Author POV
Pagi ini masih jam masih menunjukan pukul empat. Matahari belum bangun dari tidur nya. Entah karna apa Yasmin tiba-tiba terbangun dari tidur nya dan tidak bisa tidur lagi. Yasmin bosan karna acara tv yang di lihat itu-itu saja. Sungguh membosankan. Yasmin turun ke dapur, dan ternyata bi Iyem sudah bangun dari tidur nya. Sudah bersiap-siap untuk mandi. Yasmin menghiraukan itu, lalu ia membuat coklat panas dan kembali ke kamar nya.
Yasmin menyalakan lampu kamar nya dan membuka pintu balkon kamar nya. Ia sengaja ingin menghirup udara segar nya di pagi hari di temani coklat panas. Angin menerpa wajah putih dan rambut panjang Yasmin sehingga rambutnya sedikit berantakan. Yasmin membiarkan itu, lalu Yasmin mendongakan kepala nya dan menutup mata. Berusaha untuk merasakan segar nya pagi ini.
Tak terasa hubungan nya dengan Devan sudah berjalan selama enam bulan lamanya. Tidak ada pertengkaran yang benar-benar serius. Yasmin bersyukur karna Devan selalu mengerti keadaan nya. Sudah sejam lamanya Yasmin berdiri di balkon kamar, ia memutuskan untuk masuk dan kembali melakukan kewajiban nya. Yaitu sholat subuh.
Seperti hari-hari biasanya Yasmin berangkat bersama Devan ke sekolah. Selama pacaran, Devan selalu menjemput Yasmin kerumah untuk berangkat bersama. Obrolan, candaan, tawa, semua menyelimuti kedua nya saat di dalam mobil. Bahkan obrolan tidak penting pun mereka bahas. Seiring nya waktu berjalan, Yqasmin semakin mengenal Devan. Yasmin jadi lebih sering mencairkan suasana karna ia tahu kalau Devan tidak suka keheningan.
"Eh ra nanti balik sekolah mampir rumah aku dulu bentar ya." tatapan Devan masih terfokus ke jalan hanya sesekali menoleh ke arah Yasmin.
"Ngapain?"
"Bonyok mau ketemu. Katanya sih mau ngobrol sama calon menantu."
"Oke sat." Yasmin menatap baju seragam nya. Lalu setelahnya membuka tas nya, ternyata baju yang biasa dia bawa untuk jaga-jaga tidak terbawa. "Dev, tapi aku gak bawa baju." bahu Yasmin meluruh ke bawah dan menyandarkan punggung nya ke sandaran jok mobil.
"Pake seragam aja kali. Ribet amat."
"Tapi kan kalo bau gimana?" tanya Yasmin. Devan terkekeh, sejak kapan Yasmin bau badan? Bahkan Devan senang dengan wangi parfum Yasmin. Rambut nya wangi vanilla yang semerbak. Terkadang kalau Devan sedang bosan, ia suka memainkan rambut Yasmin, lalu mencium nya. Sama hal nya dengan baju, Yasmin juga wangi vanilla nah itu yang menjadi perbedaan Yasmin dengan yang lainnya.
"Coba sini gue cium, bau gak."
"Ish! Enak aja."
"Tuh kan gak mau berarti bau." Devan tersenyum miring.
"Apaan sih, sinting nih orang."
***
Bel pulang sekolah sudah berbunyi menandakan waktu kegiatan belajar mengajar telah usai. Yasmin membereskan buku-buku nya lalu memasukkan ke dalam tas. Setelah Yasmin beres dengan kewajiban piketnya. Yasmin pamit ke Klara dan Aqila untuk pulang duluan, karna Devan sudah menunggu nya di parkiran. Yasmin berjalan dengan mengunyah permen karet, tas yang di selampirkan di bahu kanan dan tangan kirinya memegang handphone nya. Yasmin dan Devan bedanya satu tahun. Yasmin kelas sepuluh sedangkan Devan kelas sebelas. Seperti biasa Yasmin melewati koridor dengan santai.
Bugh!
Seperti nya Yasmin sudah menabrak punggung seseorang. Mungkin karna Yasmin sedang sibuk membalas pesan Devan yang mengatakan bahwa sudah ada di parkiran. Handphone Yasmin seketika terbanting, refleks Yasmin mengambil nya dan memeriksa keadaan handphone nya. Hembusan nafas lega keluar dari mulut Yasmin. Untung saja hp nya tidak retak, dan rusak. Ia baru ingat bahwa hp nya memakai case yang anti crack.
"Sini gue bantu." ujar cowok tersebut sambil mengulurkan tangan nya. Yasmin baru ingat jika sedari tadi ia lupa bahwa ia sudah menabrak orang. Kepala Yasmin mendongak ke arah uluran tangan itu, dan tiba-tiba Yasmin menegang saat sadar siapa orang yang baru ia tabrak. Seketika pikiran nya melayang dan seolah-olah memutar kembali kejadian sebelumnya. Kejadian saat dimana ia dibawa oleh orang di hadapannya ini ke sebuah gang kecil. Yang gelap dan sempit. Jantung Yasmin berdetak lebih kencang. Yasmin berdeham sebentar.
"Gak usah!" Yasmin menepis kasar tangan Raihan.
"Oh oke. Kita udah lama ya gak ketemu sejak kejadian-"
"Gak usah di bahas!" Yasmin menatap tajam manik mata Raihan. Tetapi yang di tatap masih dengan stay cool nya. Senyum devil terpasang di bibir nya dengan tangan yang di masukan ke dalam saku celana.
"Lo trauma?"
"Banyak bacot lo." masih dengan menatap raihan tajam, yasmin menoleh ke sekeliling nya yang sudah sepi. Tidak ada siswa yang berlalu lalang lagi, ini yang semakin yasmin takut. Ponsel yasmin terus berdering, devan menelepon. Ia tersadar jika sudah meninggalkan devan setengah jam yang lalu. Karna hari ini yasmin kebagian piket. Jadi pulang nya rada lama.
"Sepi ya? Kayaknya udah gak ada anak-anak lagi deh." raihan menunjukkan smirk andalannya. Yasmin memutar bola mata nya jengah.
"Bodo, udah awas!" yasmin mendorong bahu raihan yang menghalangi jalannya.
"Lo takut?"
"Gak! Ngapain takut sama om om pedofil!" ejek yasmin sambil mengumpulkan keberanian nya. Sebenarnya jarak raihan dengan yasmin tidak terlalu dekat hanya dua langkah saja. Raihan mendengar derap langkah kaki dari arah luar koridor, raihan dengan mudah menebak siapa orang tersebut.
Tapi karna tubuh raihan yang tinggi besar menutupi pintu koridor sehingga yasmin tidak menyadari orang tersebut. Sedangkan jika di bandingkan dengan tubuh yasmin yang mungil, itu tidak ada apa-apanya. Raihan dengan sengaja memiringkan kepalanya ke arah yasmin, dahi yasmin mengernyit tidak mengerti. Tapi raihan mengerti dengan begitu jika di lihat dari belakang persis seperti orang yang sedang berciuman. Langkah kaki tersebut semakin dekat semakin cepat. Bahkan terdengar seperti berlari.
Bugh! Bugh! Bugh!
****
Vomment ya gaes
Tengkyu😊
KAMU SEDANG MEMBACA
2FAB 4YOU (COMPLETED)
Teen Fiction#3 wattys (27/3/19) #1 cutegirl (14/3/19) #2 masasma (17/11/18) #2 relationshipgoals (23/02/19) Devan putra aysel. ~Aku bulan, si pemilik hati bintang. Yasmin latifa azzura. ~Nyatanya aku hanyalah matahari, dan bukan bintang yang selalu menemani bu...