Part 3

104 16 5
                                    

Rere POV

Mobil putih minimalis atas namaku sudah berhenti didepan butik milik tante Dian. Aku bersama Niken dan Via tentunya bersama pak Rohman juga karena aku belum bisa menyetir.

"Mau cari apa Re? " tanya tante Dian ketika aku dan kedua temanku mulai melangkah masuk.

"Aku mau cari gaun tante, bukan hanya untukku tapi untuk kita!" menjawab pertanyaan tante Dian dengan iringan senyum yang manis di bibirku.

Aku dan kedua temanku menyusuri butik tante Dian untuk mencari gaun mana yang akan aku kenakan saat wisuda esok. Kutemukan sebuah gaun berwarna hitam selutut yang indah. Ku ambil dan kucoba gaun itu.

Setelah mengganti seragam sekolah dengan gaun hitam selutut dikamar ganti, aku keluar dan meminta pendapat tante Dian dan kedua temanku.

"Gimana?  Bagus nggak? " tanyaku kepada mereka yang menganga melihatku. "Sumpah, apa ini elo Re? Lo cantik pake banget! " kagum Via.

"Banget (2)" lanjut Niken.

"Banget (3)" lanjut tante Dian.

Mereka kagum akan pesona cantikku memakai gaun ini. Melihat ekspresi mereka aku kira gaun inilah yang terbaik untukku dan aku mengambil gaun ini untuk kukenakan wisuda lusa hari.

Author POV

Niken dan Via masih menyusuri butik Dian. Memilih dan mencoba gaun berulang kali hingga menemukan gaun yang pas. Melihat teman temannya yang berselera macam macam, Rere hanya mengekor dibelakang dan terkadang menjadi komentator atas gaun yang mereka berdua coba.

"Abu abu-abu abu, Bagus nggak? " tanya Via. "Jujur, dari empat gaun yang lo coba, gaun ini yang terbaik! Iya kan Nike ?" jawab Rere untuk pertanyaan Via sekaligus pertanyaan Rere untuk Niken. Mendengar Rere bicara, Niken hanya membalas dengan anggukan yang tangannya sibuk memilih gaun yang cocok untuk dirinya sendiri.

"Lihat lihat, hitam kayak punya anak elu Re!" ujar Niken yang membuat Rere dan Via terkejut. "Iya, bagus tuh cocok banget ditubuh elu!" Lanjut Via, sedangkan Rere hanya mengangguk.

Mereka bertiga telah memilih gaun yang akan mereka pakai diwisuda lusa. Pulang dari butik Dian, mereka memutuskan untuk mencari makan.

"Pak, berhenti di cafe cinta kasih sayang ya pak," perintah Rere kepada pak Rohman. Sedangkan pak Rohman hanya mengangguk tanda mengerti. (emang ada, cafe cinta kasih sayang? Author curhat? Iyee':)

Mobil yang trio pretty tumpangi dengan supir setia mengantar dan menjemput, pak Rohman sudah berhenti disebuah cafe yang disebut Rere. "Ayo pak, turun juga gak papa. Bapak belom makan kan?" Tanya Rere.

"Nggak dek, bapak tadi udah beli ketoprak didepan butik dan sekarang masih kenyang. Terima kasih," jawab pak Rohman yang hanya dibalas anggukan singkat Rere.

Trio pretty memasuki cafe untuk segera mengisi perut karena cacing diperut mereka sudah konser minta makanan.

"Mau mesen apa? Gue yang traktir, itung itung bonus kelulusan daaan... Perpisahan dengan Via🙄" ucap Rere yang kalimat terakhirnya dibuat begitu dramatis dengan sujud sujud dibawah meja tepatnya di kaki Via seperti drama Queen profesional.

"Apaan, kaya kita nggak bakal ketemu aja! Udah berdiri! saya akui nak, dramamu memang Queen. Eh maksud gue drama queen buangettt." Jawab Via sambil menghayati setiap kata yang keluar dari bibirnya.

"Heee, iya Bu! Drama Queen banget nih cucumu!" Lanjut Niken. "Gila lu tong, kapan Lo jadi anak gue, kapan gue nikah, dan kapan tuh bocah jadi cucu gue? Apa gue setua itu? Dasar anak durhaka!" protes Via sambil menonton kepala Niken dan Niken hanya tersenyum kikuk dengan tangan yang menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Kacang kesayangan [Kksy#1~sedangdirevisi] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang