I want me

62 5 5
                                    

"Heh, aku capek. Gendong aku dong."

"Malu dikit dong. Kamu kan cowo!"

"Aku kan lagi jadi cewe!"

"Berisik!"

"Aaahhh! Kapan sampainya sih?"

"Sabar dong! Aku juga lelah tahu!"

"Kamu yakin di tempat seperti ini ada cenayang?"

"Iya. Menurut info yang aku dapat di Palette Town ada cenayang yang bisa bantu kita. Tapi, tempatnya memang agak sembunyi gitu."

"Odaiba ini kenapa penuh misteri? Awas saja kalau tidak ada!"

Euijin membekap mulut Jeonghan, "Diam saja, bisa tidak? Kau membuatku malu!"

Jeonghan melepaskan tangan Euijin, "Kau ini yang malu, haha!"

"Kau sengaja, ya!?"

"Kalau iya, memangnya kenapa?"

"Ish..!"

Jeonghan menghentikan langkahnya di depan sebuah toko aksesoris antik, "Eh, ini tempatnya, kan?"

"Sepertinya begitu."

"Ayo, masuk!"

"Memangnya kamu bisa bahasa Jepang?"

"Pakai bahasa kalbu saja. Ini kan orang pintar, haha." Jeonghan mengambil langkah lebih dulu untuk memasuki toko tersebut. Suara lonceng terdengar saat ia membuka pintu. "Sumimasen..."

Jeonghan dan Euijin berjalan sambil melihat-lihat barang yang ada di toko.

"Wah.. ini cantik.." ujar Euijin saat melihat sebuah kalung berbentuk kepala kelinci.

"Akhirnya kalian datang," ucap seorang wanita yang tiba-tiba muncul di belakang Jeonghan dan Euijin.

"Astaga! Anda mengejutkan kami!" ujar Euijin.

"Kau sudah tahu kami akan ke sini?" tanya Jeonghan.

"Tidak. Tapi, setiap hari aku memang menunggu pelanggan, kan?" wanita itu terkekeh. "Apa yang bisa kubantu?"

Jeonghan dan Euijin kemudian saling menatap lalu mengangguk yakin. "Apa Anda seorang cenayang?" tanya Jeonghan.

Wanita itu tersenyum, kemudian ia berjalan ke arah tirai yang menutupi ruangan di dalamnya diikuti oleh Jeonghan dan Euijin. Ia memersilakan kedua tamunya untuk duduk. "Jadi, jiwa kalian bertukar, ya?"

"Ah- Anda mengetahuinya?" tanya Euijin.

"Dulu pernah terjadi hal seperti ini," jawab wanita itu. "Apa kalian sepasang kekasih?"

"A- itu- tidak. Kami hanya teman sekelas," jawab Jeonghan.

"Baiklah. Aku akan melihat apa yang membuat hal ini terjadi kepada kalian," ia memejamkan matanya, melihat kembali ke awal Jeonghan dan Euijin bertukar. "Dewi Saraswati."

"Em... apa maksudnya?" tanya Euijin.

Wanita itu kembali membuka matanya, "Setiap tahun, di bulan yang sakral, Dewi memilih seseorang yang akan diberi sebuah kekuatan. Orang itu dipilih ketika ia menginjakkan kaki di Enoshima, maka ia akan memiliki kekuatan dalam ucapannya, terutama saat ia berdo'a."

"Jadi, maksudnya ada yang mendo'akan kami?" tanya Jeonghan.

"Benar."

"Kenapa?"

"Kekuatan itu bisa menguntungkan dirinya selama sebulan penuh, atau menguntungkan dan merugikan orang lain. Orang yang terpilih tahun ini telah mendo'akan kalian, dan Dewi Saraswati mengabulkannya."

Exchange (24/7 in Japan!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang