Chapter 11

101 11 0
                                    


28 Mapple Camp,

Mauren masih berada di kamarnya, sementara Sharen sudah berada di ruang makan bersama ayahnya. Lucas Claire memperhatikan wajah putri sulungnya, Ia menghelakan nafas dan meletakan majalah yang sedang Ia baca. Sadar dirinya diperhatikan, Sharen perlahan melihat ke arah Lucas Claire dan menatapnya terheran.

" Ada apa, ayah ? ", tanya Sharen.

" Berapa lama lagi kau akan lulus kuliah ? ", tanya Lucas Claire.

" Uhm, minggu depan adalah minggu terakhir ku sebelum aku menghadapi ujian kelulusan. ", jawab Sharen.

" Apa yang akan kau lakukan setelah itu ? ", tanya Lucas Claire dengan tatapan cemas di wajahnya.

" Aku belum tahu. ", jawab Sharen sambil menundukan kepalanya.

" Sharen, ayah ingin kau selalu bahagia. Tidak peduli apapun caranya. ", ucap Lucas Claire.

" Uh ? ", gumam Sharen yang perlahan mengangkat wajahnya dan menatap ayahnya.

" Ayah ingin kau bersama pria yang menyanggupi dirinya untuk membuat mu terus bahagia. ", ujar Lucas Claire dan membuat Sharen terdiam.

Ketika keduanya sedang berbicara di ruang makan, Mauren tak sengaja mendengar percakapan itu ketika Ia beranjak dari kamarnya. Ia terdiam dan bermaksud untuk kembali mendengarkan pembicaraan ayahnya.

" Ayah tahu beban mu, meskipun kau tidak pernah memberitahukan itu. Ayah sangat ingin melihat mu bahagia bersama pria yang tepat. ", ucap Lucas Claire.

" Uh, ayah .. ", gumam Sharen.

" Entah mengapa ayah merasa dokter itu sanggup untuk membuat mu bahagia. ", ujar Lucas Claire dan perkataannya itu membuat kedua putrinya terdiam.

" Dokter ? ", gumam Mauren dari balik dinding.

" Ayah, aku belum memikirkan hal itu. ", jawab Sharen.

" Apakah kau masih mencintai Daniel ? ", tanya Lucas Claire.

Sharen terdiam dan tertunduk. Lucas Claire berhenti berbicara ketika langkah kaki Mauren menghampiri mereka. Mauren duduk di samping Sharen dan Ia melihat Sharen hanya tertunduk. Mauren seperti merasakan apa yang sedang dirasakan Sharen.

"Orangtuanya adalah alasan ku untuk berhenti mencintainya."

Perkataan itu membuat Mauren yakin jika sebenarnya Sharen masih mencintai Daniel dan Ia hanya menghormati keputusan orangtua Daniel. Melihat kedua anaknya hanya duduk terdiam, Lucas Claire mulai berbicara dan mengajak keduanya makan bersama untuk pertama kalinya setelah sekian lama berpisah.

(Sharen POV)

Malam ini adalah malam pertama kami berada di satu meja untuk makan malam bersama setelah sekian lama berpisah, aku merasa senang karena Mauren sudah kembali ke rumah, tapi disisi lain aku mulai memikirkan apa maksud perkataan ayah ku. Aku menuangkan isi pikiran ku ke dalam kertas, aku mulai menggambar sesuatu seperti yang biasa aku lakukan jika pikiran ku terasa penuh.

*Flashback*

Dia berlari mengejar ku setelah perdebatan hebat terjadi di rumahnya. Aku berlari meninggalkan rumahnya dengan air mata yang sudah membasahi pipiku.

" Sharen, tunggu. Kau harus mendengarkan penjelasan ku. , ucapnya sambil berlari mengejarku.

" Daniel, berhentilah mengejarku. Mereka tidak menginginkan ku untuk berada di hidup mu. ", aku menghentikan langkah ku dan menatapnya.

" Tidak, Sharen. Itu mereka, tetapi aku sangat menginginkan mu. ", wajahnya sangat serius ketika mengucapkan hal itu.

" Aku lelah, Daniel. Bisakah kau mengerti itu ? ", tanya ku lirih.

" Aku tidak akan pernah lelah untuk mendapatkan mu, Sharen. ", ucapannya itu membuat ku semakin sakit.

" Daniel .. ", gumam ku.

" Aku berjanji jika aku akan tetap berusaha untuk mendapatkan mu. ", katanya dan aku tangannya mulai meraih tubuhku.

Aku menangis sejadi-jadinya di dalam pelukannya dan tak sengaja aku mendengar suaranya bergetar saat menyebutkan nama ku. Pria yang ku kenal manja ini memeluk ku sangat erat dan Ia mengatakan satu kalimat yang sampai saat ini tidak pernah hilang dengan sempurna dari telinga ku.

" Aku tidak akan membiarkan siapapun memiliki mu entah bagaimanacaranya. " 

*Flashback End*

(Sharen POV end)

(Mauren POV)

Aku melihat wajahnya muram, meskipun kami sudah berpisah sejak lama, aku masih bisa merasakan kegelisahan dalam hatinya. Aku hanya bisa menundukan kepala ku dan perlahan beranjak meninggalkan pintu kamarnya. Aku memasuki kamar ku dan berjalan ke arah jendela. Aku menatap ke luar rumah dan kembali aku mengingat setiap kejadian yang terjadi hari ini.

" Aku akan melakukan segala cara, jika kau tidak bisa melakukan hal itu untuk ku. Aku tidak peduli seberapa besar luka yang akan diterima oleh kakak mu. "

" Dia sangat baik, aku rasa dia tidak hanya mendapatkan perhatian ku."

Aku melipat kedua tangan ku di depan dada dan mulai berpikir bagaimana caranya agar masalah ini dapat diselesaikan tanpa melukai siapapun. Aku teringat wajahDaniel yang begitu membenci Sean dan terlihat ingin menyingkirkan Sean dari hidup Sharen. Sementara wajah Sharen terlihat begitu sedih saat sedang menceritakan semuanya kepada ku tadi siang. Aku tidak mengerti apa yang harus aku lakukan untuk mereka.

Still The SameWhere stories live. Discover now