Part 6

17.1K 647 3
                                    

Author POV
"Kita makan dulu ya, gue laper nih."

"Oke, gue juga laper nih hehe."

Yasmin spontan langsung mengangguk dengan semangat. Tidak butuh waktu lama untuk sampai, disini lah tempat favorit Devan untuk makan dengan nuansa yang klasik membuat hatinya tenang. Terkadang Devan datang kesini hanya untuk menenangkan hati nya jika ia ada masalah. Tempat ini juga terdapat rooftop yang langsung bisa melihat indah nya pada malam hari, di padu kan dengan indah nya bintang-bintang yang bertaburan dilangit yang gelap. Di atas sini kita juga bisa lihat bagaimana macet nya jalanan Jakarta.

Namun sayang nya kini masih jam dua siang, devan memilih tempat di dalam, karena matahari yang terik pasti diatas sana akan sangat terasa panas.

"Lo mau pesen apa?" tanya Devan sambil melihat buku menu di hadapannya.

"Um, samain aja deh."

"Samain mulu dari tadi" sambil nada bercanda yang diselingi kekehan.
Yasmin hanya bisa tersenyum simpul. Ia bingung harus menjawab apa. Tidak ada yang berbicara, keduanya terhanyut pada pikiran masing-masing namun semua mandadak sadar saat pesanan nya sudah datang.

"Nih makan, pasti enak. Ini makanan kesukaan gue." ujar Devan tanpa Yasmin menanyakannya.

"Okay" ucapnya sambil mengambil piring tersebut 'Perasaan gue ga nanya deh'. Saat yasmin memasukan sendok nya kedalam mulut, ia langsung merasakan bom ada di mulut nya. Spontan mata nya melebar dan menyambar minuman dihadapan nya dan habis dalam satu tegukan.

Devan yang melihat itu langsung tercengang dan diselingi tawa nya yang semakin membesar.

"Huaaa demi apa dong ini makanan apa dev? pedes banget!" ucapnya yang meluncur langsung di mulutnya, seiringan dengan air matanya yang sudah meluncur bebas. Devan yang melihatnya langsung tertawa lepas sambil memegang perutnya. Yasmin berulang kali menelan saliva nya untuk menghilangkan rasa pedas yang melanda mulutnya.

Sesekali Yasmin mengeluarkan air mata. Setelah Devan selesai tertawa ia menghela nafas, mengatur nafasnya. Devan yang melihat muka Yasmin begitu merah langsung memberikan minum nya untuk Yasmin. Tanpa gerakan lambat Yasmin langsung menyambar minuman Devan yang masih utuh, belum di minum sama sekali.

"Gila ya lo! Kasih makanan kaya begituan, lo mau racunin gue hah?"
Sambil sesekali mengusap air mata nya yang masih terus turun.

"Yee, bukan salah gue kali. Lagian lo kan tadi bilang sendiri, makanan nya samain aja. Yaudah ini makanan yang biasa gue pesen." jawab nya polos sambil memakan makanan nya dengan semangat.

Yasmin melihat Devan dengan santai nya memakan hidangan nya itu dengan semangat dan tidak melirik sama sekali ke Yasmin yang sedang berjuang untuk menghilangkan rasa pedas di mulutnya yang entah mengapa tak kunjung hilang. 'Sumpah nih anak watados banget sih, bukannya minta maap kek apa gitu. Atau ga pesenin makanan laen kek, nyesel kan gue balik bareng sama si cucu firaun.'

"Nih makan nih sekalian makanan gue"

"Bukannya lo tadi bilang laper ya?"

"Gimana gue bisa makan, kalo makanan yang lo pesen kaya gini"
Jawab dengan kata terakhirnya sengaja ditekan.

"Bener gamau? Yaudah kalo gitu buat gue sini"

"Yaudah sana"
 
Devan langsung mengambil piring Yasmin yang masih tersisa banyak karena baru satu sendok yang diambil yasmin. 'Lah ini beneran di ambil? Itu perut apa gentong? Jelas-jelas disini gue kelaparan.'

"Berhubung gue orang nya pekaan yaudah lo pesen makanan lagi aja, gue tau ko lo lagi laper banget. Dan soal yang tadi gue minta maaf, kira gue lo suka pedes."
Ucapnya yang masih sibuk dengan makanan nya dan enggan mengalihkan pandangan nya dari makanan di hadapannya.

"Bagus lah." Yasmin melambaikan tangan ke arah pelayan yang ada di resto tersebut. Merasa ada yang ingin memesan makanan pelayan tersebut dengan cepat menghampiri yasmin.

"Um, mau pesen yang ini ya mas." ucapnya sambil menunjuk nama makanan yang ada di buku menu.

"Yang ini saja mbak? Ada pesanan lain?"

"Ga ada ko, tapi ini ga pedes kan? Masalahnya aku gak suka pedes  mas." tanyanya penuh penekanan. Devan yang mendengar itu hanya tersenyum dan melanjutkan makanan yang hampir habis.

"Ga ko mbak ini ga pedes" jawabnya dengan senyum ramah.

Setelah pelayan tersebut hilang dari hadapannya Yasmin kembali melihat Devan yang masih asik dengan makanan nya. 'Dia ga kepedesan apa ya? Udah mana minuman nya abis sama gue lagi'

"Eh by the way, lo suka ga sama tempat ini?"

"Suka."

"Disini juga banyak cecan loh. Jadi gue sering ke sini."

"Ga nanya. Dan bodoamat." jawab nya sambil mengalihkan pandangan ke jendela, menghindari pemilik mata caramel itu.

"Hahaha iya juga sih ya." Devan kembali tertawa mendengar jawaban dari Yasmin.

"Lah bego emang." ucap Yasmin pelan hampir tidak terdengar, namun salah jika Devan tidak mendengar karena Devan mempunyai pendengaran yang tajam.

"Hah? tadi lo ngomong apaan?" tanyanya pura-pura tidak mendengar.

"Eh? Em-emang tadi gue ngomong apaan?"

"Lah nanya balik."

"Hehe." kekeh Yasmin berharap Devan tidak mendengar perkataan yang tadi.

"Bego emang." balas Devan dengan suara yang pelan.

"Ha? Ngomong apa dev barusan?."

"Ah engga, emang gue ngomong apa?."

"Ck, ngaco ah."

"Lucu."

***
Sorry kalo ada typo
Jangan lupa ya vomment

2FAB 4YOU (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang