Disclaimer : Masashi Kishimoto
A/N : OOC untuk kepentingan cerita. Chapter ini merupakan flashback kenapa Yahiko sangat membenci Minato.....
Namikaze Hotel, Sunagakure 2014
Alunan musik menghentak sebuah ballroom hotel. Hiasan-hiasan yang indah menambah kesan bagi para tamu malam itu. Sebuah pernikahan megah, pasangan yang terlahir dari kalangan elit.
Rasa Namikaze, putra pertama dari pasangan Jiraya Namikaze dan Tsunade Namikaze pemilik perusahaan Property dan sekolah Konoha High School. Sedangkan istrinya, Sabaku no Karura, putri sulung dari pemilik Rumah Sakit terbesar di Suna. Dua orang yang terlahir dari kalangan elite tentu saja pestanya pun dihadiri oleh orang-orang elite juga.
"Selamat ya Aniki, Nee-san!" Ucap Minato ketika mendekati kakak dan kakak iparnya di atas panggung. Mereka layaknya raja dan ratu malam itu.
"Arigatou ya Minato," jawab Karura dengan senyum manisnya yang tidak hilang dari wajah cantiknya.
Pesta pernikahan tersebut akan masih berlangsung sampai tengah malam. Diantara tawa senyum bahagia, mereka tidak menyadari bahwa sebuah mimpi buruk sedang mengintai mereka.
....
Pria berbaju hitam tersebut berjalan cepat, di tangannya tergenggam sebuah pistol dan di dalam bajunya terdapat banyak peluru.
Tangannya bergerak seirama, melambai, memberi isyarat kepada orang dibelakang. Dengan cepat mereka melewati para penjaga, mereka memukul, melintir leher, bahkan tidak segan-segan untuk menembak para penjaga.
"Dengarkan aku! Dalam hitungan ketiga kita dobrak pintu yang ada didepan kita. Lalu kalian lepas bom asap, buat mereka kacau dan aku akan maju kedepan untuk bertemu teman lama. Kalian paham!"
Orang-orang yang berpakaian hitam itu mengangguk paham. Dalam hitungan ketiga pintu sudah didobrak, bom asap sudah di lemparkan.
Dan jeritan orang-orang sudah terdengar. Kekacauan pesta pun menjadi penutup pesta tersebut.
Disisi lain, Minato yang bingung dengan keadaan sekitar hanya bisa diam ketika tubuhnya terbawa arus massa.Ia harus mencari tahu dulu keberadaan orang tua dan kakaknya.
Brug. Seseorang menabrak tubuh Minato, membuatnya jatuh tersungkur.
"Gomen aku tidak melihatmu," Ucap orang yang tadi menabrak Minato, dengan napas yang tersengal-sengal ia membantu Minato berdiri.
"Tidak apa-apa. Yahiko dimana Aniki dan Nee-san? Paman dan Bibi, mereka semua dimana?" Tanya Minato.
Bum. Suara yang memekikan telinga kali ini terdengar, yang disusul oleh getaran yang membuat dinding hotel retak dan jendela kaca pecah.
"Aku tidak tahu. Tapi dimana pun mereka berada, kita harus menemukan mereka secepatnya."
Minato mengangguk setuju. Tanpa mempedulikan para tamu yang rusuh, suara tembakan dimana-mana. Kedua anak itu berlari melawan arus mencari keluarga mereka masing-masing.
....
Sedangkan di tempat lain, laki-laki berbaju hitam sedang tersenyum puas karena sudah menemukan seseorang yang dicarinya.
"Hisashiburi Jiraya, Tsunade."
Tubuh Jiraya seketika menegang. Ia tidak menyangka bahwa teman lamanya yang menjadi dalang atas semua kekacauan ini.
"Orochimaru! Jadi kau penyebab semua kekacauan ini!"Orochimaru. Nama yang selalu dihindari Jiraya, bukan karena takut. Namun Jiraya tidak ingin memiliki masalah dengan orang licik seperti Orochimaru, sekalipun dia adalah teman lamanya.
"Tentu saja! Ini semua aku yang menyebabkannya. Kau pikir setelah kau mengambil semua investorku aku akan diam saja? Tidak Jiraya, tidak akan. Aku akan membuat mu hancur."
"Tsunade dengarkan aku! Kau cepatlah keluar dari ruangan ini dan bawa anak-anak juga. Ruangan ini akan segera hancur. Dan soal Orochimaru serahkan semuanya padaku!"
Tsunade dengan patuh mengikuti perintah Jiraya. Ia dengan cepat meninggalkan mereka berdua dan berlari mencari anaknya."Kenapa kau menyuruh Tsunade pergi? Kau takut kalau ia melihat kekalahanmu?" Sindir Orochimaru.
"Kita selesaikan saja masalah ini sekarang Orochimaru!"
Orochimaru tersenyum penuh misteri. Menyelesaikan masalah ini? Tanpa sebuah tembakan dan darah yang menggenang tentu saja tidak seru. Dibalik baju hitamnya ia mengeluarkan sebuah pistol Glock 20, pistol yang berasal dari negara Austria.
"Ya, mari kita selesaikan masalah ini."
....
Yahiko terus berlari sambil memanggil Nee-san dan kedua orang tuanya. Ia tidak peduli dengan tubuhnya yang tertabrak orang-orang karena tujuannya sekarang adalah mencari anggota keluarga.
"Yahiko! Untungah aku menemukanmu," ujar Tsunade dengan napas yang terengah-engah.
"Bibi apa yang terjadi? Dimana Nee-san dan kedua orang tuaku?"
Suara gemuruh terdengar kembali dengan guncangan yang lebih dahsyat lagi. Tsunade dan Yahiko berlari melindungi diri dari reruntuhan yang bisa melukai kepala mereka.
"Kaa-san!" Teriak Minato. Tsunade yang melihat Minato mendekat dengan cepat menarik tangannya. Membawa Minato dan Yahiko berlari keluar.
"Kaa-san ada apa ini?"
"Kita harus keluar dari bangunan ini. Bangunan ini akan runtuh!"
"Ta...tapi bagaimana dengan Nee-san bibi?"
"Kita tidak punya banyak waktu Yahiko, kita hanya bisa berdoa bahwa mereka telah lebih dulu keluar."
Mereka terus berlari menghindari beberapa reruntuhan yang bisa saja melukai kepala mereka atau anggota tubuh yang lainnya. Hingga akhirnya mereka menemukan pintu keluar.
"Namikaze-san!" Madara Uchiha sang kepala kepolisian Jepang memanggil mereka bertiga. Tsunade, Minato dan Yahiko menghampiri Madara.
"Perawat cepat bawa mereka!" Perintah Madara.
Namun sebelum merela pergi. Teriakan seseorang menyadarkan mereka untuk melihat ke langit. Sebuah helikopter yang siap menabrak gedung hotel.
"Semuanya berlindung!"
Bersambung~
Hallo minna!! Gomennasai jika minggu lalu saya tidak update. Saya harap chapter kali ini membuat kalian terhibur.
Salam,
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Life and Lies [Tamat]
FanfictionKisah kita memang tidak seindah cerita Cinderella dan Pangerannya tidak juga setragis Romeo dan Juliet, namun kisah kita melebihi mereka semua karena kisah ini kita yang menuliskannya. Cast : Minato .N , Kushina .U , Fugaku dan Mikoto Uchiha Cover b...