Hai readers yg setia..
Kali ini author bawain new chapter nih semoga suka deh.
Okay jgn lupa vote dan comment karena author selalu setia nunggu hehe^^***
Author
Suara gemercik air shower dingin yang menerpa setiap inci kulit Hillary tak membuatnya mengigil dan menghentikan aktifitasnya. Bayangan tentang sahabatnya. Frank selalu hadir di benaknya entah kapan itu akan hilang
Sudah seminggu ia seperti ini, tidak fokus pada dirinya sendiri, bahkan David yang sesekali menjenguknya di kediaman pribadi Hillary merasa sangat bersalah karena hanya David dan tuhanlah yang tahu siapa dalang dibalik semua bencana ini. Makanan di nakas pun tak berkurang jumlahnya karena sang empunya enggan menyentuh makanan sesenti pun.
Jika dengan memakan makanan itu akan membuatnya melupakan kenangan dengan sahabatnya itu ia akan bersedia memakannya tetapi itu mustahil terjadi sehingga rasanya ia benar-benar tak bisa melakukan apa-apa lagi untuk mengenyahkan Frank dari pikirannya.
Kasih. Cinta. Memang sudah tak ada di kamus kehidupannya lagi, tapi kenangan. Kenangan masih ada dikamusnya dan kenangan itulah yang membuatnya tak bisa melupakan Frank, sahabatnya sejak dulu, orang yang selalu menerima dirinya apa adanya dan selalu menemaninya disaat suka maupun duka
Sehebat apapun dirinya ia takkan pernah bisa berhasil tanpa Frank dan takkan sesukses sekarang, sedih ? Siapa pun pasti sedih saat orang yang ia anggap saudara dekat pergi mengenaskan.
"Frank, sedang apa kau sekarang" gumamnya pada dirinya sendiri, pikirannya sekarang hanya dipenuhi Frank.
Dering telepon dari luar terdengar, membuat gemercik air shower itu meredup. Hillary melangkah keluar dari tempatnya berdiam diri tadi
Diangkatnya telepon dengan tangan kaku karena dinginnya air tadi. Sambil menelan ludahnya agar suaranya yang sebenarnya parau tak terdengar oleh si penelpon.
"Halo"
"Halo, bagaimana keadaanmu, maaf aku tak memberitahumu terlebih dahulu aku hanya tak ingin menganggumu tadi. Aku dan Isobel sedang ada di mansionku kau bisa mengambilnya jika kau sudah merasa sedikit lebih baik"
"He-em" ia berdehem sebelum berbicara
"Oh.. iya aku mengerti, a-aku sudah merasa sedikit membaik" jawabnya parau
"Ku rasa belum, Hillary istirahatlah, dengar kau belum pulih dan satu lagi kau tahukan kau tak bisa berbohong padaku, Hillary sampai kapanpun kau menutupi suaramu itu aku tahu kau masihlah sedih dan kau pasti belum memakan makananmu, kan" ujar David lembut
"I-iya itu semua benar.. ta-pi aku tak ingin merepotkanmu" jawab Hillary terbata-bata
"Tidak ada alasan lagi Hillary, istirahatlah untuk sementara biarlah aku yang menjaga Isobel"
"Baiklah jika itu tak merepotkanmu, kalau begitu selamat malam"
"Tentu saja tidak, Selamat malam" ucap David mengakhiri teleponnya
**
David
Aku rasa semua ini salahku, karenaku ia sangat terpuruk sekarang. Apa yang kuperbuat hanya memperburuk keadaan aku sudah merenggut segalanya. Miliknya.
Ia menderita karenaku secara tidak langsung. Pantaskah aku dikatakan lelaki untuknya ? Kurasa tidak
Aku tidak pantas mendapatkan gelar itu. Tapi pria bernama Frank itu juga tak pantas. Egois ? Iya aku memang mengakui itu dan bukan David Gilbertson namanya jika hanya diam melihat saingannya menang
Bunyi bel membuyarkan lamunanku membuatku melangkahkan kakiku dengan gusar ke ruang utama
"Hai dad" sapa James begitu aku membuka pintu
"Kau.. ada apa kau kemari" kini James memilih tinggal di apartmentnya atau hotel dibanding di mansionku jadi aku heran saat dia datang
"Salahkah kalau aku hanya berkunjung, dad" tanyanya
"Anak aneh, kapan kau merubah sikapmu itu, kau mabuk lagikan" dari mulutnya aku mencium bau alkohol
"Wow.. easy dad one by one kalau" jawabnya asal
"Apanya yang one by one, huh, yang ada step by step kau akan mati" ujarku
"Tanyanya dad, yeah kalau kematian adalah jawabannya aku terima dad" lugasnya
"Bodoh" kesalku "aku mengurusmu selama 21 tahun dan ini balasanmu, MERUGIKAN sekali kau ini James" kataku dengan menekankan 'merugikan'
"Terserah kau saja dad" ucapnya dan berlalu ke arah kitchen
"Terdengar seperti suara anak perempuan bernyanyi, apa itu anakmu dan Hillaryku" Hillary nya ? Yang benar saja anak ini
"Itu anakku dengan Hillaryku dan bukan kau" kataku tegas
"Ok..ok easy aku hanya bertanya ringan tak perlu emosi, maafkan" ucapnya dengan terkikik aneh
"Dad.. dengar aku tahu rahasiamu selama ini" ujarnya seraya menatapku serius
Aku seketika menatapnya penasaran 'Rahasia' aku memang memilikinya dan James bahkan seluruh keluargaku tak pernah mengetahuinya apa rahasiaku itu
"Dan jika saja itu semua terbongkar aku bisa bertaruh, Hillary takkan pernah memaafkanmu, David Gilbertson" ucap James dingin dan beranjak menuju ke ruang utama
"Kau hanya mabuk, kau tak tahu apa yang kau ucapkan" kataku datar
"Benarkah" sanggahnya "setahuku 4 kaleng bir takkan membuatku cukup mabuk Dad, sampai besok dad"
Dia ancamanku, anak yang kubesarkan selama ini adalah ancamanku. Berani sekali dia, dia pikir siapa dia, pahlawan ? Bodoh kau bisa mengakhiri nyawamu dengan mudah dengan berkata seperti itu padaku.
Dasar anak bodoh, jika dia tak bisa menutup mulut bedebahnya itu dapat kupastikan dia akan tinggal nama esoknya jika sampai itu terjadi aku akan pastikan terjadi secepat dan setenang air, aku bahkan takkan perduli dia anak angkat ku ataupun bukan. We'll see James jika sampai kau buka mulut apa yang akan terjadi dikemudian hari.
-REVENGE-
TbcHi guys sorry aku revisinya agak telat utk chapter ini.. sebenarnya sekedar revisi kata-kata aja alur tetap pada jalurnya kok
Dikit ya ? Iya, alasannya ya gitu banyak tugas nulis cmn disempat-sempatin aja *peace*
Tinggalkan jejak guys vote dan komen kalian itu berarti banget loh !!!
![](https://img.wattpad.com/cover/105409599-288-k757770.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge ✓ (END)|#1 Gilbertson Story
Romansa⚠18+ (mengandung kekerasan dan unsur dewasa) Hillary Magdalen adalah seorang gadis remaja biasa yang sama seperti gadis lain, menginginkan ketenangan dan kasih sayang seorang gadis yang memiliki paras cantik dan lembut Namun itu semua berubah sa...