Tepuk tangan yang meriah mewarnai suana siang ini. Kini, seorang lakilaki yang sedang memetik gitar menjadi sebuah perhatian. Wajah manisnya dan senyum yang tercetak sesaat semakin mendukung penampilannya yang memukau. Panggung itu terasa lebih indah berkat lagu yang ia mainkan. Suara histeris melengkapi suasana yang meriah saat itu. Tak terkecuali seorang gadis berambut sebahu yang hanya menyapu wajahnya dengan bedak tipis itu, mata indahnya hanya terpaku pada pemuda itu, pemuda yang memang mengalihkan semua pandangan.
Siang itu sedang ada sebuah acara disalah satu pusat pembelanjaan di jakarta. Gavin maarten gareth, seorang laki laki yang dikaruniai wajah yang sangat memikat dan bakat yang memukau. Cara bicara pemuda ini memang pandai membuat semua orang tertarik dengan apa yang ia bicarakan. Sifatnya yang humoris mampu membagi canda tawa itu kepada orang lain. Dan kini, ia berada diatas panggung yang indah dengan sebuah gitar kesayangannya membawakan lagu 'malam biru' milik sandy sandhoro. Wajahnya begitu tulus saat membawakan lagu itu. Sama tulusnya dengan seorang gadis yang sedari tadi tidak memejamkan matanya. Tangan riana tidak berhenti menepuk tangan memberikan aspirasinya pada seorang lakilaki yang sangat mempesona itu. Gadis itu terbangun dari lamunanya dan menyadari sesuatu. Gadis yang Memiliki nama lengkap ariana kamilia carlotta langsung mengambil ipodnya dan merekam aksi gavin tanpa mempeduliakan rasa pegal yang melanda tangan dan kakinya.
Penampilan gavin ditutup dengan tepuk tangan yang sangat meriah. Senyum gavin mekar saat itu, ia mengeluarkan aura hangatnya, aura yang sangat nyaman untuk riana. Riana segera berlari kecil mengejar gavin ke belakang panggung
"Lu keren banget tadiii"
"Biasa aja"
"Tapi menurut gua keren viin"
"Lebay lu ah. Udah ya gua mau ganti baju"
Gavin pergi meninggalkan riana sendiri. Riana hanya bisa menatap punggung gavin yang semakin lama semakin menjauh. Apa pun yang dilakukan gavin padanya, ia tetap tersenyum, tersenyum dengan tulus tanpa mengharapkan gavin tersenyum padanya juga.
"Riana gua laper" gadis manis sahabat riana ini memang sudah merengek kelaparan daritadi
"Tapi lita, gua masih mau liat gavin"
"Yaelah tu orang juga gabakal ilang. Dia kan ga tampil lagi. Lagian si aundy udah di j.co" lita yang mulai geram melihat kelakuan sahabatnya itu
"Yaudah deh," riana menaruh sebuah anduk berwarna hijau lumut dengan sebuah surat diatas meja rias gavin
"Itu apa?"
"Anduk"
"Buat apaa?"
"Yaudah yok ke j.co" riana langsung menarik tangan lita tanpa menjawab pertanyaan lita
Kini riana sudah bersama lita dan aundy. Mereka semua adalah teman riana yang modis, gaul dan cantik. Riana dan temannya memang tergolong geng nge hits disekolahnya. Geng yang terkenal kaya dan tampilan yang modis dan paling disegani. Justru wajah cantik, tampilan modis dan uang banyak yang mereka miliki tidak membuat mereka disukai banyak orang. Sifat mereka yang kadang angkuh , semena mena dan melakukan apapun sesuka mereka tanpa mempedulikan yang lain. Hal inilah yang membuat gavin tidak mempedulikan riana
-----------------
Riana turun dengan anggun dari mobil mewahnya dan berjalan cantik menuju koridor. Rambut nya yang terurai tersapu angin membawa kesan indah pada dirinya. Sepatu nike yang ia kenakan sangat pas pada kaki jenjangnya yang dihiasi rok diatas lutut. Riana berlari kecil menghampiri sahabat sahabatnya yg cantik di taman yang sedang duduk manis
"Jam berapa sih? Mager ke kelas" aundy yang masih terfokus pada komik yang ia baca
"Taudeh jam gue mati, jam berapa na?"
"Jam tujuh nih. Bentar lagi bel, ke kelas yuk"
riana berdiri dari kursi taman dan beranjak pergi menuju kelas diikuti oleh dua sahabatnya tadi. Mereka berjalan dengan anggun dan begitu mempesona, semua mata memandangnya dan kagum dengan penampilan mereka yang memikat.
Bruuuk
Ketiga perempuan tadi jatuh tibatiba saat ada seorang lakilaki yang membawa buku menabraknya dan menjatuhkan semua buku yang ia bawa
"Gavin? Lu gapapa? Ada yang luka ga?aduh buku nya jatoh semua kan" riana langsung mengumpulkan buku yang berserakan dimana mana dan memastikan gavin baik baik saja
"Woi kalo jalan pake mata! Gatau cara pake mata apa ? Ha? Sekolah makannya yang pinter!" Aundy tidak bisa menahan emosinya saat merasakan lutut indahnya yang terluka
"Riana bangun ih, ngapain sih lu bantuin cowok miskin culun ini! Sadar kali na, beda kasta" lita langsung menarik tangan riana dan menjatuhkan buku yg riana bawa. Ketiga perempuan cantik itu pergi meninggalkan gavin yang masih berada di lantai sendirian. gavin segera membereskan buku itu dan membawanya kekelas. pada saat ia berdiri
"lu gapapa bro?" david, sahabat gavin segera memastikan sahabatnya ini baik baik saja
"yaelah sloae, gue gapapa kok. baru jatoh di tanah, belom di batu" gavin langsung nyengir lebar disusul canda tawa david. mereka berjalan santai di koridor sambil menjawab sapaan temannya sesekali. sesampainya di kelas ia langsung di kerubuni banyak orang dan bercanda tawa ria bersama gavin. gavin memang tipikal cowok yang humoris dan pandai memikat hati semua orang. tak kecuali gadis yang sedari tadi memandangnya dengan wajah dihiasi senyum manis
"riana? lo gila ya? ngapain senyum senyum sendiri? liatin siapa sih?" lita yang nengok ke kanan dan kiri menyapu seisi ruangan
"itu lit si cowok miskin culun yang beda kasta ama kita" aundy langsung menjawab sambil mengibaskan rambut panjangnya
"yaelah naaaa, lupain dia sih, beda kasta woi! lagian dianya juga gatau diri. masih aja ga peduliin elo" lita langsung menutup mata riana dengan kedua tangannya
"ih apasih, sst! diem! bentar lagi guru dateng"
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Love
Teen FictionCinta emang tidak harus memiliki, asalkan dia selalu ada disisi mu itu sudah cukup. entah sampai kapan gavin maarten gareth menutupi sebuah fakta yang tidak pernah terfikirkan dan entah sampai kapan ariana kamilia carlotta memperjuangkan cinta gavin...