Chapter 12

95 11 0
                                    


1 bulan kemudian...

Pagi itu, Sharen terbangun dari tidurnya dan hari ini adalah hari dimana dirinya akan dinyatakan lulus dari perkuliahannya. Sharen bergegas mempersiapkan dirinya untuk berangkat ke kampus bersama keluarganya.

" Dimana kakak mu, Mauren ? ", tanya Lucas Claire.

" Mungkin dia sedang bersiap-siap. ", jawab Mauren singkat.

" Apa kau sudah siap ? ", tanya Lucas Claire.

" Sudah. ", jawab Mauren yang sedang fokus menyaksikan acara di televisi.

Tak lama menunggu, Lucas Claire terdiam melihat putri sulungnya saat menuruni tangga rumah. Sharen terlihat lebih cantik dari hari-hari biasa, Lucas Claire tersenyum melihat penampilan putrinya.

" Selamat pagi, ayah. ", ucap Sharen sambil tersenyum.

" Kau terlihat sangat siap. ", jawab Lucas Claire membalas senyum putrinya.

Tanpa membuang waktu, mereka pun berangkat ke Diamon Art University. Selama perjalanan, Mauren hanya terdiam dan memperhatikan setiap jalan yang Ia lalui. Tiba-tiba saja ponselnya bergetar dan ada pesan singkat muncul dilayarnya, Ia terdiam dan terkejut saat membaca pesan singkat itu.

" Aku tidak mau melihat dokter itu berada di sekitar kampus meskipun dia datang saat acara sudah selesai. "

Mauren terdiam dan Ia melihat ke arah Sharen yang tak berhenti tersenyum selama perjalanan menuju kampus. Mauren mengabaikan pesan itu dan Ia menyimpan ponselnya di dalam tas.

Sesampainya di Diamond Art University, Mauren keluar dari mobil dan Ia melihat banyak sekali mahasiswa yang datang bersama keluarganya, mana mungkin bisa Ia mencari keberadaan Sean. Sharen mengantarkan ayah dan adiknya menuju ruang utama tempat akan dilaksanakan acara kelulusan itu. Setelah itu, Ia mempersiapkan dirinya bersama teman-temannya yang lain. 

(Sharen POV)

Jantung ku sangat berdebar-debar saat ini, aku tidak bisa menahan rasa gugup karena hari ini adalah hari kelulusan ku. Aku akan segera meninggalkan kampus dan memulai perjalanan karir ku. Aku menyempatkan diri untuk melihat ponsel ku dan hati ku tiba-tiba saja seperti tak menentu karena tidak ku dapati kabar darinya sejak semalam. Aku berharap jika dia tidak melupakan hari ini.

Aku duduk bersama dengan teman-teman ku yang lainnya. Fokus ku mulai terbagi dan seolah tidak terlalu mempedulikan perkataan rektor ku. Sesekali aku terlihat seperti sedang mencari keberadaan seseorang yang tak kunjung datang dan aku hanya bisa menundukan kepala ku dengan cemas memainkan jari-jari tangan ku.

" Pada hari ini izinkan juga kami untuk memberikan penghargaan kepada salah satu mahasiswi yang menjadi kebanggaan Diamond University karena prestasinya dalam dunia akademik maupun non akademik. Sharen Claire. ", ucap Mr. Zarch.

Teman-teman ku memberikan selamat dan memeluk ku. Seolah lupa dengan rasa cemas ku, aku pun beranjak dari kursi ku dan menghampiri Mr. Zarch. Aku membungkukan tubuh ku sebagai rasa hormat ku pada rektor di kampus ini. Mr. Zarch memberikan pengharagaan itu dan ijazah kelulusan ku. Aku melihat ayah ku tersenyum dan bertepuk tangan ketika aku menerima pengharagaan itu.

Setelah selesai dengan acara kelulusan, aku pun menemui ayah dan adik ku. Kami berjalan menuju halaman kampus, ayah terlihat senang melihat diri ku sudah lulus, tetapi tidak dengan Mauren. Aku melihat ada kekhawatiran dalam dirinya.

" Sharen.", suara seorang pria yang berhasil menghentikan langkah kaki ku.

" Kau ? ", gumam ku sebelum membalikan tubuh ku ke arahnya.

" Selamat atas kelulusan mu. Akhirnya setelah sekian lama kau menunggu ini. ", ucapnya dengan senyum.

" Terimakasih. ", jawab ku dengan senyum seadanya.

" Sudah lama tidak melihat mu, Daniel. ", kataayah ku.

(Sharen POV end)

(Sean POV)

Aku berlari sekuat mungkin untuk menemuinya, aku tidak bisa membawa mobil ku masuk karena terlalu ramai. Aku mencari wanita itu di tengah keramaian, aku melihat ke sekeliling ku dan aku tidak menemuinya. Nafas ku sudah tidak teratur tetapi aku masih berharap jika aku belum terlambat.

" Sean. ", suara itu, aku tidak asing dengan suara itu.

" Uh ? ", gumam ku, seolah ingin kembali mendengar suaranya aku pun terdiam.

" Sean Eclare ? ", suara itu semakin mendekat dan aku merasakan ada yang menggenggam lengan ku dari belakang.

" Jessica..", ucap ku saat mendapati wanita ini sudah menggenggam lengan ku.

Mengapa bisa aku bertemu dengannya lagi, hati ku kini tidak menentu dan aku tetap melihat ke sekeliling ku. Dia menatap ku dengan senyumnya dan Ia memperhatikan seikat bunga yang ku bawa.

" Kau ? ", tanyanya.

" Uh, aku ingin menemui teman ku. ", jawab ku singkat saat melihat pandangannya mengarah pada bunga yang ku bawa.

" Uhm.", gumamnya.

" Apa yang sedang kau lakukan disini ? ", tanya ku.

" Aku baru saja menemui teman ku. ", jawabnya.

Saat sedang berada di keramaian bersama dirinya, tiba-tiba saja aku melihat seseorang yang menjadi tujuan utama ku datang ke tempat ini. Dari kejauhan aku memperhatikan ada seorang pria yang sedang berbicara dengan keluarganya. Aku menaikan alis ku seolah bertanya siapakah pria itu, perlahan kaki ku hendak menghampiri mereka namun langkah ku terhenti karena genggaman tangannya.

(Sean POV end)

(Mauren POV)

" Sean ? " gumam ku dalam hati.

Wajah ku terheran ketika melihat dokter itu berada di tempat ini bersama seorang wanita yang sedang menggenggam lengannya. Aku mempertajam pandangan ku seolah memastikan apakah pria yang sedang aku perhatikan saat ini adalah dokter yang berhasil membuat kakak ku merasa nyaman dan bahagia.

" Bagaimana jika kita pergi makan bersama ? ", tanya Daniel.

" Sharen ? ", ucap ayah ku seolah memastikan keputusan Sharen.

" Uh, aku.. ", jawab Sharen seolah bimbang.

" Mauren ? ", ucap ayah ku "Daniel akan mengajak kita pergi makan bersama. ", sambungnya.

" Uh, iya, terserah Sharen saja, ayah. ", jawab ku yang terkejut mendengar perkataan ayah ku.

Kami pun beranjak dari tempat itu dan aku masih sempat melihat Sean sedang berbicara dengan wanita yang menggenggam lengannya itu.

" Apa yang sedang kau lakukan, dokter ? ", gumam ku dalam hati seolah curiga.

Still The SameWhere stories live. Discover now