🎶Prolog🎶

55 7 8
                                    

Cerita kedua ku😘😇😊

Happy reading 📖📖

🎶🎶🎶

Gludug !!
Drssss...

Hujan membasahi sebuah kota di Indonesia. Di sebuah perumahan cluster, seorang wanita sedang bergelung nyaman di bawah selimut tebalnya. Ia terus saja bergerak-gerak mencari posisi yang nyaman untuk masuk ke alam mimpi. Namun ia tak menemukan posisi itu.

Kemudian ia bangkit dan duduk bersandar di atas ranjang dengan sebuah bantal menjadi sandaran nya. Lalu ia menyibakan selimut tebalnya, lalu terlihat lah perutnya yang besar. Bukan berarti ia gemuk tapi ia sedang mengandung.

Ia mulai mengelus gumpalan daging yang akan keluar beberapa hari mendatang. Ia mengalihkan pandangan nya ke atas nakas, disana terdapat sebuah buku yang cukup tebal. Ia pun mengambil buku itu. Di sampul nya tertulis judul 'Ai no Uta'. Ia pun mengelus judul buku itu. Ia pun memperhatikan seluruh detail buku itu.

Saat ia membuka bagian yang telah ia batasi untuk ia baca, tiba-tiba saja pintu kamarnya terbuka.

"Sayang? Kenapa kau belum tidur?" tanya seseorang yang masuk tadi. Rupanya ia seorang pria.

"Aku tidak bisa tidur Zen. Jadi aku menunggumu sambil membaca novel ini" kata wanita yang sedang duduk di ranjang itu pada pria yang ia sebut Zen. Namun pria itu hanya menghela nafas.

"Apa kau sudah makan ? Aku bawakan pizza seperti permintanmu tadi" kata Zen sambil mengacungkan sebuah kantong plastik yang lumayan besar pada wanita itu.

Wanita itu langsung menyimpan buku yang ia pegang dan menyibakan selimut nya hendak berdiri. Namun sebuah lengan menghentikan aksinya itu.

"Ini. Makan di sini saja" ujar Zen sambil memberikan kantong plastik itu.

Wanita itu menerima kantong plastik itu dengan wajah yang berbinar senang. Namun pancaran itu kembali redup.

"Lyra ...sayang, kamu kenapa lagi? Hm? Ayo bilang sama aku" Zen mengelus pipi Lyra saat tahu kalau raut wajah istrinya itu.

"Aku sudah tidak ingin makan ini lagi" cicit nya pelan, namun Zen masih dapat mendengar cicitan istri mungilnya itu.

"Tidak apa... maaf ya. Aku bawanya terlambat, jadi kamu udah gak pengen lagi. Maafin Daddy ya sayang, kamu udah lapar dari tadi tapi Daddy nya baru bawain sekarang" ucap Zen sambil mengelus perut buncit istrinya.

"Aku mau makan kalau kamu yang suapin" balas Lyra manja.

Zen tersenyum lembut.

"Iya, aku suapin. Tapi aku mandi dulu ya! Nanti baby nya gk mau deket Daddy lagi kalo Daddy bau" canda Zen.

"Ya sudah sana. Baby nya udah gak tahan bau Daddy" balas Lyra sambil menutup hidung nya dengan dua jarinya. Lalu tertawa.

Zen pun tersenyum lagi. Lalu bangkit berdiri, mengambil handuk dan satu setel pakaian santai. Lalu Zen segera memasuki kamar mandi yang menjadi satu dengan kamarnya.

Setelah kepergian Zen, Lyra pun bangkit menuju balkon yang menghadirkan pemandangan rintik-rintik hujan yang turun membasahi jendela pembatas balkon kamar mereka berdua.

Dengan menarik kursi riasnya, ia duduk di depan jendela pembatas balkon.

LYRA POV

Sudah sembilan bulan aku menikah dengan Zen. Tapi sudah lima tahun aku mengenal Zen. Aku mengenalnya saat pertama kali masuk masa orientasi universitas. Ia menolongku saat penyakitku kambuh. Sejak saat itu pula kami menjadi semakin dekat. Aku pun kembali mengingat masa dimana aku dan Zen masih berstatus mahasiswa. Dimana aku mulai mencintai Oktavius Zen Trevaris.

Prolog end

🎶🎶🎶

Holla guys... Back again with me...

Oh ya...ini cerita kedua aku ya. Ini bukan fanfiction. Tapi ini romance ya..

Udh deh,

See you in the next chapter👋👋

Ketjhup cintah dari Sena😘😘

Mind to vote and comment ?

Ai no Uta (Nyanyian Cinta) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang