," jelas Leona yang keluar dari kamar mandi.

"Wah, rajin sekali sudah mandi pagi begini!" celetuk Amanda.

Leona menguap. "Bisa apa aku?! Tidur tidak bisa, belajar tidak fokus! Mandi air hangat menyenangkan, kok!"

"Benar juga. Wah, sudah jam segini!" seru Amanda begitu melihat jam sudah menunjukkan pukul tujuh lewat lima belas menit. "Lima belas menit lagi kita sarapan! Cepat yang mau mandi!"

"Aku dulu!" teriak Vinnie yang langsung masuk.

"Aku juga mau berendam air hangat!" kata Jeanette.

Leona duduk di ranjangnya sambil mengeluarkan seragam musim dinginnya. "Seperti biasa. Kalau musim dingin begini malas mau melakukan apapun!"

"Benar!" balas Amanda. Ia menguap dan kembali tiduran di ranjangnya.

***

"Ingat, ya. Jangan terburu-buru mengerjakannya hanya karena ini hari terakhir ujian. Jangan ingin cepat selesai untuk menyaksikan pertandingan kedua nantinya. Santai saja dan rileks!" pesan Mr. Anton, pengawas ujian mereka.

"Baik, Mr!" balas murid sekelas dengan lemas.

Leona mengantuk sekali. Ia ingin tidur rasanya. Semalam ia tidak tidur karena meriam bodoh itu. Belum lagi hari ini ujian yang merupakan ujian terburuk baginya, Matematika dan Fisika. Ia memang tidak menyukai kedua pelajaran itu.

Sial! Aku lupa rumusnya! Haduh, hukum newton satu sampai hukum newton tiga disebutkan. Halah, hukumnya saja apa aku lupa! batin Leona kesal. Ia melirik soal ujian Matematikanya. Aljabar, aritmatika sosial, geometri. Haduh! Mati aku!

"Leona Farellia!" panggil Mr. Anton ketika melihatnya hanya diam menyandarkan kepala di meja. "Apa kau sakit?"

Leona mengangkat kepalanya dan menggeleng. "Ti-tidak, Mr. Aku hanya sedang berpikir!" Memang aku sedang memikirkan jawabannya.

"Tegakkan badanmu. Jangan membungkuk!" kata Mr. Anton.

Leona menghela napas. "Baiklah." Sial. Apa saja, ya? Gelombang, pantulan cahaya, lensa, tekanan, geometri, persamaan linear dan petidaksamaannya, aljabar, apalagi ini?! Bangun ruang, sudut, dan--ah!

Setelah empat jam kemudian ...

Teng! Teng!

Lonceng berbunyi menandakan waktu ujian berakhir. Mr. Anton langsung menarik semua soal dan lembar jawabnya. Setelah itu, ia keluar.

1 - Loctus : The Game Of Portal [END-PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang