"Lo udah yakin siapa pelakunya?" Ivan duduk di meja. Menatap Aldo yang kembali bungkam, "mau lo apain?"
"Gue bakalan ngomong sama dia." Aldo menahan napas, "gue gak percaya dia bisa ngelakuin hal seekstrim ini. Kalo dia pelakunya, gue gak perlu bingung mikirin kenapa stalker tau semua tentang gue."
Tawa Ivan berderai. Dia menatap sahabat baiknya jenaka. Membuat Aldo mengangkat sebelah alis tidak paham, "Lo tau, Al? Gue gak pernah bisa cocok sama siapa pun. Tapi 3 tahun ini jadi temen lo, gue lumayan betah juga. Mungkin karena kita mirip?"
"Maksud lo?"
"Kita emang mirip." Ivan mendongak, menatap langit-langit kelas mereka hampa, bibirnya mengulum senyuman tanpa makna, "tapi kalo gak gini, semuanya emang bosenin, ya?"
Berkedip, Ivan mengulurkan tangan, mengajak bersalaman. Aldo menyambutnya dan tertegun saat sahabatnya berkata, "Gue bakalan pindah ke luar Negeri lagi. Makasih buat semuanya."
"Ah, ya. Cepet juga, ya? Bokap lo pindah dinas lagi?"
"Yo'i."
Mereka sama-sama diam. Ivan bergumam pelan, menarik perhatian Aldo sejenak. Namun saat ditanya kenapa? Lagi, cowok murah senyum itu hanya mengumbar seulas sunggingan.
***
Key membuka pintu kamar sang kakak. Mendadak gugup saat mendadak ditelepon Aldo agar segera datang ke rumahnya sepulang sekolah.
Aldo duduk di kasur. Wajahnya terlihat dingin, membuat cewek yang sedang kurang sehat itu sungkan.
"Kakak."
"Sini Key." Aldo memanggil sinis. Cowok itu menggulirkan manik kelabunya, menyorot Key tajam.
"Kakak marah?"
"Cokelat ini, kamu yang bikin, 'kan?" Aldo mebepuk kotak cokelat di samping kanannya. Key menatap kotak itu sebentar, terkejut lalu mengangguk.
"Iya. Dari Key tapi-"
"Surat ini, tulisan kamu, 'kan?" Aldo tidak membiarkan Key memotong. Dia menunjukkan surat di tangan kirinya. Key mengambil surat itu lalu menatap tulisannya sejenak. Wajahnya pias. Perlahan kepalanya mengangguk.
"Tapi-"
"Jadi, kenapa kamu jadi stalker Kakak selama ini?!" Aldo menatap Key tajam. Membuat cewek itu tidak bisa berkata-kata. Tidak pernah Aldo bicara sesinis itu padanya. "Kamu udah ganggu Kakak, Key."
"Surat sama cokelat itu, Key yang bikin." Key mengangguk, "tapi gak pernah mikir itu buat Kakak. Katanya seru-seruan aja. Terus kalo cokelatnya hadiah buat Kakak karena bilang cokelat Key enak."
"Jadi semua emang punya kamu?"
"Tapi-"
"KEY!!!" Aldo berteriak. Membuat cewek itu berjengit mundur nyaris terjengkang.
Aldo marah.
Dia sangat-sangat marah.
"Dua bulan ini kamu bener-bener ganggu Kakak ngerti gak? Jangan-jangan kamu juga yang ngambil Catherine."
Aldo mengingat kucingnya yang hilang beberapa minggu lalu. Key gemetaran, dia menatap Aldo takut.
"So-soal Catty. Pas Kakak bilang ilang, ternyata ada yang gantung bangkainya di depan kamar Key. Key gak berani bilang takut Kakak marah. Tapi sumpah bukan Key." airmata cewek itu bercucuran. Apalagi saat sorot mata Aldo kian bengis saja, "bukan Key yang jadi stalker Kakak selama ini."
"Kakak jagain kamu dari kecil. Dan ini balesan kamu?" Aldo tersenyum muak, "gak tau diri."
Key memegangi perutnya. Dia semakin terisak-isak, "Kakak, perut Key sakit lagi."
"Pergi."
"Kakak-"
"PERGI!!!" Aldo tidak mau tau. Key menutup kedua telinganya. Hatinya terluka. Dia tidak pernah berpikir kalau Aldo akan semarah ini padanya. "sampai mati Kakak gak mau ngeliat muka kamu lagi."
Tes.
Key mengangkat wajah, menatap Aldo perih. Dia tersenyum hampa, "Maaf."
"ENYAH!!!"
berjengit. Key menyeka pipinya yang basah.
Aldo tidak mau melihatnya.
Mama dan Papa juga jarang di rumah.
Di sekolah dia bahkan selalu dibuli oleh teman-temannya.
Jadi, untuk apa lagi dia bertahan hidup sampai selama ini?
"Maaf." Key berjalan gontai. Melewati Aldo yang ditelan kemarahan begitu saja.
Sampai akhirnya Aldo tau Key berjalan ke arah yang salah. Saat berbalik, Key sudah berdiri di atas pagar balkon kamarnya. Tersenyum kecil dengan angin yang menghempas rambut kusutnya.
"Key-!"
"Katanya, cuma ini cara biar Kakak mau maafin aku."
"KEY!!!"
Terlambat. Sebelum Aldo berhasil meraih tangannya, Key lebih dulu melompat putus asa akan hidupnya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker (TAMAT)
Mystery / ThrillerAku adalah STALKER. Copyright // Queen Nakey, Mei 2017