Accident

20.9K 910 27
                                    

"Apakah ini mimpi? Jika ini mimpi tolong bangunkan aku dari tidurku karena aku tidak ingin memimpikan hal buruk ini. Dan jika ini bukan mimpi tolonglah bantu aku untuk menghadapi ini semua agar aku bisa menerimanya dengan lapang dada "

-Kayla-

Malam ini Raffael di bawa ke Rumah Sakit karena hidungnya ia terus menerus mengeluarkan cairan merah kehitaman yang membuat wajahnya pucat dan hampir pingsan.

Dokter memberitahu pada kedua orang tua Raffael kalau penyakit yang di derita Raffael sudah meningkat menjadi Leukemia Akut dan itu sangat berbahaya bagi dirinya. Karena banyak orang yang menderita Leukimia Akut tidak dapat bertahan lama.

Begitu mendengar perkataan Dokter, Mama Raffael menangis sejadi-jadinya "Pa, anak kita..." Mereka semua tidak menyangka kalau penyakit Raffael semakin memburuk walaupun ia sudah melakukan banyak pengobatan.

Mama Raffael ingin menyampaikan pada Marcello mengenai perkataan Dokter tadi tetapi ia tidak kuat untuk menyampaikannya. Papa Raffael yang akhirnya membawa Marcello ke Taman di Rumah Sakit untuk memberitahukan semua perkataan dokter tadi. Saat Marcello mendegarnya air mata pun menetes secara perlahan-lahan. "Papa boong kan? Cello gak mau El pergi ,Pa" Papanya pun memeluk Marcel dengan erat dan mengelus-elus bagian kepalanya.

Marcello tidak kuat untuk menerima semua ini karena ia tidak percaya kalau adik semata wayangnya akan pergi meninggalkannya untuk selamanya. Saat Papa meninggalkan Marcello dan kembali ke ruang ICU tiba-tiba saja hujan turun sangat lebat yang diikuti dengan angin kencang. Walaupun hujan turun sangat lebat, Marcello masih berada di Taman karena ia ingin menenangkan pikirannya disini.

Setelah berada di Taman selama setengah jam, ia pun kembali ke tempat Raffael berada. Kayla dan kedua saudaranya yang hendak pergi ke kantin melihat marcello basah kuyup. Kayla segera menghampiri Marcello dan melepaskan jaket yang ia pakai untuk menghangatkan tubuh Marcello. Karena wajah Marcello terlihat sangat pucat dan dingin ia segera membawanya ke Kantin.

Kayla meminta Brandon untuk memesan teh manis hangat agar wajah Marcello tidak lagi. Kayla pun memberanikan dirinya untuk bertanya pada Marcello "Kok bisa sampe kayak gini?" Marcel tidak langsung menjawab pertanyaan itu. "Kay,jangan ditanyain dulu" bisik Wendy. Tak lama kemudian brandon datang membawa pesanan Kayla. Marcello pun meminum teh itu. "Bro, lu kenapa bisa sampe kayak gini?" tanya Brandon dengan polosnya "Jangan ditanya!!" bisik wendy. Tak diduga ternyata Marcello menjawabnya "Raffael..." mereka semua bingung karena ia menyebut nama Raffael. "Penyakit Raffael udah meningkat jadi Leukemia Akut" saat itu juga Kayla lemas hingga ia tidak sanggup untuk berdiri dari tempat duduknya.

"Dokter bilang kalau Raffael gak akan berta--" Belum selesai berbicara Kayla langsung memotongnya "Gak,gak mungkin" Brandon segera memeluk Kayla untuk menenangkannya.

Saat mereka berjalan menuju Ruang ICU, mereka melihat ada seorang laki-laki yang berbaring dengan darah di sekujur tubuhnya dibawa oleh para suster menuju ruang UGD. Saat laki-laki itu dibawa melewati mereka, Kayla tidak sengaja melihat wajahnya dan saat itu juga Kayla berlari ke samping laki-laki itu "Ben...." Teriak Kayla. "Maaf mbak belum diperbolehkan masuk ke dalam UGD sekarang" ujar seorang suster "Itu Ben, kenapa bisa kayak gitu Sus?" tanya Kayla sambil menunjuk ruang UGD "Mbak anggota keluarganya?" tanya Suster itu "Saya temannya" Saat itu juga Kayla dibawa oleh seorang suster ke untuk mengisi data pasien dan mengambil barang-barang Ben.

"Gila-gila cobaan macam apa ini" Ujar Brandon yang mengacak-acak rambutnya. Wendy menemani Kayla mengambil barang-barang Ben. Setelah itu mereka kembali ke ruang UGD dan menunggunya diluar. Untung saja ruang UGD dan ruang ICU tidak jauh jadi Kayla bisa menemui mereka berdua secara bergantian.

Karena Kayla tidak memiliki nomor telfon orang tua Ben dan ia pun memutuskan untuk membuka dompet milik Ben "Cari apa Kay?" tanya Brandon "Kartu nama orang tuanya Ben" Kayla ingat kalau orang tua Ben sangat sibuk dan mereka jarang ada di rumah karena pekerjaanya.

Setelah mencari nya akhirnya Kayla menemukannya. Kayla segera menghubungi nomor itu tetapi tidak diangkat. Kayla pun memutuskan untuk mengirimkan pesan "Malam Tante, ini Kayla teman Ben. Saya mau kasih tau kalau Ben sekarang ada di UGD Rumah Sakit Purnama. Saya harap Tante bisa ke sini sekarang. Terimakasih"

Setelah menunggu sekitar setengah jam akhirnya dokter dan beberapa suster keluar dari ruang UGD. "Gimana Kondisinya Dok?" tanya Kayla "Kamu anggota keluarganya?atau temannya?" Tanya dokter itu "Saya temannya Dok" Dokter langsung membawa Kayla ke Ruangan nya untuk dijelaskan. Wendy ikut bersama Kayla untuk menemaninya.

Di Ruangan itu Dokter juga membawa seorang polisi. Polisi itu adalah orang yang menolong Ben tadi. "Jadi begini Mbak, Korban terpental dari motornya karena saat hujan lebat tadi dia mengendarai motor dengan kecepatan tinggi sehingga tidak melihat ada lubang dan akhirnya terpental." Kayla benar-benar lemas mendengarkannya. "Tadi korban jatuh di perempatan dekat sini" jelas Polisi tersebut. Karena Kayla tidak sanggup menjelaskan pada Dokter dan Polisi jadinya Wendy yang menjelaskannya "Iya Pak, tadinya Ben memang mau ke sini untuk menjenguk temannya yang berada di ICU"

Setelah berbincang-bincang dengan polisi itu akhirnya polisi itu pamit kembali ke kantor untuk mengurus kecelakaan Ben. "Ya jadi begini, Saudara Ben mengalami pendarahan yang cukup banyak di bagian kepala dan bagian matanya terus menerus mengeluarkan air. Jadi saya akan memeriksa bagian matanya lebih lanjut. Mungkin karena ia terpental jauh dan helm nya lepas jadinya ia mengalami pendarahan." Jelas Dokter "Untuk lebih lanjutnya nanti saya akan jelaskan kepada orang tua Ben. Nanti kalau orang tuanya sudah datang tolong menghadap ke saya segera ya.." Kayla dan Wendy berjalan meninggalkan ruangan itu dan kembali ke UGD.

Saat mereka kembali ke UGD, terlihat Brandon yang sedang duduk sendirian disana. "Kok lu sendirian?" tanya Wendy "Marcel pergi ke tempat Raffael" jawab Brandon. Saat mereka sedang menunggu di depan ruang UGD tiba-tiba saja orang tua Ben datang "Ben dimana??" tanya nya dengan panik "Om dan Tante sekarang di minta ke ruangan Dokter Vano untuk dijelaskan semuanya. Ruangannya di sebelah sana tante" Tanpa basa-basi orang tua Ben langsung berjalan ke arah ruangan dokter.

"Kay mendingan kita pulang dulu aja, besok pagi kita ke sini lagi, soalnya Mama udah nyariin kita" Brandon berusaha mengajak Kayla untuk pulang karena waktu sudah larut malam. Kayla pun memutuskan untuk pulang ke rumah.

Author's Note :

Apakah Raffael dan Ben dapat bertahan ?

Bagaimana dengan Kayla yang belum bisa menerima semua ini?

Don't forget to vote and comment yaaa..

24 Juni 2017

Cewek Cuek Vs Cowo Famous [Belum Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang