~Chapter [7]~ "The Beginning of The War"

134 22 5
                                    

"Jika benar yang dikatakan Hunter, maka gadis itu benar-benar dalam bahaya. Kara tentu sangat mengenalnya," ujar Caleb memperingatkan Ratu Ravelia untuk bertindak lebih cepat dalam membentuk pasukan penyelamat. "Baiklah, siapkan seribu pasukan fighters untuk pergi ke Underground Fortress! Dan ingat, jangan sampai gegabah, yang akan kita lawan adalah Klan The Sorcerer. Satu-satunya klan yang mampu menandingi Klan Summer dan mereka ada banyak," perintah sang ratu dengan penuh kewibawaan pada pimpinan fighters dari berbagai klan, yang saat ini sedang menetap di markas para fighters di Kerajaan Rivendell. "Yang Mulia, kami juga akan mempersiapkan tim kami. Terima kasih atas bantuan Anda," ujar Caleb dengan bertumpu pada kedua lututnya di hadapan Ratu Klan Winter itu. Mereka pun memimpin keseribu pasukan itu menuju benteng tua pada hutan itu dengan Aetrix milik Hunter.

"Ini tempatnya," kata Hunter sesampainya mereka di depan benteng tua itu. Selanjutnya, mereka pun bergerak masuk dengan menggunakan pesawat chi milik para fighters. "Apa-apaan ini? Rupanya mereka sudah mengetahui kedatangan kita ke sini," ujar Shavanna menegaskan keterkejutannya saat melihat begitu banyak pasukan berbaju besi di hadapan mereka dan pasukan belalang hijau raksasa yang banyak jumlahnya. Mereka harus memutar otak untuk melewati pasukan itu tanpa banyak terluka. Tidak. Bahkan dengan seribu orang fighters yang kuat, mereka takkan mampu mengalahkan pasukan itu. "Ini gawat. Jika mereka dari Klan The Sorcerer, akan sulit bagi kita untuk mengimbangi mereka." Benar yang dikatakan Caleb, bahkan jika kekuatan mereka sebanding, seribu fighters takkan sanggup melawan sekitar sepuluh ribu pasukan. "Sensei, kita harus menyusun rencana," ujar Frost pada Caleb. Caleb pun kemudian menyampaikan rencananya pada para fighters. "Ini tidak mungkin berhasil," sahut Shavanna yang tampak pesimis melihat keadaan saat ini. "Punya ide lebih baik?" tanya Caleb membenarkan rencananya. Frost pun menyambung ucapan senseinya itu dengan sebuah dukungan, "Dia benar. Ini bukan misi yang bisa kita tunda begitu saja. Misi ini tidak hanya menyangkut satu nyawa, tapi nyawa kita semua."

***

"Yup, bocah pintar! Serang aku sekarang juga, dan akan kutunjukkan apa itu neraka......" *(menyeringai)

***

"Kita mulai," teriak Caleb tegas.

BOOOMMMM...

"Nah, fokuslah pada serangan pengalihan itu, pasukan besi dan para belalang tengik. Aku akan memberikan kejutan spesial untuk kalian. Hahaha..." gumam Hunter dalam hati. Ia sama sekali tidak berniat untuk gagal dalam kesempatan yang telah diberikan oleh para fighters tersebut.

"[Aetrix, Lava Fountain...]" ucap Hunter mempersiapkan jurusnya. Dan...

BOOOMMMM....

SSSHHHH.....

"Berhasil, sensei!" teriak Hunter senang. "Tidak, lihatlah baik-baik. Mereka bahkan tidak terpengaruh dengan lavamu. Mereka sempat terbakar, tapi langsung bangkit lagi," sahut Frost membuat semua fighters kehilangan akal sehatnya. Tidak habis pikir, entah apa yang terjadi, tapi serangan sekuat itu sama sekali tak menumbangkan satu pun dari mereka. Tak satu pun. "Berhati-hati semua, mereka akan menyerang kita. Bersiaplah!" perintah Caleb pada para fighters. "[Frozen Arrow...Freezing]" ucap Frost mengeluarkan senjata andalannya, busur panah dengan anak panah yang membekukan apapun yang ditusuknya. Dengan lihainya, ia memanah beberapa pasukan di sekitarnya sekaligus. "Sial, mereka membeku tak sampai tiga detik dan langsung menyerangku lagi," keluh Frost yang mulai kewalahan menghadapi mereka.
"Setiap kulilit mereka dengan cambuk milikku, tubuh mereka memang hancur. Tapi hanya sesaat sampai tubuh mereka menyatu lagi," keluh Ivy yang juga kesulitan bahkan setelah ia menggunakan cambuk chi miliknya.

Descendant of The Last Summer : "Wings of Dragon"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang