4. Rival or Enemy

644 54 0
                                    

Disclaimer : Masashi Kishimoto
A/N : OOC untuk kebutuhan cerita.

....

Minggu, 08.00 p.m.
Suara siulan tersebut keluar dari mulut seorang pria berambut kuning. Entah sudah berapa kali Minato memandang dirinya sendiri di depan kaca. T-shirt berlengan pendek warna hijau tosca melekat di tubuh atletisnya, ditambah celana denim panjang berwarna hitam menambah kesan maskulin di diri Minato.

"Wow, aku tidak tahu kalau hari ini adik sepupuku akan pergi berkencan. Jadi, siapa gadis yang berhasil menaklukan hatimu?" Suara laki-laki dewasa terdengar dari arah pintu kamar Minato. Ia tidak perlu memalingkan wajah hanya untuk melihat siapa yang berdiri di pintu kamar karena ia sendiri sudah mengetahui siapa pemilik suara tersebut.

"Berhentilah menggodaku Juugo, kau sendiri tahu kalau sampai saat ini belum ada seseorang yang spesial."

"Memang belum tapi kita tidak pernah tahu."

Minato tidak menjawab perkataan kakak sepupu nya bukan karena perkataan Jugo benar Minato hanya malas kalau harus membalas perkataan Juugo. Lagipula, siapa yang akan pergi berkencan? Minato hanya ingin merasakan bagaimana rasanya mengerjai seseorang?

"Sudahlah aku tidak punya waktu lagi sekarang," Minato dengan cepat mengambil kunci mobilnya dan pergi melewati Juugo tanpa mempedulikan seruan kakak sepupunya.

Mobil sport berwana silver berjalan diantara ribuan mobil lainnya. Waktu tempuh untuk ke kediaman Kushina hanya perlu lima belas menit, namun karena Minato mengendarai mobil sport maka waktu tempuh yang digunakan lebih sedikit.

Minato kini sudah berada di depan gerbang rumah Kushina. Minato keluar dari mobilnya dan mengambil handphone nya yang berada di saku celana dengan cepat ia menelepon nomor Kushina.

Tiga kali ia menelepon Kushina namun tidak ada jawaban. Minato tidak menyerah ketika ia menelepon untuk ke-empat kali akhirnya diangkat juga. Pancaindra Minato langsung menangkap suara serak seseorang yang bangun tidur, Minato tersenyum mendengar suara serak tersebut dengan cepat Minato menjawab. "Hei! Aku sudah berdiri di depan rumahmu, kalau kau ingat kejadian semalam maka kau harus cepat keluar! Karena aku benci memunggu!"

Setelah berkata hal tersebut Minato tidak mendengar apa-apa lagi namun ketika mulutnya hendak mengeluarkan kata-kata, suara disebrang menyuruh Minato untuk menunggu selama lima belas menit. Minato sedikit kesal, padahalkan tadi Minato sudah mengatakan kalau ia benci menunggu lalu kenapa sekarang ia disuruh menunggu? Dengan berat hati akhirnya Minato harus menunggu.

...

Cukup! Minato sudah tidak bisa menahan amarahnya ini sudah lebih dari lima belas menit, kenapa Kushina belum keluar juga? Dengan kesal Minato menelepon Kushina kembali dan sekali lagi Kushina menjawab telephone Minato dengan cepat dan .... sedikit marah? Hei bukankah seharusnya Minato yang marah, lalu kenapa sekarang jadi terbalik? Minato mendecih tidak suka, ia berjanji jika Kushina belum keluar juga selama tiga menit maka ia akan mendobrak pintu rumah Kushina.

Srek..

Suara gerbang terbuka dan tampak seseorang yang ditunggu-tunggu oleh Minato keluar juga. Kushina Uzumaki. Baju dress berwarna abu-abu dan bermotif polkadot membuat siapa saja terpukau, oh jangan lupa juga rambut panjang berwarna merah membuatnya terlihat seperti bidadari yang sedang tersesat, yah untuk beberapa saat Minato sempat terpukau sebelum..

"Kau ini kenapa?! Pagi-pagi sudah membuat keributan di rumah orang, kau tau tidak kalau aku ini sedang... "

Belum sempat Kushina melanjutkan perkataannya, lengan Kushina sudah di tarik oleh Minato dan menyuruh - ralat memaksa- Kushina untuk masuk ke mobil lamborghini silvernya.

Love, Life and Lies [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang