BP-12"Bos jadi staf"

4.2K 243 1
                                    


Hanna kembali ke ruangannya dengan hati bahagia. Wanita mana yang tidak suka dikasi hadiah oleh pria yang disukai. Dia masukkan kalung indah pemberian Nathan di balik bajunya. Kan tidak lucu kalau kelihatan oleh sekretaris Nathan yang rese abis. Bisa-bisa dia akan ditanya terus menerus.

Tak lama Nathan mengirim pesan "Aku kangen. Nanti pulang kuantar".
Hanna tersenyum sendiri dan membalas "Iya sesudah selesai lembur".

Nathan tiba-tiba sudah berada di ruangan Hanna. "Kenapa belum selesai. Semua sudah pulang".
"Laporannya belum. Sedikit lagi".
"Sudah istirahat dulu. Sini aku yang kerjakan. Kamu buat minuman aja untuk kita". Nathan menggeser tubuh Hanna sehingga mau tak mau Hanna menurut.

'Hah. Tidak salah. Bossnya turun tangan mengerjakan kerjaannya. Otak Nathan lagi gesrekk. Tapi biar aja agar dia tahu jadi lainkali gak usah marah-marah. Hanna bergegas ke pantry di lantainya untuk membuat teh untuknya dan capuccino untuk Nathan. Hanna sempat mengecup pipi Nathan sebelum meninggalkannya bersama laptop ''Trima kasih. Bossku baik banget". Membuat Nathan jadi salah tingkah sebelum memilih mulai mengetik di laptop Hanna.

Tak sampai lima belas menit bagi Hanna untuk membuat minuman bagi mereka berdua. Saat Hanna masuk, Nathan sedang serius menatap laptop dari kacamata bacanya. Sesekali matanya berkerut ringan sedangkan tangannya sibuk mengetik tuts laptop. Bahkan setelah sore dan masih kerja seperti ini pun pria itu tetap saja menawan.

"Nih minum dulu" Hanna meletakkan minuman di dekat Nathan lalu meminum teh buatannya.
"Ya bentar. Dikit lagi habis itu kita pulang" ujar Nathan tapi matanya tidak lepas dari laptop. Dasar workaholic. Sekarang aja dicuekin apalagi nanti-nanti.

Melihatnya entah kenapa membuat wanita itu ingin sekali menggoda Nathan. Sambil senyum geli Hanna melingkarkan kedua tangannya ke leher pria itu dari belakang. Hanna meniup pelan telinga kanannya sehingga pria itu menjadi tegang padahal tangannya tetap ke arah laptop.

"Sayang.. jangan nakal".

"Tahu kan sekarang kalo aku capek kerja. Capek dimarahin terus mana laporannya dibuang".

"Biar saja. Itu karna membuatmu kesal sangat menyenangkan" lalu Jonathan tertawa keras.
"Nah selesai" ujarnya lagi lalu mematikan laptop.

Tapi Hanna tidak mendengarnya karna dia terlalu marah.
Jadi selama ini Jonathan sengaja.
Hanna melepaskan pelukannya.

Mengarahkan kursi Nathan ke arahnya sehingga sekarang pria itu menghadap ke arahnya. Selanjutnya Hanna mengangkat kakinya dan meletakkan lututnya di kursi Nathan, tepat di antara kedua pahanya. Menarik dasi Jonathan sehingga membuat pria itu terkejut dan sekarang wajahnya mendekat ke arah Hanna. Hanna merasa dia sudah seperti wanita penggoda tapi wajahnya cemberut karena kesal.

"Owhh jadi begitu. Sengaja disuruh lembur. Sengaja dimarah-marah. Berkasku dibuang".

"Karna kalau begitu kamu tak akan pernah mau melihat aku".
Nathan mengucapkannya dengan serius dan wajahnya maju ke arah wajah Hanna.

"Tapi itu tidak membuatku senang".
"Jadi maunya"
"Aku maunya... " tiba-tiba Hanna terhenti karena melihat mata Nathan menoleh ke arah samping tepat di belakangnya.

"Nathan..  .." Hanna mulai menaikkan nadanya tapi mata Nathan bahkan dagunya sekarang bergerak ke arah samping Hanna. Hanna menjadi semakin kesal dan cemberut tapi tetap juga dia menoleh ke kanan ke arah belakangnya.
Betapa terkejutnya Hanna karna di depan pintu masuk ada office boy yang terkejut melihat mereka sampai tangannya bergetar. Bahkan pria muda itu sambil mengucap segala kalimat doa yang dia tahu saking terkejutnya melihat mereka berdua. Terlebih posisi Hanna sangat mendukung sehingga membuatnya terlihat seperti karyawan yang merayu bossnya. Niat awal ingin main-main ternyata jadi salah paham.

Bergegas Hanna melepaskan dasi Nathan lalu menurunkan lututnya.

"Maaf. Itu tidak seperti yang kau lihat" Hanna menggigit bibirnya, merasa malu dan salah tingkah.
"Astaga.. hahh.. Maaf pak Nathan, bu Hanna. Sepertinya kalian sedang sibuk".
"Iya kami sedang sibuk, lalu mengapa sekarang kau masih berdiri disitu" ujar Nathan sambil tak henti-hentinya tersenyum. Segera office boy itu pergi daripada dipecat bossnya yang sedang kasmaran.

Setelah office boy itu keluar, Nathan tertawa terbahak-bahak melihat Hanna yang tiba-tiba menjadi linglung.

Segera Nathan menarik tangannya sehingga sekarang wanita itu sudah berada di pangkuannya.
Ucapan Nathan selanjutnya membuat wanita itu bergidik "Jadi bagaimana kalau kita selesaikan seperti yang dia kira?"

"In your dream" ucap Hanna, yang malah membuat pria itu makin tertawa kencang hingga akan keluar air matanya.

Hanna segera turun dari pangkuan Nathan. Membereskan laptop dan tasnya. Menarik tangan Nathan sehingga membuat pria yang sedang tertawa itu hampir terjatuh saking terkejutnya.
"Sekarang kita pulang" dan tawa Nathan semakin keras.

Tbc

Author

Linhas

Bossku ParibankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang