BP-7"Jonathan vs Sammuel

5.4K 272 2
                                    

Hanna pov

Samuel Bastian ..

Aku bertemu lagi dengannya .. Setelah 5 tahun berlalu.

Kebetulan seperti apa ini..

Sejenak aku terkejut.
Memori itu seperti kaset yang bergerak mundur.

Bagaimana perasaanku sekarang.
Ingin marah.. Balas dendam sepertinya bukan ide yang buruk.

Sam memilih ikut makan bersama. Duduk di samping ibunya. Itu berarti berhadapan denganku. Aku tahu tatapan matanya intens ke arahku. Itu membuatku tak nyaman.

Kulirik Jonathan. Wajahnya mengeras sejak tadi. Situasi semakin tak nyaman. Aku mengambil tindakan. Entah akankah itu kusesali keesokan hari. Okay.. Setidaknya untuk malam ini saja..

"Jonathan.. . Trimakasi buat hari ini sayang. Aku senang kamu mengajakku bertemu keluargamu"

Aku memiringkan tubuhku.
Tangan kananku memegang bagian atas tangan kanannya sehingga membuat Jonathan terkejut.
Ah biar saja. Batinku tertawa.

Hanya sejenak Jonathan terkejut karna yang dia lakukan selanjutnya membuatku terperangah.
Jonathan segera mengambil alih dengan membalikkan tangannya dan mengaitkan jemariku dengan tangannya yang besar. Terasa pas sekali.

Sam melirik ke arah kami.
Aku tahu ia tak menyukainya.

Jonathan tersenyum padaku. Jonathan pintar membaca situasi. Apa dia bisa membaca pikiranku karena dia mengikuti arah permainanku saat ini.

Mungkin setelah ini dia akan marah atau bisa jadi nasibku di kantor akan mengenaskan. Masa bodoh. Untuk malam ini rasanya hatiku melonjak girang. Skor satu sama bila kulihat wajah kesal Sam.

Tapi yang terjadi setelahnya Jonathan bukannya melepaskan tanganku.
Ia malah mengangkat tanganku, mendekatkan ke arah bibirnya lalu mencium tanganku. Lembut dan lama... Seperti aku sesuatu yang berharga.

Ya Tuhan apa aku sedang bermimpi. Pasti ini mimpi.

Sungguh tadinya aku hanya ingin pamer ke Samuel dan membuatnya menyesal telah meninggalkanku.

Tapi mengapa sekarang jantungku jadi berdebar-debar karna perlakuan Jonathan.

Rasanya tanganku beku. Mati rasa.
Ya Tuhan.. tolong hambamu.

Kalau dicium tangan bisa membuatku begini apalagi Jonathan mencium .. mungkin aku bisa pingsan.

Aduuhh.. kenapa jadi berpikir kemana-mana di situasi seperti ini.

Akhirnya Jonathan menurunkan tanganku dengan lembut dan melepaskannya sambil tersenyum memandang wajahku yang tegang.

Ketika akhirnya kami pamit pulang, Jonathan melangkah sebentar ke arah Sammuel dan membisikkan sesuatu yang tak terdengar olehku. Dan bisikannya membuat wajah Sam memerah. Entahlah apa ia marah. Tapi selanjutnya yang kulihat hanyalah Sam yang berbalik badan dan secepatnya menjauh meninggalkan kami.

Sementara Jonathan tersenyum miring padaku dan mempersilakanku masuk ke mobilnya.

Apa yang terjadi dengan mereka.

Tapi aku tak berani bertanya.

Tbc
Linhas

Bossku ParibankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang