Akhirnya setelah dipergoki akan melakukan hal yang sangat mencurigakan, Jeonghan dan Euijin dibawa ke ruang tengah di dalam kamar hotel Ryu saem.
"Lah, ini kamar guru kok besar banget?" batin Jeonghan. Disaat seperti ini harusnya bukan saat yang tepat untuk menilai kamar.
Tingkat ketidakfokusan Jeonghan naik 20%.
"Sekarang jelaskan kepadaku, apa yang kalian perbuat!?" tanya Ryu saem.
"A-anu.. saem, ini tidak seperti yang saem lihat!" bantah Euijin.
"Begitukah, Yoon Jeonghan? Kudengar kau kerap kali membuat masalah dan keributan selama di sini! Sekarang masih berdalih saja!?"
"T-tidak, Ryu saem! Kami tidak melakukan apa-apa! Sungguh!" jawab Euijin.
Jeonghan menghela napasnya, "Ryu saem, Anda sudah salah paham. Jeonghan sama sekali tidak macam-macam kepadaku."
"Lalu kenapa tadi kalian tidak memakai pakaian kalian?"
"Begini Ryu saem, kemarin aku dan Jeonghan taruhan. Siapa yang menang, dia yang akan mencuci pakaian kami selama liburan di sini. Karena aku kalah, dia terus mengejarku untuk mencuci pakaiannya. Dan untuk urusan kami yang membuka baju..." Jeonghan menggantungkan kalimatnya, wajahnya bersemu merah. "Ekhem, begini.. kalau soal itu, aku tidak menerima kekalahanku, jadi aku melempar bajuku kepada Jeonghan. Dia tidak terima dengan sikapku, jadi dia hendak melakukan hal yang sama. Selebihnya kami tidak berniat melakukan hal yang macam-macam kok. Sungguh!" jelas Jeonghan panjang lebar kali tinggi.
"Alasan bodoh macam apa itu? Mana mungkin saem percaya?" batin Euijin.
"Haduh... baiklah, kalau hanya itu masalahnya."
"Hah!? Saem percaya gitu aja? Kok bisa?" batin Euijin. Padahal suka-suka author mau nulis gimana-gimana juga.
"Karena sedang liburan seperti ini, aku tak tahu harus memberi hukuman seperti apa? Tapi, sebaiknya kalian jauh-jauh saja selama berlibur."
"APA!?" ujar keduanya.
"Yah... bagaimana pun juga, aku tak ingin ada keributan yang lebih besar lagi. Yoon Jeonghan, kau bergabung dengan kelas 2-5 saja. Kemarin juga kulihat kau dan teman-temanmu memisahkan diri dari rombongan kelas. Untuk Hong Euijin, aku akan meminta Jisoo terus mengawasimu."
"Saem!! Arrgghh! Kenapa harus Hong Jisoo!?" protes Jeonghan.
"Karena dia itu saudaramu! Kau pasti akan lebih aman dengannya daripada dengan si tengil pembawa masalah ini!"
"Aduh! Tapi kan, dia itu ketua kelas 2-1 lho, saem. Dia sibuk!"
"Tidak masalah! Kelas 2-1 lebih mudah diatur daripada kalian. Sekarang kembali ke kamar masing-masing!"
Akhirnya mereka harus menerima keputusan Ryu saem yang sudah tidak dapat lagi dinego cincay. Jika saja mereka ada ditubuh masing-masing, itu adalah keputusan yang sangat menguntungkan. Hanya saja dengan keadaan seperti ini, mau tidak mau mereka harus mau.
"Hey, maaf malah membuat keadaan makin buruk," ujar Jeonghan.
"Iya, maafkan aku juga."
"Lagian kenapa kamu gak pakai pakaian lagi sih? Pakai celana pendek aja nggak."
"Kan tadinya aku tidak akan pergi kemana-mana. Lagipula di dekat pantai begini kan panas."
"Ah, sekarang aku benar-benar merasa lemas nih. Kayaknya bakal tidur seharian. Kau juga tidur saja dengan tubuhku itu. Kalau merasa tidak enak di sana, ke kamar 195 lagi aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Exchange (24/7 in Japan!)
Fanfiction"Jiwa kami bertukar!" Start : 270617 Finish : 071017