Chapter 5

157 16 0
                                    

Keesokan paginya pihak rumah sakit dikejutkan dengan kedatangan Daniel di kamar rawat Sharen. Daniel mendapati Sean terlelap di sofa kamar rawat tersebut, Ia tidak menerima hal itu dan mengganggap tidak seharusnya seorang dokter menginap di kamar rawat pasiennya. Ia memaksa Sean untuk bangun dengan cara yang kasar sehingga Sharen pun terkejut melihat keduanya saling berlawanan.

" Daniel..stop. ", ucap Sharen.

Seolah tak mendengarkan ucapan Sharen, Daniel tetap memperlakukan Sean dengan kasar. Perawat di rumah sakit pun berdatangan ke kamar rawat tersebut untuk memisahkan keduanya. Tak ada perlawanan dari Sean, Ia melindungi nama baiknya dari tindak kekerasan, tetapi emosi Daniel sudah tak terbendung, Ia memukul Sean tepat di wajah bagian kanan.

Tak berapa lama kemudian, keamanan di rumah sakittersebut datang dan membawa Daniel keluar dari rumah sakit. Sharen mencoba beranjakdari tempat tidurnya untuk menghampiri Sean. Ia memperhatikan wajah Sean yangterluka akibat pukulan keras dari Daniel dan Ia terlihat begitu sedih.

(Sharen POV)

Aku melihat wajahnya terluka, bibirnya mengeluarkan darah, keningnya terlihat memar. Perlahan aku mencoba untuk menyentuh wajahnya, namun dia selalu menghentikan ku dan memberikan isyarat seolah dirinya baik-baik saja.

" Maafkan aku..", ucap ku lirih.

" Aku baik-baik saja, kau harus tersenyum di pagi hari seperti biasanya. ", jawab Sean.

Perlahan aku berjalan ke kamar mandi, aku membasahi handuk yang ada di kamar mandi untuk membersihkan luka diwajah Sean. Dengan tertatih aku menghampiri Sean dan duduk di sampingnya. Perlahan aku membersihkan wajah Sean dari luka dan membuat Sean terdiam sejenak.

" Biarkan aku melakukannya sendiri. ", ucap Sean yang mengambil handuk dari tanganku.

Ku perhatikan wajahnya dan melihat kemejanya yang rusak karena genggaman tangan Daniel yang begitu kasar. Beberapa menit kemudian seorang perawat datang dan memberitahu Sean jika kepala rumah sakit memanggilnya.

(Sharen POV end)

(Sean POV)

Aku sudah tahu jika aku harus menerima sanksi atas perbuatan ku ini. Kepala rumah sakit terlihat sudah menunggu ku di ruangannya, aku hanya menundukan kepala ku saat berjalan ke arahnya.

" Sean Eclare, apa yang sudah kau lakukan ? ", tanya kepala rumah sakit saat Sean memasuki ruangannya.

Aku hanya tertunduk dan sesekali menahan rasa sakit diwajah ku.

" Bagaimana bisa kau berada di kamar rawat pasien untuk semalam ? Apa yang ada dipikiran mu ? ", tanya kepala rumah sakit.

Tak ada satu kata pun yang terucap dari bibir ku.

" Maaf sekali Sean, kau harus menerima sanksi yang ada disini. Jam praktik mu akan dihentikan sementara sampai berita tentang keributan ini menghilang. ", penjelasan kepala rumah sakit membuat ku beranjak dari ruangan itu dan kembali menemui Sharen.

Ketika aku kembali dan membuka pintu kamar rawat, aku melihat Sharen menunggu ku di sofa. Aku tidak akan memberitahu Sharen tentang hal ini, aku lebih baik diam dan menyembunyikan semuanya.

" Apa kau baik-baik saja ? ", tanya Sharen dengan wajah yang begitu khawatir.

" Tentu saja. ", jawab ku.

" Maafkan ....", ucap Sharen.

" Aku harus kembali kerumah. ", sambung ku yang langsung mengambil tas dan seragam ku.

(Sean POV end)

Tak ada sedikit pun niat Sean untuk terhenti dan memandang Sharen. Ia kembali ke apartmentnya dengan luka diwajah. Sementara Sharen menitihkan air mata melihat sikap Daniel kepada Sean. Ia tidak menyangka jika Daniel bisa melakukan hal seperti itu, Sharen bersandar di sofa dan Ia juga memikirkan cara untuk menemui Sean secepatnya. Ia mengambil ponselnya dan mencoba untuk menghubungi ayahnya, tetapi apa daya, Lucas Claire tidak menjawab panggilan itu.

Mencoba melakukan proses kembali ke rumah dari rumahsakit dengan sendiri, Sharen berjalan perlahan menghampiri perawat yang beradadi meja administrasi. Akan tetapi, pihak rumah sakit tidak bisa memproses semuanya jika dokter yang bersangkutan belum memutuskan untuk kembali ke rumah.Sharen semakin kebingungan, Ia ingin sekali meminta maaf pada Sean atas kejadian ini. Tetapi, tak putus harapannya, Ia meminta contact Sean pada perawat.

THE MANSION, 18fl,

Sean berjalan dari mobil menuju kamarnya, petugas keamanan di mansion tersebut bertanya tentang luka di wajah Sean, tetapi mereka tidak mendapatkan jawaban apapun dari Sean. Sean membuka pintu kamarnya dan Ia meletakan tas yang Ia bawa. Ia beranjak ke kamar mandi dan melihat luka di wajahnya melalui cermin. Ia tidak mengerti apa yang terjadi antara Daniel dan Sharen sampai memicu amarah Daniel seperti saat di rumah sakit.

Ia membersihkan lukanya dan sesekali menghela nafas. Tak bisa dihindari, Ia juga teringat wajah sedih Sharen saat Daniel memukulnya. Hatinya mulai tak menentu, Sharen mulai mengisi sebagian ruang di hatinya. Ia beranjak dari kamar mandi menuju ruang tamu, Ia melepaskan lelahnya di sofa dan menyaksikan acara televisi.

Sesekali Ia kembali memikirkan keadaan Sharen ke depanketika Ia tidak di izinkan menjalani praktik, sekalipun Ia datang sebagaipengunjung, pihak rumah sakit akan melarang hal tersebut. Ia mengambil ponselnya dan menyambungkan koneksi dengan smart tv miliknya. Ia menyaksikan setiap video yang sempat Ia buat selama Sharen menerima perawatan di rumah sakit. 

Colombus International Hospital,

Sharen masih bersandar di sofa dan air matanya tak kunjung berhenti. Ia merasa jika Sean akan menjauh darinya dan Ia akan kehilangan Sean yang selama beberapa saat ini menemaninya. Sesekali Ia mencoba menghubungi ayahnya agar memproses administrasi di rumah sakit dan kembali ke rumah. Sharen ingin sekali bertemu dengan Sean untuk meminta maaf.

Perawat rumah sakit masuk ke kamar Sharen dan Ia melihat Sharen sedang sedih. Ia menghampiri Sharen dan memulai percakapan agar Sharen merasa tenang.

" Maaf nona, apakah kau mengenal pria yang datang tadi pagi itu ? ", tanya perawat.

" Iya, aku mengenalnya. Tapi tidak untuk setelah ini. ", jawab Sharen sambil memandang keluar jendela.

" Dokter Sean tidak memiliki jam praktik untuk beberapa waktu ke depan. ", ucap perawat itu yang membuat Sharen terkejut.

" Karena hal ini ? ", tanya Sharen yang langsung menatap perawat itu.

" Saya kurang paham untuk penyebabnya. ", jawab perawat tersebut.

Sharen terdiam dan tidak menyangka jika dampak yang dihasilkan Daniel sangat berpengaruh pada pertemuannya dengan Sean. Rasa kecewa yang begitu besar mulai tertanam di hati Sharen, Ia semakin yakin untuk menjauhi Daniel. Entah apa yang Ia rasa sehingga Ia memilih untuk menjauhi Daniel dengan sungguh-sungguh setelah Daniel melukai Sean.

Hari menjelang malam, Sharen tidak kembali ke tempat tidurnya, Ia memilih untuk duduk di sofa setelah mandi dan makan. Ia ingin menunjukan kepada ayahnya bahwa Ia sudah cukup baik untuk kembali ke rumah. Sesekali Ia melihat ponselnya dan merasa bimbang, Ia ingin sekali menghubungi Sean untuk meminta maaf.

Tak berapa lama, Lucas Claire datang menghampiri Sharen. Ia nampak heran melihat putrinya terdiam di sofa, perlahan Ia mendekati putrinya dan duduk di sampingnya.

" Hi, Sharen .. Mengapa kau duduk di sofa ? ", tanya Lucas Claire.

" Aku ingin kembali ke rumah. ", jawab Sharen yang langsung menatap ayahnya.

" Apakah keadaan mu sudah membaik ? ", tanya Lucas Claire yang terkejut sambil menatap Sharen.

" Sudah, izinkan aku kembali ke rumah. ", jawab Sharen dengan wajah memohon.

" Uhm, dimana dokter yang merawat mu ? ", tanya Lucas Claire.

" Aku ingin kembali ke rumah untuk menemuinya. ", jawab Sharen.

" Apa ? Kau ingin menemuinya ? ", tanya Lucas Claire yang mulai heran dengan sikap putrinya.

" Ayah, izinkan aku melakukan sesuatu yang aku inginkan. Aku akan menceritakan semuanya pada mu setelah kita di rumah. ", jawab Sharen sambil menyentuh tangan ayahnya.

Lucas Claire terdiam dan Ia mulai mempertimbangkan permintaan putrinya itu. Ia terheran-heran mengapa putrinya mencari dokter yang merawatnya itu, akan tetapi Ia tidak bisa untuk membantah keinginan putrinya,Ia pun mengurus setiap administrasi dan mengusahakan berbagai cara agarputrinya bisa kembali ke rumah.

" Aku akan menemukan mu. ", gumam Sharen.   

Still The SameWhere stories live. Discover now