30

84 2 0
                                    

selamat siang, kalian–penggemar untaian aksara yang bernapaskan asmara.

reminisensi sepertinya memusuhiku, sebab aku tak bisa menangkap apapun dalam kolam kenangan selain apa yang terjadi: aku terluka.

sungguh, mencintainya adalah hal terindah yang pernah kulakukan meski aku mesti membiarkan sang relung terluka.

apakah arti mencintai?

selama ini pertanyaan itulah yang kerap berdengung dalam sirahku, bermetamorfosis dari sekadar angin lewat menjadi beban.

mencintainya berarti tinta menjadi darahku, meninggalkan jejak berupa ratusan bahkan ribuan aksara berjajar rapi di carikan kertas.

itupun merupakan salah satu dari banyak sekali hal yang kupelajari dari cinta.

seiring dengan waktu, lukapun meninggalkan bekas dan berpendar, lalu menghilang.

karena luka dalam sang relung sudah berangsur membaik, kini sudah saatnya menutup lembaran "elegi untuk malam yang sunyi" dan mulai membuka lembaran baru.

terima kasih sudah meluangkan waktu dan tenaga untuk menyelami luka ini.

sampai jumpa, kalian–sosok yang kuharap masih setia dengan pujangga ini.

salam sayang,
llys.

elegi untuk malam yang sunyiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang