BP-5"Kencan Pertama"

7.2K 303 1
                                    


Seminggu sejak kejadian itu, Hanna tidak bertemu Jonathan.

Hanna mempersiapkan hatinya bila nanti bertemu Jonathan.

Jangan ge er, kepedean, bersikap biasa saja, pasang tampang tak peduli saat bertemu.

'Carla dan mama saja yang berpikir tidak rasional. Tak mungkin hanya diajak makan jadi berpikir Jonathan punya rasa nano-nano.'

Hanna bukannya tak berupaya mematikan segala pikiran dan bayangan Jonathan walau tak bisa.

Bayangan itu seperti ombak laut yang berlari ketepian. Selalu datang terus menerus tak berhenti.

Kabarnya Jonathan sedang meninjau proyek perkebunan sawit di Sumatra.

Hanna sudah setahun di kantor ini, bekerja di divisi keuangan. Hans, Kepala divisi keuangan adalah seorang pria paruh baya penyayang keluarga yang baik dan ramah.

"Pak Jonathan direncanakan pulang dari Sumatra siang ini" kata kepala divisinya.

" Kebetulan saya ada tugas ke Bandung selama 2 hari, jadi kamu jangan kemana-mana sampai pak Jonathan pulang. Siapkan apa saja yang dia butuhkan." Lanjutnya.

" Baik pak". Hanna memberi jawaban di telpon.

'Semoga semua berjalan dengan baik dan semestinya' kata Hanna dalam hati.

Hanna mengangkat handphonenya dan terkejut saat melihat nama Jonathan.

Ya Tuhan.. kenapa hatiku jadi berdebar-debar.

"Iya pak. Selamat siang".

"Hanna, siang ini saya pulang dan langsung ke kantor. Saya minta kamu yang ikut saya rapat keuangan jam 3 nanti."

Hanna mengiyakan "Baik pak".

*****

Rapat berjalan lancar hingga sore. Hanna merasa lelah sekali.

Tadi saking cemasnya, takut tidak bisa memberikan data yang diminta, dia membawa begitu banyak berkas dan data. Laptopnya tidak ketinggalan.

'Daripada bermasalah sama boss'.

Hanna merasa heran melihat bossnya yang tak kenal lelah.

Tenaga tak pernah habis seperti batere alkaline.

Hanna sedang membereskan berkas-berkas pertemuan saat Jonathan menghampiri dengan wajah tegang.

Heyy.. what's up?

'Apa aku berbuat kesalahan? Ada yang kurang tadi' Hanna mengernyitkan dahi.

Dia tahu dari tadi Jonathan sesekali melirik ke arahnya yang duduk di sebelah kiri meja bossnya. Seperti ada sesuay yang ingin dia katakan.

Sekarang Jonathan berjalan mendekat padanya.

Dengan setelan kerja resmi, sesore ini pun dia tetap menawan.

Oh Tuhan, tiba-tiba semua kata yang dia lafalkan untuk menolak pesona Jonathan menjadi hilang seketika.

Manik hitam Jonathan memandang ke arahnya.

Hanna yang merasa semakin salah tingkah mengalihkan pandangan ke tempat lain.

Tangannya gugup dan malah menjatuhkan beberapa berkas.

Bossku ParibankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang