16. To be a detective

178 27 6
                                    

Disclaimer : Masashi Kishimoto
.....................................................
Enjoy Reading
.....................................................

....
Kushina melihat dua orang yang menjadi perbincangan ia denga Mikoto. Minato dan Kakashi, dua orang yang berjalan beriringan namun dengan mimik wajah yang berbeda.

Minato dengan wajah biasa seolah tak peduli dengan lingkungan sekitar dan Kakashi yang tersenyum walaupun setengah wajahnya tertutupi oleh masker. Dua orang yang sangat bertolak belakang.

Pokoknya Kushina bertekad untuk mengetahui rahasia apa yang simpan. Kalau Minato tidak ingin bercerita padanya bukan berarti Kakashi pun tidak bercerita padanya, kan? Ah ia harus berbicara dengan Kakashi.

"Hatake-san," ucap Kushina yang mengundang atensi bukan hanya dari orang yang bersangkutan namun juga teman-teman sekelasnya. "Jam istirahat nanti, apa kau bisa menemaniku?"

"Kemana?"

"Aku kurang paham dengan pelajaran fisika, bisakah kau mengajariku? Di perpustakaan sekolah," tanpa bertanya lebih lanjut dan berpikir lama Kakashi mengangguk. Menyetujui permintaan Kushina.

Sedang tanpa Kushina sadari bahwa Minato sedari tadi mendengarkan percakapan mereka. Walaupun ia berpura-pura memakai earphone namun percayalah tidak ada lagu yang didengar.

Dan Mikoto yang menjadi penonton tersenyum senang. Ah ia tidak sabar untuk mengetahui rencana apa yang sedang dibuat oleh Kushina dengan membuat Minato cemburu.

.....

Sebenarnya materi yang sedang dipelajari sudah Kushina kuasai. Namun tak masalah ia belajar lagi, siapa tau ujian nanti ia dapat nilai sempurna. Walaupun ia sendiri tidak tahu makna dari nilai sempurna itu apa?

"Hatake-san. Boleh aku memanggilmu dengan Kakashi saja?" Tanya Kushina setelah berpuluh-puluh detik diisi dengan suara pena dan kertas.

"Tentu saja kita ini teman jadi tinggalkan saja sikap kaku mu itu," jawab Kakashi ramah.

Mereka berkutat lagi dengan soal-soal fisika, Kushina sudah tidak sabar ingin bertanya banyak hal ke Kakashi. Namun belum saatnya, ia tidak ingin Kakashi curiga dan mulai berpikir yang aneh-aneh tentang dirinya. Walau sebenarnya daritadi ia sudah tidak sabar untuk bertanya!

"Kalau ada yang ingin ditanyakan, tanyakan saja!"

Eh, Kushina tidak salah dengar? Apa Kakashi ini seorang cenayang? Kenapa ia bisa tau isi kepala Kushina?

"Kau... Tau isi kepalaku?" Tanya Kushina.

"Tidak! Aku tau karena mimik wajah mu yang mengatakan kau memiliki sesuatu yang harus disampaikan."

Kushina ber-oh mendengar penuturan Kakashi. Itu berarti dia memang mudah ditebak. Bahkan dari mimik wajah saja.

"Kakashi sebenarnya hubunganmu dengan Minato itu apa?" Tanya Kushina pada akhirnya. Namun bukan jawaban verbal yang ia dapatkan melainkan jawaban tanya yang terlihat dari wajahnya. "Maksudku bukan hubungan yang... Bagaimana aku menjelaskannya?!"

"Aku paham," ucap Kakashi. Ia senang melihat bagaimana wajah frustasi Kushina karena sesuatu yang ia jelaskan.

"Kau paham?"

"Tentu! Jadi,, mulai darimana?"

"Bagaimana diawali dengan 'Apa'. Apa hubunganmu dengan Minato? Apa kalian pernah memperebutkan perempuan yang sama?" Tanya Kushina berturut-turut.

"Hemm.. Sebenarnya aku dan Minato tidak memiliki masa lalu yang spesifik," ucap Kakashi sebagai pembuka cerita masa lalu. "Yang kita lakukan itu hanya bercanda."

Kushina sudah tidak tahu lagi harus menanggapi seperti apa. Jawaban Kakashi membuatnya tercengang. Mereka, Minato dan Kakashi, saling memberikan tatapan sinis, tidak saling menyapa, bahkan berkata dengan dinginnya dan Kakashi berkata kalau itu semua bercanda! Bercanda!

"Wah! Aku baru mengetahui bahwa orang-orang jenius itu bercandanya dengan memberikan tatapan sinis," ucap Kushina setelah mendengar penuturan Kakashi.

Kakashi sendiri hanya tertawa mendengar ucapan sarkastik dari Kushina. Ah, pantas saja baru beberapa bulan disekolah tapi Minato sudah dekat dengan Kushina karena perempuan dihadapannya ini memiliki daya pikat sendiri.

"Pulang sekolah nanti kau pulang denganku."

"Kenapa harus denganmu?" Tanya Kushina.

"Well kalau kamu tidak mau, ya sudah maaf kalau aku tidak memiliki motor bagus untuk mengajakmu pulang bersama."

"Hei!" Ucap Kushina tidak terima. Kata-kata Kakashi itu menyakiti hatinya ia seperti perempuan matre. Padahalkan ia belum menjawab pertanyaan. "Aku kan belum menjawab pertanyaanmu kenapa kau seperti ini."

"Kalau begitu pulang denganku!"

Maka dengan keadaan terpaksa, Kushina pun menyetujui permintaan Kakashi.

....

Sedang dari sisi yang berlawanan, jauh dari tempat sepi yang bernama perpustakaan, dan jauh dari percakapan Kakashi dan Kushina.

Disudut yang berisik di kantin Minato sedang duduk bersama teman-temannya. Semua bercakap-cakap, semua mengeluarkan humor mereka kecuali Minato. Laki-laki itu jadi pendiam setelah Kushina pergi.

"Kushina di perpustakaan, Minato. Dia gak pergi kemana-mana jadi jangan terlihat menyedihkan seperti itu!" Ucap Tsume kesal karena melihat Minato yang seperti pria tua kesepian.

"Jangan terlalu kasar Tsume! Sudahlah biarkan di bergalau ria, kau tahu kan selama ini Minato terus yang membuat para wanita bersedih. Sedangkan dia? Dia dengan tampang cueknya meninggalkan mereka," itu ucap Mikoto.

Walau dia berkata jangan kasar atas perkataan Tsume. Namun hei! Ia sendiri tidak sadar bahwa kata-katanya sendiri sudah menyakiti hati Minato.

"Terserah kau saja!" Jawab Minato dengan angkuhnya. Ia masih saja mengelak untuk mengetahui bahwa dirinya itu sedang cemburu.

....

Bel pulang sudah berbunyi dari tiga menit yang lalu. Namun Minato belum beranjak dari tempat duduknya, padahal semua barang-barangnya sudah masuk kedalam tas.

Kushina sendiri masih mencatat beberapa materi di papan tulis, ia tadi tertidur selama lima menit yang alhasil membuatnya ketinggalan pelajaran.

"Apa sopirmu menjemputmu?" Tanya Minato.

"Minato maaf," jawab Kushina yang membuat kerutan di dahi Minato. "Hari ini aku pulang dengan Kakashi."

Oh bolehkah Minato mengumpat? Rasanya ia ingin mengeluarkan kata-kata kasarnya setelah mendengar pernyataan Kushina.

Mereka bahkan belum genap seminggu kenalan dan sekarang mereka akan pulang bersama! Sepertinya horoskop milik Minato menunjukkan kesialan yang sangat besar.

"Oh baiklah, aku pulang duluan."
Setelah mengatakan hal itu Minato pergi dengan keadaan marah.

Kushina dan Kakashi pergi tidak lama setelah Minato pergi. Tanpa mereka sadari bahwa dikelas masih ada satu murid yang menyaksikan interaksi mereka bertiga. Ia hanya diam menjadi penonton dan setelahnya tersenyum misterius.

"Permainan apa lagi sekarang?"


Bersambung~~

Hey,, hey,, apakabs semuanya!!🙆🙆 Apakah kalian mulai mencium aroma aroma kata selesai???

That's right gaes,,, akhirnya setelah cerita ini berada di wattpad dalam waktu yang lama banget banget banget (triple lohh bangetnya)....

Akhirnya sebentar lagi akan selesai🎉🎉

Ehh,, tapi tenang... Masih ada beberapa chapter kok,,, jadi jangan lupa vote+coment nya😂😂😅

Salam, 😘

Love, Life and Lies [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang