Part 11

102 12 6
                                    

Author POV

Masing masing belah pihak sudah siap di depan rumah mereka masing masing. Karena mereka sudah sepakat menggunakan mobil Gino, Gino yang harus menjemput mereka satu persatu.

Rere POV 

Hari ini aku bakal hangout bareng temen temen dan ada Natha disana. Aku memakai perpaduan raglan hitam-putih dan jumpsuit pendek jeans warna putih dengan alas kaki sepatu full white kesayangan ku. Aku memperhatikan penampilanku dengan rambut terurai sangat keren, namun kenapa Natha lebih melihat Adel? Cinta memang tidak memandang fisik.

Terdengar suara klakson dari bawah dan aku turun membawa tas punggung kecil warna hitam. Dan tanganku tidak lupa menyambar kacamata unyu unyu milikku dengan kerangka warna hitam. Sungguh nuansa hitam putih penampilanku saat ini.

Aku masuk mobil di bagian tengah duduk tepat diantara Indra dan Natha, sedangkan yang didepan ada Niken dan Gino. Mobil melaju cukup kencang membelah jalanan pagi yang mulai ramai membuat mobil yang ku tumpangi segera sampai disebuah pantai dengan pasir putih yang indah namun sepi.

Aku melepas tas kecilku dan melemparnya asal ke dalam mobil. Aku dan Niken langsung berlari menuju bibir pantai dengan diikuti tiga cowok manis dibelakangku yang diantara mereka sudah tidak jomblo lagi kecuali Indra, yang mengaku mengagumi ku.

"Woy, pelan pelan...tunggu gue!" Teriak Natha, suaranya begitu pas di telingaku.

"Sini Lo kalo berani...kejar gue!" Aku meneriakinya tak kalah keras dari teriakannya tadi.

Ya, sekarang Natha mengejar ku hingga aku lelah berlari dan hap, tubuh mungil ku direngkuh Natha kedalam pelukannya. Tanpa ku sadari, ada seseorang yang memperhatikan gerak gerik aku dan Natha yang sedang berpelukan mesra seperti sepasang kekasih bahagia, namun aslinya tidak.

"Udah ah, lepasin gue Nath! Sumpah, gue capek bangettt...hoshh.." aku ngos-ngosan mengatur deru nafas ku yang memburu.

"Okey, gue lepasin tapi ada satu syarat!" Dia yang masih memelukku dari belakang sambil menggelitiki pingganggku membuat aku tak bisa diam.

"Iyaa...yaa, apapun yang Lo minta gue bakal nurutin deh!" Setelah mendengar itu, Natha langsung melepaskan pelukannya dan tak lama kemudian dia mendapat sebuah pesan masuk.

Natha POV

Setelah melepas gelitikan super geli dari tubuh Rere, aku langsung mengambil hp dari saku celana jeans pendek yang aku pakai. Terdapat notifikasi SMS disana namun diacuhkan.

"Apa yang Lo minta?" Rere memecah ke fokusanku tentang pesan singkat tiga puluh dua karakter itu. Gue harus jauhin Rere, hanya itu yang kupikirkan.

"Gue mau Lo jauhin gue, lebih baik kita nggak usah komunikasi lagi sedekat ini. Hanya sebatas antar orang yang sekedar tau nama. Makasih udah jadi teman aku semenjak sepuluh awal hingga saat ini, ketika dengan menghitung Minggu sudah berstatus anak kelas sebelas. Maaf,"  Rere kaget. Sangat kaget malahan. Dia melongo kaku tidak jelas sedangkan aku sebagai manusia yang biasa karena tak punya hati hanya meninggalkannya yang sepertinya menangis dibelakang sana tanpa penenang.

"Kita pulang sekarang," Aku mengisyaratkan kepada teman temanku untuk segera pulang.

"Kenapa, bahkan kita baru nyampe satu jam lalu. Nggak ah, gue kan mau disini sampe sore ngelihat sunset," Niken menimpali.

"Sekarang!" Gue masih dingin dan kaku sehingga mau tidak mau mereka mengikutiku.

"Anjir, ban sialan! Kenapa Lo kempes sih!" Gino menepuk jidatnya kesal.

"Kempes?" Tinggal aja mobilnya, pulang bawa mobil gue, Niar gue nelfon supir!" Aku memberi jalan keluar untuk masalah ini dan mereka hanya mengangguk, kecuali Rere yang menatap depan dengan pandangan kosong.

Tak lama menunggu, mobil putih berhenti tepat di depanku. "Pak, disini ya bawa mobil temen aku." Aku menyambar kunci dari tangan Gino dan memberinya ke Pak Alex, supir pribadi ku.

"Kalian pulang aja, gue disini aja ditemenin pak Alex!" Gino menawarkan usul dan mendapat anggukan dari ku tanda okay.

"Mobil bawa Lo, gue yang bawa ya..muka Lo pucet banget deh Nath!" Indra menyambar kunci mobil dari tanganku dan aku hanya menyetujui nya.

Aku duduk dibelakang bersama Rere sedangkan Niken didepan disebelah Indra. Suasana mobil sangat hening. Mungkin jika dibandingkan den kuburan, lebih rame-an kuburan karena kuburan masih terdengar lirihnya tawa pocong dan mommy Kunti.

Mobil melaju hingga berhenti di perumahan elit yang lain tidak lain adalah rumah Niken.

"Gue balik, makasih untuk hari ini yang nggak tuntans out nya," Niken berpamitan sembari membuka pintu mobil. Yang ku balas hanya dengan anggukan singkat.

Setelah Niken keluar mobil, aku baru sadar kalo orang yang ada disebelahku tertidur pulas. Mungkin dia lelah. Kepalanya yang bersandar di pintu lalu ku sandarkan di bahuku.

"Ke rumah Rere dulu!" Aku memerintahkan Indra untuk mengantarkan Rereterlebih dahulu.

"Oke boss!"

Setelah beberapa menit dari rumah Niken akhirnya mobil ini sampai di rumah minimalis dua lantai yang penuh pepohonan. Rumah yang nyaman, Gumamku dalam hati.

"Gimana nih, Rere ketiduran Tha!" Indra melirikku dan Rere yang tidur dipelulanku dari depan. Rere sungguh manis saat tidur, bahkan aku sendiri belum pernah melihat Adel seperti ini.

"Tha? Lo nggak papa kan?" Indra memecah lamunanku dengan melambaikan tangannya dihadapan wajah ku yang sedang memandangi Rere.

"Gue nggak papa kok, udah nyampe?" Aku nggak tau tadi Indra ngomong apa, oleh karena itu aku hanya basa basi.

"Nyampe dari tadi kita!" Indra yang semula menghadap ke belakang kembali menghadapkan wajahnya ke depan untuk melepaskan seat bealt nya.

"Lo keluar bukain pintu, biar gue bangunin Rere. Gue nggak tega bangunin dia." Ucapku datar, sangat datar untuk menyembunyikan rasa malu ku.

Sebelum aku menggoyang kan pundaknya dia bangun terlebih dahulu. "Mau apa Lo?" Dia mencurigai aku.

Namun sebelum aku menjawab pertanyaan tersebut, Indra membuka pintu dan Rere mengalihkan pandangannya.

"Udah nyampe ya? Eh, maaf gue salah paham. Hmm.. untuk hari ini makasih ya, terutama untuk Lo Tha, makasih banyak." Rere meninggalkan mobilku dan bergegas masuk kedalam rumahnya.

Setelah Rere masuk ke rumah, Indra menatapku dengan penuh kecurigaan.

"Ada apa Lo sama Rere? Huh?" Tatapan nya seolah olah cemburu. Aku kan nggak suka sama Rere dan Rere juga nggak suka aku.

***

Kacang kesayangan [Kksy#1~sedangdirevisi] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang